Rachel

17 3 0
                                    

Darren meletakan buku yang baru saja di bacanya. Dia tidak masuk hari ini dengan alasan sakit. Sebenarnya, Darren sudah merasa lebih baik. Tapi, karena keinginan papanya, Darren terpaksa ijin tidak masuk sekolah hari ini.

Awalnya Darren mengira bahwa papa hanya ingin memberikan waktu istirahat padanya. Tapi salah, hal ini malah menjadi peluang besar bagi papanya untuk menghukum Darren.

Mungkin karena waktu makan malam bersama keluarga Rachel waktu itu, Darren sempat menolak penawaran sekolah di Amerika. Dan mungkin karena itu, membuat papa dan mama sangat malu.

Darren tidak bisa melakukan apa apa dengan bebas. Bahkan dia tidak boleh beranjak dari tempat tidurnya. Di depan pintu kamar Darren ada 2 bodyguard yang berjaga di sana. Di dalam kamar Darren ada 1 bodyguard yang terus mengawasi gerak gerik Darren. Bahkan untuk ke toilet, harus ada bodyguard yang menunggunya di depan pintu kamar mandi lalu mengantar Darren kembali ke tempat tidur lagi.

Di tambah lagi, ada Rachel disini. Mendengar keadaan Darren yang buruk, kepulangan Rachel ke Amerika di batalkan. Rachel - lah yang akan merawat Darren selama dia sakit.

Darren menghembuskan nafasnya berat, dia merasa seperti anak burung di dalam sangkar.

" Mau sampai kapan? " Tanya Darren.

Rachel yang duduk di samping tempat tidur yang sedang sibuk memainkan tablet nya memutar pandangan ke arah Darren.
" Apanya? "

Darren merubah posisinya dari tidur menjadi duduk.

" Ren, mending kamu tidur aja dulu. " Seru Rachel yang menghalangi Darren untuk bangkit berdiri.

Darren menepis tangan Rachel kasar.
Rachel terkejut akan perlakuan Darren, tak biasanya dia menolak perlakuan baik darinya.

" Sampai kapan lu mau berakting? "
Darren mengerutkan kedua alisnya.

" Maksudmu apa? " Tanya Rachel bingung.

" Lu pasti sudah tahu. Gak usah pura pura bego. " Darren menghembuskan nafasnya lagi. " Lu pasti udah tahu. Kalau gue dengar semua pembicaraan lu sama bokap lu di rumah sakit beberapa tahun lalu. "

Rachel terdiam. Dia mengerti apa maksud Darren.

" Mau sampai kapan lu pura pura baik sama gue? Sampai semua harta bokap gue lu ambil? Iya? " Tanya Darren dengan nada kesal.

" Iya, memang dulu aku sama papa pernah buat rencana yang emang gak baik. Aku tahu. " Balas Rachel dengan tatapan datar.

" Kalau lu emang tahu itu gak baik, kenapa lu tetap pura pura baik sama gue? " Darren mulai terlihat emosi.

Rachel terdiam sesaat. " Pertama, aku minta maaf kalau keluargaku ada niat jahat ke keluargamu. Kedua, asal kamu tahu Ren, aku gak pernah pura pura baik ke kamu. Apa yang kamu lihat itu salah Ren. Aku baik sama kamu karena aku emang sayang sama kamu. " Jelas Rachel.

Darren tersenyum sinis, tidak percaya dengan perkataan Rachel.
" Bohong. "

" Darren, plis percaya sama aku. Aku tahu dulu menyetujui permintaan dari papa emang salah. Aku minta maaf Ren. " Rachel menghembuskan nafasnya berat.

Darren menatap Rachel sinis, tidak percaya dengan perkataan Rachel.

" Aku gak pernah pura pura Ren. Aku baik ke kamu, karena aku sayang sama kamu. " Jelas Rachel.

" Sayang? " Darren tersenyum sinis.
" Kalau emang maksud lu gitu, kenapa lu terus lakuin ini ke gue? Kenapa lu terus biarin gue kesiksa gara gara lu? Kenapa?! " Bentak Darren yang tampak penuh kemarahan.

MoodBoster [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang