" Jika mereka adalah tempat liburanku, maka aku akan mengajakmu pergi ke tempat liburanku. Selamat datang "
" Melaaaa " Netta mengetok pintu kamar Mela.
Tadi di sekolah, Netta berjanji akan menjemput Mela jam 4 sore di rumahnya.
Tapi, sudah 1 jam Mela tidak keluar kamar sejak pamit untuk mandi. Awalnya Netta memakluminnya karena Mela seorang wanita yang butuh siap siap dengan waktu yang lama.
Hingga 1 jam Mela belum keluar kamar, membuat Netta kesal dan mulai mengetuk pintu kamar Mela.
" Apaan sih Net? " Balas Mela dari dalam kamarnya.
" Lu siap siap atau kerja skripsi sih? Lama banget " Netta mencoba membuka pintu kamar Mela, namun di kunci.
" Buka Mel! Gue mau masuk "" Ngapain lu masuk? Mau lihat gue ganti baju? "
" Botak lu nyet "
" Parah lu, udah ngehina gue botak, monyet lagi "
" Bawel ih, buka aja. Melaaa "
" Apa sih " Mela membuat pintu kamarnya setelah perdebatan singkat dengan Netta.
Netta melihat Mela dari ujung kaki hingga kepala.
" 1 jam gue tungguin tapi lu masih belum siap? Parah sih lu Mel "" Lu brisik sih, gue jadi males siap siap "
" Ish. Trus lu di dalem dari tadi ngapain? "
" Main game, ini gue udah naik level 10 " Mela menunjukan layar ponselnya pada Netta.
" Gak bener nih orang "
" Apa sih? Gue lagi males pergi. Udah ah mau main game lagi " Mela membalikan tubuhnya masuk ke dalam kamar lalu membaringkan diri di kasur dengan mata fokus menatap layar ponselnya.
" Ayo nyet, nanti telat. Gue yang habis " Netta menarik tangan Mela.
" Bawel banget sih lu "
" Cepet ganti baju sana "
" Gak mau "
" Melaaaa "
" Gue masih ngambek sama lu "
" Ya elah Mela, cuma gara gara tadi doang lu ngambek "
" Iyalah, sakit Net kaki gue " Mela memijat kakinya yang sakit.
" Iya sih, emang agak parah tadi "
***
Bel sekolah telah berbunyi, di ikuti dengan suara langkah kaki para siswa yang berhamburan keluar kelas.
Roy masih tertidur dengan nyenyak di mejanya. Sejak jam pelajaran terakhir, yaitu kimia. Pelajaran paling membosankan yang pernah ada bagi Roy.
Karena efek lelah dan sudah jam tidur siang, Roy memutuskan untuk bertukar tempat dengan Prince yang ada di belakangnya untuk mengistirahatkan mata.
Darren mengguncang guncang tubuh Roy yang masih tertidur
" Nak.. Bangun. Udah siang " Jiwa ke-ibu'an Darren muncul." Masih gak mau bangun dia? " Tanya Prince.
Darren menggeleng
" Trus? Gimana? Siram? " Tanya Darren." Jangan, basah semua. Kasihan yang piket "
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...