"Kok kamu gitu sih beb? " Perempuan itu menarik tangan Joy lagi.
Namun Joy melepasnya. " Bella, kita gak pernah pacaran. Jadi kamu jangan manggil beb, jijik tau " Jelas Joy singkat.
" Ha? Terus kenapa kamu perhatian sama aku? Kamu juga sering anter aku pulang. Bukanya itu pacaran? " Tanya Bella dengan wajah kekecewaan.
" Gak, gue perhatian ke semua orang. Jadi lu jangan ge er dulu. Lu sudah gue anggep kayak kakak sendiri, bukan pacar " Jawaban Joy membuat muka Bella merah karena malu.
Seisi kantin yang mendengar, semuanya berteriak " Ciee ge er",
" Baperan". Karena malu Bella dan teman teman nya lari keluar kantin sambil menutupi mukanya agar tidak dilihat orang orang.Aku kembali duduk di kursi kantin, dan mau melanjutkan makananku. Netta melihat ku dari jauh dengan tatapan datar, entah apa yang dia pikirkan. Aku memutuskan melanjutkan makan mie ayam ku keburu dingin, kalau dingin gak sedap. Hehehe.
Dari arah pintu kantin aku melihat Bella datang menuju ke arahku. Mukanya masih merah karena malu. Dia mengangkat segelas teh yang ada di mejaku dan seperti ingin menumpahkan nya di kepalaku. Refleks, aku langsung menutup kepala ku dengan kedua tangan dan menutup mata.
Tapi, kenapa tidak ada siraman? Aku membuka mataku pelan pelan lalu melihat seseorang laki laki sedang menahan tangan Bella yang akan menumpahkannya ke kepala ku.
" Letakan " Kata laki laki itu dengan suara datar. Bella seperti melawan ingin melepaskan tanganya.
" Lepas " Kata laki laki itu santai. Muka Bella terlukis jelas kalau dia marah, bahkan sangat marah. Dia melepaskan gelas itu, begitu saja. Membuat gelas itu jatuh dan pecah di lantai.
Laki laki itu melepas tangan Bella. Bella melihat ku dengan tatapan yang menakutkan " Semua ini gara gara lu! "
Bella mengangkat mangkok sisa mie ayam milik Netta lalu menyiramkan sisa kuah nya ke arahku. Kelakuan Bella ini sontak membuat se isi kantin jadi ribut. Bella langsung berlari keluar kantin tanpa memperdulikan suara orang orang yang memanggil namanya. Untung saja tidak semua seragam sekolah ku terkena kuah mie. Hanya celana olahraga ku saja yang terkena.
" Astaga Mel, basah celana lu. Tunggu sini, gue ambil celana gue di tas " Netta berlari keluar kantin menuju lorong loker yang letaknya tidak jauh dari kantin.
Semua orang di kantin melihat ke arah ku, aku malu oke, tolong alihkan pandangan kalian. Joy sepertinya mengerti apa yang mengganggu ku, kemudian dia menyuruh orang orang untung mengalihkan pandangannya dari ku. Aku melihat laki laki yang menolongku tadi sedang membereskan pecahan kaca yang tersebar di mana mana.
Dia mengambil satu persatu pecahan kaca di atas meja, " Aish " Tanganya luka karena terkena pecahan kaca.
Aku langsung berdiri dan membantunya membersihkan pecahan kaca " Tangan mu gapapa? Aku aja yang bersihin. Makasih udah nolong " Laki laki itu hanya melihatku lalu tersenyum.
Lalu melanjutkan membersihkan pecahan kaca. "Gak usah, biar gue aja " Aku memberikan tisu pada laki laki itu.
Laki laki itu hanya diam melihatku tanpa ekspresi. " Hmm, kamu ke UKS aja, aku kader UKS kelas 11 IPS kok. Kamu ke UKS atas namaku aja, anggep tanda terimakasih "
Laki laki itu tersenyum ke arah ku " Oke, aku tunggu " Aku menganggukan kepala kemudian laki laki itu pergi keluar kantin bersamaan dengan masuknya Netta membawa celana olahraga miliknya.
" Mel, ganti dulu " Netta memberikan celana olahraganya kepadaku. Aku melihat ke arah pecahan kaca yang masih menyebar, gak mungkin aku tinggal gitu aja. Bu Sari menyuruh ku untuk mengganti celana dulu.
"Ibu yang bersihin "" Gapapa bu? " Tanya ku.
" Gapapa kok, demi pelanggan setia " Kata bu Sari sambil tertawa kecil.
"Makasih bu" Aku langsung meninggalkan kantin bersama Netta dan menuju toilet.
Di perjalanan menuju toilet, aku memikirkan laki laki misterius yang sudah menolongku tadi.
Oh ya, aku harus cepet cepet ke UKS!
"Netta, habis gini gue harus ke UKS "
" Kenapa? " Tanya Netta.
" Tadi ada yang mau nyiram gue, trus ada laki laki yang nolong gue tapi tanganya luka gara gara pecahan kaca " Jelasku singkat.
" Laki laki yang tadi pas pas'an lewat di samping gue di pintu kantin? Aku lihat dia megang tanganya sih... Oke lah" Netta mengangguk.
Kami mempercepat jalan menuju toilet karena aku harus ke UKS, aku sudah janji denganya. Aku juga ingin tahu siapa dia. Dan kenapa dia mau nolong gue, padahal kita gak saling kenal. Mungkin dia punya maksud baik? Tapi.. Tangannya sampai luka gara gara guee, ya ampun.. Cepat cepat. Aku mempercepat jalanku, sedikit aku berlari meninggalkan Netta di belakang.
" Ihh Mel, tunggu! Kaki gue cuma duaa!! " Teriak Netta.
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...