Aku meletakan sendok dan garpu di atas piring kosong. Nasi goreng yang ada di piring itu sudah Habis aku makan. Sama seperti Darren, nasi goreng yang dia makan juga sudah habis.
Kami berada di suatu tempat makan tak jauh dari sekolah. Walaupun letaknya tidak jauh dari sekolah, aku baru pertama kali datang ke tempat ini.
Tempat ini lebih mirip kafe, tapi Darren bilang ini adalah restoran. Tempat ini cocok sekali untuk anak muda.
Tembok berwarna toska di hiasi tumblr lamp dan beberapa foto artis terkenal. Tempat makan ini juga unik, ada ruangan tersendiri untuk setiap meja jadi ini tempat yang sangat pas untuk pacaran, tapi tetap di lengkapi dengan CCTV jadi terjamin keamananya.
Kami duduk di meja paling pojok kanan karena semua meja sudah penuh. Aku melihat sekeliling restoran ini, sungguh indah. Cocok untuk anak muda sepertiku.
" Kenapa Mel? Tempatnya gak enak? " Tanya Darren yang ternyata melihat ku dari tadi.
" Oh, gak kok. Tempatnya bagus" Jawabku lalu melihat ke arah Darren.
" Baru pertama kali kesini? " Tanya Darren lalu meminum jus jeruknya.
" Iya " Jawabku singkat. Aku melihat ke sekitar lagi.
Ruangan ini di penuhi dengan 1 meja dan dua sofa yang aku dan Darren duduki. Mejanya terbuat dari kaca namun memiliki kaki dari kayu berwana hitam dan sofa yang kita duduki berwarna putih.
" Masa? Padahal dekat sekolah loh" Tanya Darren lagi sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
" Iya " Jawabku sambil tertawa kecil lalu meminum jus alpukatku. Kami terdiam. Suasana jadi canggung. Aku hanya terus meminum jus miliku, gatau mau ngapain.
Darren sibuk dengan handphonenya, dia seperti sedang menjawab chat penting.
"Udah yuk jalan. Aku bayar dulu" Ajak Darren. Kami mengambil tas masing masing lalu beranjak pergi dari meja tempat kami makan tadi. Aku menunggu Darren yang sedang membayar makanan di mobil. Setelah membayar makanan, kami masuk kedalam mobil.
" Mau kemana? " Tanyaku pada Darren.
" Jalan " Jawab Darren santai sambil tersenyum.
" Jalan ke mana? " Tanyaku lagi penasaran.
" Liat aja nanti " Jawab Darren, aku hanya mengangguk.
Darren menancapkan kunci mobilnya lalu mandorong gasnya.
"Kamu kok bisa langsung percaya sih? " Tanya Darren sambil tetap menyetir mobilnya.
" Maksudnya? " Tanyaku tidak mengerti maksud Darren.
" Baru kenal, mau aja di ajak jalan. Padahal kamu sendiri gatau tujuanya kemana " Jelas Darren sambil tetap fokus menyetir.
"Owh, gatau juga. Mungkin karena kamu orang baik " Jawabku sambil memainkan rambutku.
" Baik? Karena nolong kamu? " Darren melihatku sebentar lalu fokus menyetir lagi.
" Mungkin. Kamu gak ada maksud jahat kan? " Tanyaku lagi. Darren diam sebentar kemudian tersenyum.
" Kalau ada" Jawab Darren.
" Jangan bohong "" Gak bohong " Darren tersenyum lalu mengunci pintu mobil dan mempercepat laju mobil.
Aku kaget dan mulai panik.
" Darren serius dong " Aku mencoba tenang. Darren menambah kecepatan laju kendaraannya.Darren tertawa kecil. " Turunin aku di sini! " Aku panik, aku sudah berfikir yang aneh aneh bila dalam keadaan panik.
" Hahaha gak Mel, bercanda. Gampang banget sih di bohongin" Darren melihat ku sekilas sambil tersenyum.
" Serius? " Tanyaku.
" Iyaaa " Darren tertawa kecil.
" Ihh, lu bikin panik aja " Aku memukul pelan lengan Darren.
" Lu sih gampang banget di bohongin. Dasar polos " Darren tersenyum.
Dia seperti puas telah membohongiku dan membuatku panik. Kami terdiam sesaat kemudian tertawa bersama. Aneh, tapi ini menyenangkan. Darren kembali fokus pada jalan, aku mengecek handphone ku setelah mendengar ada SMS masuk.
" Kok mukamu suram Mel? Dari siapa SMS nya? " Tanya Darren sambil memutar setir mobilnya.
" Gapapa kok " Jawabku lalu memasukan handphone kedalam tas.
" Lu kalau ada masalah cerita aja, hmm.. Tapi gue gak maksa juga sih " Darren melihat ku, lalu mengelus kepalaku. Jantung ku berdetak sangat kencang. Kepalaku di elus cogan, rasanya istimewa.
" Hmm, ini... SMS.. Itu.. Dari.. " Aku menjawab dengan putus putus karena jantungku berdetak sangat kencang membuat ku tidak bisa berfikir.
" SMS nya kenapa Mel? Dari siapa? " Jawab Darren lalu lanjut fokus ke jalan mengingat lampu hijau sudah menyala.
" Itu, dari... "
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...