Mela baru saja keluar dari ruang BK. Dengan wajah lesu, dia berjalan menuju Netta dan Sofia yang sudah menunggunya.
"Gimana? Lu di hukum?" Tanya Sofia.
Mela menggeleng " Untung aja gak. "
" Lu kenapa sih? Sampai bisa ketiduran di kelas? " Tanya Netta, mengerutkan kedua alisnya.
" Kurang tidur maybe. " Jawab Mela.
" Emang lu ngapain kemarin malam? Ronda? Atau.. Lu mikirin Darren?" Goda Netta.
Mela memutar kedua matanya,
"Gatau, gue mau balik. ""Jujur aja deh. " Goda Sofia menyenggol pelan lengan Mela.
" Apaan sih? " Mela mulai berjalan meninggalkan ruang BK.
Sebenarnya memang benar, Mela memikirkan keadaan Darren semalam sampai tidak bisa tidur. Ingin sekali Mela datang untuk menjenguk, tapi itu gak mungkin juga. Ada resiko besar kalau Mela sampai nekad datang menjenguk Darren di rumahnya.
Mela tidak kembali ke kelas, dia pergi ke kantin. Mengingat beberapa menit lagi akan mulai jam istirahat.
Mela duduk di salah satu kursi di kantin, dan menundukan kepalanya. Menopang kepalanya dengan tangannya.
" Mel. " Panggil Netta yang ikut duduk di bangku depan Mela di ikuti Sofia.
" Hm? " Jawab Mela tanpa mengubah posisinya.
" Gak jadi. " Jawab Netta singkat.
Bel istirahat sudah berbunyi, suara langkah kaki anak anak yang menuju ke kantin sudah mulai terdengar.
Mela memutuskan untuk tidur selama jam istirahat. Dengan lengannya yang di letakan di atas meja sebagai bantal.
Netta yang memutuskan untuk membeli makanan, sedangkan Sofia duduk diam di depan Mela sambil memainkan handphone-nya.
Tak lama, Lena datang menghampiri teman temannya.
" Sof, lu habis dari mana? " Tanya Lena yang sekarang duduk di samping Mela yang sedang tertidur." Ke BK, nemenin Mela. " Jawab Sofia.
" Ooh, gue kira lu escape. "
" Sekalian juga, hehe. "
" Emang Mela kenapa? Sampai di panggil BK? "
" Tidur di kelas. "
" Kok bisa? "
" Entah, mikiran Darren mungkin. "
Mela yang tadi tertidur mengangkat kepalanya.
" Siapa yang mikirin Darren? "" Kan bener kata gue. " Sahut Sofia.
" Gue gak mik- " Mela terdiam melihat kedua sahabatnya yang menatapnya dengan wajah tak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan. " Gatau ah, gue mau tidur lagi. "
" Iya, lu bener Sof. " Kata Lena di sambung tawa kecil di ikuti Sofia.
Netta yang baru saja membeli mie ayam duduk di samping Sofia dan langsung menyantap mie ayam miliknya.
" Lu makan gak bagi bagi Net. " Kata Lena yang terlihat menginginkan mie ayam juga.
" Beli sendiri. " Jawab Netta singkat lalu melanjutkan suapan keduanya.
Dari pintu kantin terdengar suara langkah kaki yang sangat keras. Seperti sengaja untuk di hentakan ke lantai.
Langkah kaki orang marah. Tak hanya satu, ada lebih dari satu orang. Terdengar dari banyaknya langkah kaki orang yang menghentakan keras keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...