" Kaget ya? " Rachel tersenyum bahagia.
" Bagaimana bisa? " Darren terkejut.
***
Rachel mengetik beberapa pesan spam untuk Darren. Tapi tidak ada satupun pesan yang di jawab. Di baca saja tidak.
" Gue salah apa sih? Sampai Darren kayak gini. " Rachel kesal. Dia melempar ponselnya ke tempat duduk di samping.
" Mungkin dia udah benci sama lu. " Jawab seseorang yang ada di bangku depannya.
" Diam lu. "
" Permisi non, kita mau sampai kapan di dalam mobil terus? " Tanya sopir mobil Rachel.
" Seharusnya sekarang kita keluar. " Jawab Rachel.
Orang yang ada di bangku depan Rachel memutar badannya, melihat ke arah Rachel dengan senyuman lebar.
" Sekarang? Gue udah gak sabar. " Stefan tersenyum bahagia.
" Senyum lu norak. " Rachel membuka pintu mobil di ikuti Stefan. Sedangkan sopir Rachel tetap di dalam mobil.
" Apa rencana lu? " Tanya Rachel.
" Kita cari Mela, lalu kita ke Darren. " Jawab Stefan masih dengan senyum lebar di wajahnya.
Rachel melepas kacamata hitamnya.
" Gue ngikuti lu dari belakang. "Stefan mulai melangkahkan kakinya di ikuti Rachel di belakang.
Tak lama, mereka sudah sampai di ruang tari. Tempat Mela biasa latihan sepulang sekolah.
Pintu ruang Tari terbuka, tampak Mela keluar sambil membersihkan keringatnya dengan tissu.
" Hai Mela. " Sapa Stefan.
Mela terkejut. " Ngapain lu di sini? "
" Ada yang cari kamu. "
" Udah gue bilang, gak usah cari cari gue lagi. "
" Bukan gue Mel. Tapi Rachel."
" Rachel? " Mela tampak tak asing dengan nama yang baru saja dia dengar.
" Hai Mela. " Sapa Rachel yang ada di belakang Mela. " Gue Rachel. Lu Mela kan? " Rachel tampak ramah.
Mela terdiam tidak menjawab.
" Gak apa apa kok, kalau gak mau jawab. " Rachel tersenyum ramah.
" Ada perlu apa ya? " Tanya Mela.
" Gue cari lu. Cuma mau tanya doang. "
" Tanya apa? " Mela mengerutkan kedua alisnya.
" Lu siapa? " Tanya Rachel.
" Gue Mela. " Jawab Mela.
Rachel tertawa kecil. " Bukan itu jawaban yang gue mau. "
" Lalu? " Tanya Mela.
" Lu siapa? Lu siapa-nya Darren? " Rachel mulai melihat tajam Mela.
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...