"Apaan tu ka Mia, pake suruh gue ke supermarket. udah tau lagi males eh malah suruh belanja lagi, untung gue sayang kalau kagak uhhh udah gue benyek-benyek dari tadi"cerocos Dito sepanjang jalan seteh ia pulang dari supermarket akibat syarat yang di berikan sang kaka ternyata ganda dia pun hanya bisa pasrah,dari pada uang jajanya yang harus jadi korban akibat kejailannya yang kambuh dan tidak mau minta maaf.
Tak
"Awww"ringis seseorang
"Waduh pake kena orang lagi"panik Dito, karena saat ia akan membuang kaleng minuman ke tong sampah yang ada di taman, ia ternyata salah sassaran bukanya masuk tong sampah malah kena ke seorang perempuan yang sekarang sedang mengusap-usap jidatnya yang kemungkinan sedikit memar karena saat ia melemparnya lumayan memakai tenaga sehingga tak aneh jika orang tersebut kesakitan.
Dengan keberanian yang ia punya Dito pun, memutuskan untuk menghampiri orang tersebut dan berniat ingin meminta maaf, karena ia tau jika ia yang salah disini.
"Ehm, maaf mba tadi saya gak sengaja"setelah mengucapkan kata tersebut perempuan itupun langsung melihat ke arah Dito dengan tangan yang masih berada di keningnya dan hal itu membuat Dito kaget, sebab orang yang terkena lemparanya seperti bidadari yang baru turun dari langit.
"Lain kali kalau mau buang sampah itu yang bener"ucap perempuan tersebut memperingatinya, saat ia melihat siapa orang tersebut ia kaget.
"Emh iya mba kalau gitu maafin saya ya. Saya janji kok gak bakal gitu lagi"balas Dito sambil menahan jantungnya yang entah kenapa menjadi dag dig dug tak karuan.
"Yaudah saya maafin, kalau gitu saya permisi"perempuan itupun pergi meninggalkan Dito yang sedang keadaan melamun. namun saat ia sadar jika perempuan Tersebut telah pergi ia mulai mengejarnya untuk sekedar perkenalan atau mungkin lebih.
"Ehh mba tunggu"teriak Dito sambil berlari mengejar perempuan tersebut yang sudah pergi lumayan jauh darinya.
"Ehh kenapa ya?"
"Boleh kenalan gak?"
"Bo..lehh"
"Yaudah kenalin nama saya Dito Angga Bawisana anak bungsu keluarga bawisana"sambil mengulurkan tanganya bersalaman
Perempuan itupun membalas jabatan tangan Dito, "nama saya Naina Kalilla Koziara"sebutnya sambil terseyum tulus yang membuat Dito semakin klepek-klepek.
"Ohh Naina anak keluarga Koziara itu kan!!"ucap Dito dengan semangat yang hanya di balas anggukan oleh Naina.
"Wahh gak yangka ya,vternyata kamu secantik ini kalau dilihat dari deket"goda Dito dengan seyuman jahilnya.
"Ahh gak juga, yaudah kalau gitu saya pulang dulu ya Angga"pamit Naina yang secara tak sadar memanggil Dito dengan nama tengahnya.
"Angga??,ciee yang panggil aku Angga"goda Dito tanpa canggung yang membuat pipi Naina bersemu merah namun tak disadari oleh Naina sendiri.
"Ehh emang kenapa gitu"ucap Naina gugup.
"Gak papa, yaudah kalau gitu sampai jumpa Kalilla semoga kita bakal ketemu lagi lain kali"setelah perkenalan itu mereka berdua pun berpisah di taman yang tak mereka sangka akan menjadi tempat yang penuh dengan kenangan untuk mereka nantinya.
"Kok gue kayak gak asing lagi ya, sama nama itu!"batin Dito.
****
"Naina pulang"ucap Naina lirih
"Jam segini Baru pulang dasar gak tau aturan "Naina tidak membalasnya dia pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya meningalkan orang tersebut yang sedang menahan marah karena di acuhkan.
Naina hanya merenung di dalam kamarnya tak ada yang bisa ia lakukan selain melamun dan melamun. mungkin jika dia itu orang lain tak akan ada orang yang kuat menjadi dirinya dan akan memilih bunuh diri untuk meyelesaikan semua masalah yang ada dalam kehidupanya atau mungkin dengan cara melukai dirinya sendiri.
Setetes air mata jatuh ke tanganya yang sedang berada di atas kakinya yang ia gunakan untuk menompang dagu, dengan perlahan tetesan air mata itu menjadi tangis kesakitan. ingin sekali ia menyelesaikan semua ini namun ia bingung, harus dengan apa ia melakukanya yang ia bisa hanya menangis dan menangis sendirian dan menahanya agar tak menibulkan suara, tak ada yang menemaninya sekarang dia hanya sendirian.
Cklek
Orang itu berdecak,dan memutar bola mata malas"nangis lagi"
"Udah diem deh berisik tau gak"Naina tidak melakukan perintah orang itu, dia terus menangis menumpahkan segala kesakitanya yang ada, dengan penglihatannya yang buram karena air mata yang terus keluar ia melihat orang itu mendekat ke arah dirinya dan satu tamparan keras mengenai pipi kananya yang membuatnya meringis karena sakit.
Plak plak
Dua tamparan mengenai pipi kirinya. sakit, hanya itu yang Naina rasakan dengan tanpa dosa orang itu melongos pergi meninggalkan Naina yang kesakitan akibat tamparan yang diberikan orang itu, menagis dan menangis itu saja yang sekarang ia lakukan hanya dapat menangisi keadaan hidupnya yang terus-terusan di siksa mau secara fisik ataupun bukan,itu sudah menjadi makanan Sehari-harinya mau itu di sekolah ataupun di rumahnya sendiri.
"Tuhan, aku sudah gak kuat lagi dengan semua cobaan ini, aku sangat ingin mengakhiri ini semua, ku mohon tuhan buat aku pergi dari dunia ini dan membuat aku mengakhiri semua cobaan ini!"doa Naina sambil diiringi tangisan yang entah kapan bisa berhenti.
Tak butuh waktu lama Naina pun mulai tertidur di atas kasurnya dengan pakaian yang masih kumplit saat ia berjalan-jalan dan tak lupa semua masalahnya, ia lupakan sejenak hanya saat tidur.
Dia mengucapkan syukur kepada sang pencipta karena ia masih bisa menenangkan pikiranya hanya dengan tidur dan memimpikan seseorang yang ia sayangi. namun gagal ia pertahankan kini tinggal waktu yang akan menunjukan harus bagaimana ia menjalani hidupnya.
***
Terus lanjutin baca cerita ini sampai tamat ya, ini udah masuk tahap revisi kok.
Read, vote and coment!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Fake Nerd ( End )
Ficção Adolescente'Seperti cinta yang datang tanpa di undang, dan seperti perasaan ini yang muncul tanpa ada undangan, melainkan sinyal dari dirimu yang seakan-akan menyuruh ku untuk mencintai dirimu.' Dito Angga Bawisana 'Entah apa yang membuat ku menyukai dirimu, t...