" Lihat! " Perempuan bertubuh mungil dengan dress putih itu menunjuk matahari terbenam.
Stefan menyipitkan matanya, berusaha melihat matahari yang menyilaukan mata itu seperti tenggelam di lautan.
" Indah bukan? "Perempuan mungil itu mengangguk bersemangat lalu berlari di atas pasir pasir pantai menuju Stefan.
" Hati hati, nanti kamu terjatuh. " Stefan menangkap perempuan bertubuh mungil itu pada pelukannya.
Perempuan itu balas memeluk,
" Tenang aja, jangan khawatir. "Stefan tertawa lalu mengelus kepala perempuan itu.
Mereka berdua duduk di atas batu besar sambil melihat matahari terbenam di pantai itu.
Hembusan angin sejuk dengan udara yang segar menambah kenyamanan di tempat itu.
Perempuan mungil itu menyandarkan kepalanya pada pundak Stefan. Dia menutup matanya, menikmati hembusan angin yang ada di pantai itu.
" Aku mau tanya dong. " Kata perempuan mungil itu.
" Apa? " Jawab Stefan, melihat perempuan mungil itu yang sekarang sedang menatapnya.
" Aku orangnya gimana sih? " Tanya perempuan itu.
Stefan terdiam sebentar, " Kamu itu, cantik. "
" Oh ya? " Perempuan mungil itu tersenyum lebar.
Stefan tertawa, " Kalau aku? "
" Lu itu berbeda. " Sahut seseorang dari belakang.
" Kak Mela! " Seru perempuan bertubuh mungil tadi, saat melihat Mela yang datang tiba tiba.
Mela tertawa, dia menghampiri Nadya, adik perempuan Stefan. Lalu memeluknya erat.
" Mana permennya? Kak Mela sudah janji. " Tanya Nadya bersemangat.
Mela tertawa, " Di hotel. "
Nadya tersenyum lebar, tanpa menjawab dia segera berlari menuju hotel.
" Jadi... Gue berbeda? " Tanya Stefan.
" Iya. " Jawab Mela dengan senyum di wajahnya.
Sekarang giliran Mela yang menyandarkan kepalanya pada pundak Stefan. Kenyamanan ini bisa dia rasakan hanya bersama Stefan.
Sama dengan Stefan, kenyamanan ini hanya bisa dia rasakan hanya bersama Mela.
Liburan kali ini, mereka putuskan untuk berlibur bersama. Yup, keluarga Stefan dan keluarga Mela.
Saat itu, semuanya masih indah. Papa dan Mama Mela masih saling mencintai satu sama lain. Mereka masih menjadi keluarga yang utuh dan harmonis.
" Indah ya. " Mela melihat bintang bintang yang ada di langit pantai saat itu.
Waktu terasa begitu cepat di saat bersama seseorang yang kalian sayangi.
" Bintang itu. Kayak lu. " Tambah Stefan.
Mela mengerutkan alisnya bingung,
" Kok bisa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...