19. Doubt

6.7K 509 85
                                    

Setelah seharian berada di perpustakaan dan bolak balik mengejar dosen pembimbingmu akhirnya kau menginjakan kaki di rumah.

Kau melepas sepatumu malas lalu dengan kaki yang terseok - seok kau melangkah masuk menuju ruang tengah.

"Tae?" Ujarmu sesaat setelah melihatnya duduk di sofa. Memerhatikanmu masuk sedari tadi.

"Apa kau tak ada jadwal hari ini?" Tanyamu seraya meminum segelas air putih di meja pantry.

Ia diam, tak menjawab pertanyaanmu.

"Sudah makan?" Tanyanya tiba - tiba.

Kau mengangguk.

"Kau?" Kau bertanya balik.

"Aku? Tak usah pedulikan aku. Aku bisa mengurus diriku sendiri" jawabnya terkesan sarkastik.

Kau mengerutkan alismu. Kau merasa ada yang aneh dengan dirinya.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Ani, ada atau tidak masalah yang terjadi padaku bukanlah suatu hal yang penting sekarang. Iya, kan?" Ujarnya disela aktifitas memainkan ponsel pintarnya.

Kau mencoba mendekatinya. Duduk di sofa bersamanya.

"Ada apa, hm?" Ujarmu seraya mencoba mengenggam tangannya tapi tak seperti biasa ia menepis tanganmu.

Tak ada satu kata pun terucap dari bibirnya.

"Tae. Katakan sesuatu. Apa yang salah?" Kau mencoba bertanya padanya sekali lagi.

Tapi ia tetap bergeming.

Kau menyerah. Kau berniat meninggalkannya sendiri dan pergi tidur. Kau terlalu lelah untuk berdebat.

"Bagaimana? Kau juga benci diabaikan, bukan?" Ujarnya membuat langkahmu terhenti.

Kau berbalik menghadapnya.

"Apa maksudmu? Apa yang salah denganmu, Tae?"

"Apa yang salah denganku? Bukankah itu yang seharusnya aku tanyakan padamu?" Jawabnya seraya menatapmu.

Tatapan yang benar - benar menusukmu.

"Aku tak mengerti apa yang terjadi. Kau selalu fokus dengan duniamu sendiri. Bahkan kau tenggelam di dalamnya." Ujarnya lagi.

"Berhenti berbelit - belit dan katakan apa salahku" potongmu.

"Salahmu? Tidak. Kau tak salah sama sekali. Aku yang salah disini" jawabnya.

Kau menekan emosimu untuk tidak egois. Mencoba membujuknya sekali lagi.

"Baiklah. Jika aku salah, maafkan aku. Aku mohon, Tae. Aku lelah." Bujukmu.

"Sekarang aku tahu, mungkin dari awal hanya aku yang terlalu bersemangat dengan perasaan dan hubungan ini. Katakan. Kau ragu, bukan?" Ujarnya panjang lebar.

"Apa maksudmu?"

"Ini salahku karena terlalu mencintaimu, Y/n. Maaf jika kau terpaksa"

"Tae.. Apa yang kau katakan? Jika aku salah, maafkan aku. Aku memang sibuk akhir - akhir ini. Tapi bukan berarti aku sengaja mengabaikanmu. Aku hanya--"

"Kau lelah, bukan? Ini salahku. Aku mengenggammu terlalu kuat."

"Apa maksudmu? Aku sama sekali ti--"

"Kau boleh pergi jika kau mau"

Kalimat itu seketika membuatmu beku. Kau tak tahu harus berkata apa padanya.

Kau bingung. Apa yang salah?

Tenggorokanmu terasa kering seketika. Sekuat hati kau menahan airmatamu.

Imagine Marriage Life Series : Taehyung x You [ H I A T U S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang