Dengan lemas dan muka yang berantakan Dito terus berlarian tanpa memperdulikan jika baju putih abu-abu barunya kotor juga ada sobekan kecil akibat saat berlari bajunya tak sengaja tersangkut, dengan panik ia terus melanjutkan larinya ia takut tertangkap dengan kawanan para tante menor yang bercampur banci.
Dengan becekan-becekan yang ia lewati gang-gang sempit nan kumuh terus ia lewati, tadinya ia berniat supaya kawanan tersebut akan susah mengejarnya jika ia melewati jalanan yang susah dilewati apalagi menggunakan hill heals yang lumayang tinggi, namun sayang ternyata rencananya tak berjalan mulus.
Sampai sekarang masih ada beberapa dari mereka yang masih mengejarnya tanpa menggunakan alas kaki, di setiap lombang yang becek yang ia lewati pasti ada saja salah satu dari mereka terjatuh dengan keadaan bokong yang mendarat ke dalam lombang yang penuh dengan lumpur yang menjijikan.
Dengan sisa tenaga ia terus berlari demi menghindari kejaran makhluk-makhluk yang bermuka ondel-ondel saat ia melihat kembali ke belakang tinggal ada 5 orang yang masih mengejarnya dan saat ia lihat lagi sepertinya mereka banci karena terlihat dari otot-otot mereka jika mereka ternyata seorang laki-laki karena baju kurang bahanz plus ketat yang mereka pakai dan tak lupa teriakan-teriakan kesal yang di berikan mereka kepada Dito semakin membuatnya takut.
Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sudah tidak ada yang mengejarnya lagi, Dito pun memutuskan untuk pesan ojek online dari pada harus menaiki bus yang sekarang terpakir di halte tak jauh darinya, karena tak mau menahan malu ia nemutuskan untuk memakai jaket biru yang ia bawa di dalam tas agar tak terlalu kelihatan kotor.
"Ogah gue mah main TOD lagi, kalau kayak begini mah!"gumam Dito yang kelelahan.
20 menit kemudian akhirnya ojek pesananya sampai, dan itu membuat Dito lega karena hari ini tidak akan ada kesialan lagi, namun sayang itu hanya akan menjadi sebuah angan untuknya, tanpa ia sadari jika saat sampai di rumah bundanya akan berpidato sepanjang aliran sungai musi.
"Berapa pak?"
"Rp 20.000 mas"
"Ini pak, makasih"
"Sama-sama"
"Assalamualaikum, Dito paling ganteng pulang"
"Waalaikumsalam salam, eh Dito baru pulang"sambut Anisa senang saat melihat anak bungsunya pulang dengan selamat.
"Iya bun"
"Oh...kalau git___ Dito ya ampun kamu kenapa sih, kenapa seragam kamu kotor begini, terus sepatu kamu ke orang yang baru balik dari sawah tau gak. ini lagi kenapa celana kamu kok sobek, ya ampun Ditooo kamu ini kenapa sih kenapa baju kamu kotor begini terus ada sobekan lagi mana panjang, Dit Dit kamu ini kenapa sih hmm, kok penampilan kamu jadi hancur ke gini, setau bunda di sekolah kamu gak ada yang namanya pelajaran ngebajak sawah walaupun itu jurusan ipa. ayo jawab Dito jangan diem aja! kamu mau bunda hukum!!hemm, jangan pasang muka bloonnya kamu Dito!bunda minta penjelasannya sekarang!!cepett!!cepett Dito!!"cerocos bundanya dengan nada yang cepat dan kesal.
Tanpa dosa Dito hanya nyengir ketakutan karena takut jika kakak perempuannya yang menyebalkan itu sampai menanyakan apa penyebabnya.
"Loh Dit ko kamu baru pulang jam segini?"tanya sang ayah yang belum menyadari jika penampilan sang anak bungsu yang kucel melebihi petani yang baru pulang dari sawah.
"Nih yah liat anakmu, masa pulang sekolah keadaanya ke udah di kejar-kejar preman di tempat yang banyak lumpurnya"curhat Anisa kepada suaminya Dave.
Dave hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat keadaan anak laki-lakinya seperti seorang petani atau mungkin anak yang sudah lama tak mandi juga blangsakan.
"Dito kamu bersih-bersih aja gih, jangan lupa nanti bajunya buang aja, terus nanti kamu beli lagi aja buat ganti besok"
"Iya yah, yaudah kalau gitu Dito ke atas dulu ya yah, bun"
Karena kesal akan sikap suaminya yang bukan membelanya ia hanya berdehem untuk menjawab ke Dito,dan Anisa langsung pergi meninggalkan suaminya yang tadi meminta dibuatkan kopi namun belun ia buatkan karena moodnya yang sedang hancur."Lah, ko pergi bun kopi ayah mana?"
"Gak ada kopi"
"Yah salah lagi deh"pasrah sang ayah
****
"Yes gak dimarahin ayah, aman"sorak gembira Dito sambil loncat-loncat diatas kasur setelah ia mandi.
"untung dah gue kagak ketangkep sama tu tante-tante kalau ketangkep bisa abis gue, ya ampun kagak kebayang deh nanti gue diperlakukan ke gimana!bisa-bisa...gue ....disu..ruh jadi.....banci!!!no no no no itu gak boleh sampe terjadi kalau kejadian bisa ancur seancur-ancurnya hidup gue"setelah berceloteh sendiri Dito melamun pikirannya melayang entah berantah.
Dia tersadar akan sesuatu"ampunn da h ko gue bisa lupa sih sama janji bikin bolu sama kalila yang seharusnya itu tuh terjadi hari kemarin, pasti dia kecewa lagi sama gue terus enggak mau ketemu lagi sama gue gimana dong!!gara-gara ka Mia pake suruh gue ikut ke bunda lagi, jadikan gagal acara pdktan gue sama kalila"Dito menyesal.
ia marah pada kakak perempuannya, rasanya ingin menggelitiki kakaknya yang paling anti dengan namanya kelitikan jika saja kakaknya sedang ada di rumah sekarang pasti ia sudah melakukannya ,tapi sayang rencananya harus di undur sampai kakaknya pulang dari kegiatan sekolahnya yang entah apa itu karena ia tak perduli asalkan sang kakak pulang selamat bersama oleh-oleh yang di bawa untuk dirinya yang banyak dan selamat.
Kepalanya pusing karena terus memikirkan Kalila yang entah bagaimana keadaanya sekarang dan reaksi apa yang bakal ditunjukan kalila padanya saat mereka bertemu, karena terlalu lapar namun ia malas untuk sekedar makan ia memutuskan untuk tidur di kasur yang bergambar lambang salah satu tim sepak bola kesanyangannya dan tak butuh waktu lama akhirnya ia tertidur lelap.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote&coment ditunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Fake Nerd ( End )
Fiksi Remaja'Seperti cinta yang datang tanpa di undang, dan seperti perasaan ini yang muncul tanpa ada undangan, melainkan sinyal dari dirimu yang seakan-akan menyuruh ku untuk mencintai dirimu.' Dito Angga Bawisana 'Entah apa yang membuat ku menyukai dirimu, t...