Secret

11 3 0
                                    

   Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Tapi, Darren masih saja belum datang ke kantin bergabung dengan teman temannya.

Darren memilih diam di kelas, entah kenapa dia ingin sendiri untuk beberapa saat. Belakangan ini banyak hal hal mengejutkan di luar pikirannya terjadi.

Alunan musik pelan dari earphones yang terpasang di telinga Darren membuat dirinya merasa tenang walau hanya sedikit. Di tutup matanya, Darren merasakan angin yang masuk dari luar melalui jendela kelas. Masih terdengar samar samar suara anak anak yang bermain basket di lapangan yang tak jauh dari gedung kelas IPA.

Darren masih terbayang bayang oleh perkataan papanya kemarin. Di tambah kedatangan Rachel yang tiba tiba. Darren masih terbayang tentang percakapan malam itu. Percakapan yang membuat dia harus menentukan pilihan yang sulit.

***

   Perpaduan suara antara sendok dan piring yang bersentuhan membuat kebisingan malam ini. Sudah hampir 30 menit, sejak makanan di sajikan terjadi keheningan. Tidak ada suara manusia sama sekali, hanya peralatan makan yang membuat suara malam ini.

Dengan jas hitam rapi yang di beri papa, Darren mengikuti makan malam keluarga ini dengan terpaksa. Tatapan kosong yang Darren berikan.

" Terimakasih makanannya. " Seru Rachel yang telah menghabiskan makan malamnya, juga membuka percakapan malam itu.

Papa menganggukan kepala, di ikuti mama.

" Maaf atas keheningan tadi. Mungkin memang agak canggung, karena kita sudah lama tidak bertemu. " Papa memulai percakapan.

" Tidak apa apa. " Balas Peter, papa Rachel.

" Bagaimana dengan sekolah mu Rachel? Apakah berjalan dengan lancar? " Tanya mama.

" Iya tante. " Rachel memberikan senyuman manisnya.

" Rachel baru saja memenangkan Olimpiade matematika. " Sambung Elly, mama dari Rachel.

" Oh ya? Wah selamat untuk kamu Rachel. " Papa memberikan senyumannya.

" Terimakasih om. " Balas Rachel dengan sedikit anggukan kepala.

" Bagaimana dengan sekolah mu Darren? " Tanya Peter.

Darren tersadar dari lamunannya, butuh beberapa saat baginya untuk mencerna pertanyaan tadi.
" Baik om. " Darren memberikan senyuman kecil, tapi masih dengan tatapan kosong.

" Apakah kamu nyaman sekolah di sana? " Tanya Peter lagi.

Darren mengangguk " Nyaman om. "

" Oh ya? Padahal itu sekolah biasa. " Peter mengambil gelas minumannya lalu meminumnya.

" Kamu gak berniat pindah ke Amerika? " Tanya Elly.

Darren tersenyum kecil " Tidak te, Darren sudah nyaman di sini. "

" Kalau kamu pindah ke Amerika bakal satu sekolah sama Rachel loh. " Balas Elly. Darren menggeleng dengan senyuman kecil.

" Darren masih malu malu, dia pasti mau. Apalagi ada Rachel. " Sahut papa.

" Bagus lah kalau begitu. Mari kita jalanan rencana kita " Balas Peter dengan senyuman bahagia.

MoodBoster [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang