Saat jam pulang sekolah tiba, Dito tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan ia pergi ke suatu tempat dimana ia bisa memenangkan hatinya yang sedang galau.
Tepat di depannya kini adalah sebuah pohon besar yang diatasnya terdapat rumah yang kecil dengan dinding berwarna coklat.
Ia menaiki tangga yang menempel di pohon, saat ia memasuki rumah pohon tersebut hatinya sedikit tenang, ternyata hanya dengan melihat poto-poto Naina bisa membuat nya bahagia tapi walaupun begitu ada rasa sedih yang terselip dihatinya.
"Nai gue pengen minta maaf sama Lo"
"Nai, gue pengen banget Lo jadi milik gue"
Karena ia terlalu memikirkan Naina ia sampai tidak sadar jika dari pagi ia belum makan, perutnya keroncong dan terus mengeluarkan suara yang memalukan untung saja di sini tidak ada orang lain selain dirinya.
Ia memutuskan untuk pergi mencari makan, tapi saat ia mengeluarkan kepalanya melihat keadaan diluar ada seorang gadis yang berseragam sama seperti dirinya sambil menenteng sebuah keresek putih.
"Na........i...........na........."Naina terseyum
"Aku boleh naik ke atas gak?"Dito mengangguk, antara percaya dan tidak percaya saat melihat Naina ada di hadapannya.
Dengan hati-hati Naina menaiki tangga satu-persatu, dan akhirnya ia sampai di rumah pohon yang didalamnya terdapat Dito yang melamun.
Naina terkekeh ia mengagetkan Dito, Dito langsung sadar dengan diiringi suara perut yang kelaparan lumayan lama.
"Eh sorry ya Nai! Gue soalnya belum makan dari tadi pagi"
"Oke! No problem"
"Oh ya Dit, yang tadi pas di sekolah itu beneran gak?"
Dito bingung, harus menjawab apa? Apa dia harus menembak ulang Naina atau hanya mengiyakan saja.
"Ya Allah gimana nih!"
Naina Yang menunggu jawaban sudah tak sabar ingin mendengarkan apa yang sebenarnya.
"Ehhh jadi gini ya Nai, gue itu emang suka sama Lo! Mungkin pas pertama kali kita ketemu gue udah suka sama Lo! Sebenarnya gue ini pengen banget Lo jadi pacar gue, gak peduli Lo orang nya cupu, miskin ataupun yang lainnya. Yang terpenting hati Lo yang baik hati, dan yahh... Lo tau kalau gue suka sama Lo berarti gue pengen Lo bales cinta gue."
Naina melongo, apa maksud dari pria dihadapannya ini ingin dia menjadi pacarnya tapi dengan cara penembakan yang gak ada romantis-romantisnya sedikit pun.
"Nih cowok ke ya harus dibawa ke rumah sakit jiwa deh, atau enggak sekalian ke Dukun biar langsung sembuh"
"Gini ya Dit, bukannya gue gak mau jadi pacar Lo! Lo tau kalau gue itu orang nya cupu suka dihina sama orang karena penampilan gue kayak gini!"
Dito tersenyum"jadi Lo mau jadi pacar gue, tapi karena penampilan Lo cupu, Lo gak mau jadi pacar gue! Gitu?"
Naina terseyum " yah begitulah"
Dito merasa kesal ia langsung memadang Naina dengan muka betenya "Nai bukan berarti Lo Cupu gue Jadi gak mau sama Lo, malahan gue suka sama Lo karena apa adanya bukan apa adanya"
"Jadi? Lo mau gak jadi pacar gue?!"Naina kaget, ia sungguh tidak menyangka jika pria ini mengulang menembaknya tapi tidak ada romantis nya sama sekali.
"Amit-amit deh nih cowok kagak mau modal apa kagak mau ribet"
"Yaudah deh iya! Tapi.....
Dito kegirangan sampai-sampai ia ingin memeluk Naina tapi Naina menghalangi Dito agar tak memeluknya "Yes makasih ya Nai"
"Bentar dulu! Jangan meluk gue, kita bukan muhrim tau"ucap Naina nyolot.
Dito menatap Naina menyelidik "Nai! Jadi Lo mau jadi pacar gue?"
Naina mengangguk terpaksa
"ASIKK........."
"Buset ni bocah ke orang gila, pake lompat-lompat lagi!"
"Woy Dit jangan loncat-loncat, nanti kita bisa jatuh!!"
Dito tidak mendengar ia terus saja melompat dan membuat lantai rumah pohon bergetar, tentu saja hal itu membuat Naina ketakutan.
"DITOOO.......... BERHENTI..........!!"Naina refleks berteriak dan Dito langsung berhenti
"Lo gila ya?!"
"Gue? Gila!"
"Emang Lo pengen punya pacar gila, gitu?!""Ya kagaklah, kalau Lo gila gue mah enggak mau jadi pacar Lo!"
"Tapi jadi istri mau kan?"
"Apalagi itu!!"
Dito manyun, ternyata pacar barunya ini omongannya pedas juga, nusuk kehati lagi.
"Lo mah jahat ihh!"
"Udahlah sekarang Lo makan dulu nih, tadi gue mampir dulu beli makanan ke McD."
Naina memberikan makananya ke Dito, Dito langsung membawa makanan itu dari tangan Naina Dan langsung memakannya tanpa menawari pada pacar barunya.
"Nih cowok makannya rakus amat, sampe berserakan lagi, mana dimulut ada yang nempel ihh amit dah!!, Gue juga lagi ya kok mau-maunya jadi pacar dia."
" Dito Lo paper banget ya?"
"Iywak"
"Ih kamu jorok banget!"
"Ciywue skyarwang mwah pemanggilnya jwadie akyu kamyu"
"Kalau lagi makan jangan ngomong, gak sopan tau, mana jijik lagi"
"Iya maaf!"
Dito sudah selesai makanya ia melihat jam yang ada di tangan kiri, dan jarum jam menunjukkan pukul Lima pas, ia memutuskan untuk mengajak pacarnya pulang.
"Nai?"
Naina Yang sedang memainkan handphone langsung mengalihkan pengelihatan nya ke arah Dito yang masih belepotan.
"Kita pulang yuk?"
"Ayok!, Nih"
Gadis itu memberikan selembar tisu, Dito heran kenapa Naina malah memberikan tisu kepadanya, emangnya buat apaan!.
"Loh kok Lo malah ngasih tisu ke gue!"
Karena ia sudah tak punya mood lagi, ia membuka aplikasi kamera dan mengarahkan kamera depan ke arah Dito, agar pria itu melihat jika dirinya akan malu jika keluar tanpa mengelap kekacauan yang di buatnya sendiri pada mukanya yang sok ganteng itu.
"Ihh itu muka siapa? Nai!"
"Itu muka orang yang punya banyak dosa sama temennya!"
Dito merasa tersindir "Lo nyindir gue?"
Naina menggedikan bahunya "ya kalau Lo nyadar sih bagus lah"
"Udah ah, gue mah mau balik aja males."
"Idihh sensian amat Lo jadi cewe"
Naina turun meninggalkan Dito, Dito langsung saja mengelap mukanya dengan tisu yang ada di tangannya dan cepat-cepat turun untuk menyusul Naina dan mengajak pacar barunya untuk pulang bersama.
***
Update lagi nih!!
Gimana perasaan kalian pas baca Chapter ini! Kesal,sebel,benci atau yang lainnya?
Vote and coment ya guys, ditunggu kehadiran kalian.
Next paling lambat hari Selasa.
Makasih.
😉😉😉😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Fake Nerd ( End )
Teen Fiction'Seperti cinta yang datang tanpa di undang, dan seperti perasaan ini yang muncul tanpa ada undangan, melainkan sinyal dari dirimu yang seakan-akan menyuruh ku untuk mencintai dirimu.' Dito Angga Bawisana 'Entah apa yang membuat ku menyukai dirimu, t...