Sinar matahari telah muncul ke permukaan jam menunjukan pukul 09:00 hari sabtu.
Seorang remaja laki-laki masih saja tidur dengan gaya acak-acakanya, mentang-mentang sedang libur sekolah ia menjadi seenaknya tidur dan melupakan jam bangun yang sudah terlewat beberapa jam lalu.
Lalu, Ada dua orang wanita yang masuk ke dalam kamar remaja laki-laki itu sambil membawa panci dan sendok sayur yang terbuat dari besi. tanpa dosa mereka mengarahkan panci tersebut ke telinga kiri dan kanan lalu membunyikannya dengan nada tak beraturan dan tak lupa di ikuti nyanyian yang membuat kedua suara yang disatukan itu menjadi sebuah malapetaka bagi orang yang terkena dampaknya.
Namun sayang orang itu tidak bangun atau mengubah posisinya sama sekali, tak ada respon. mereka kaget dan coba membangunkan remaja tersebut dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya panik.
Tentu saja karena ulah ke dua wanita itu orang yang sedang tidur merasa ada gempa dan langsung saja ia bangun dan berlari ke luar kamar dan bontang-banting mencari keluarganya panik, bahkan saking paniknya ia tak sengaja menubruk meja makan yang membuat kakinya merasa sangat sakit.
Lantas kedua orang wanita yang tadi malah tertawa terbahak-bahak, melihat anak atau adiknya berlarian tanpa arah dengan muka panik, cemas, khawatir, juga muka boloonya tercampur dengan sempurna. namun tak lama suara mereka tergantikan dengan jeritan panik yang dimiliki seorang wanita akibat remaja itu menubruk meja makan dan terjatuh dengan memegangi kakinya yang sakit dan sedikit berdarah.
"Aduhh Dito!!"jerit sang Bunda dan langsung menghampiri anak bungsunya dan malah menekan kaki yang berdarah walaupun tak kencang, tapi mampu membuat sang empu kesakitan dan menjerit bundanya hanya nyengir tanpa dosa, sedangkan sang kakak langsung mengambil kotak p3k yang berada tak jauh dari mereka dengan perlahan Bunda dan kakanya mengobati luka Dito yang sedang menahan sakit.
Setelah selesai si luka malah dipukul pelan oleh sang kakak yang membuat sang empu menatap tajam, tapi diacuhkan dan pergi untuk menyimpan kotak p3k kembali ke tempatnya.
Dito pun di papah oleh sang bunda ke ruang keluarga, kakanya menyusul dan duduk di sebelah kiri Dito lalu menyalakan TV, sedangkan Dito masih menatap sebal kepada sang kakak dan Bunda mereka sudah pergi ke taman yang ada di belakang rumah meninggalkan kedua saudara yang sedang tak akur.
"Napa lo, kok liat gue mulu? suka ya!!"
"Amit dah suka sama lo, walaupun lo ini orang lain yang bisa gue pacarin gue mah ogah banget kali, sorry lo bukan tipe gue"
"Idih sok pilih-pilih lagih, untung kalau laku lah ini sekarang aja masih jomblo dari lahir lagi"sindir Mia
"Diem deh kak berisik tau gak suara lo itu ancurnya melebihi suara kaleng rombeng yang saling beradu tau"
Ka Mia hanya menatap sebal pada Dito, karena sebal ia pun pergi dan menyisahkan adiknya sendirian di ruang keluarga dengan keadaan TV yang mati dan remotnya disimpan jauh dari jangkauan Dito, Dito mengumpat dan mengucapkan kata-kata yang sungguh ia tak ingin keluarkan jika bukan dalam keadaan terpepet, dengan sebal ia memaksakan kakinya melangkah ke arah remot TV, setelah ia berhasil membawa remot langsung saja ia menyalahkan TV namun tak ada angin tak ada hujan listriknya padam ia kesal ralat maksudnya makin kesal.
Sungguh pagi yang sangat hancur banget ia ingin sekali berteriak tak jelas seoerti orang tak waras, tapi untungnya ia masih waras sehingga ia hanya bisa tiduran di sofa yang sedang ia duduki dengan bermacam renungan yang ia punyai.
Sudah beberapa bulan berlalu ia sekolah menengah atas tak ada satupun wanita yang dapat memikat hatinya, hanya seorang siswi yang berpenampilan nerd atau cupu yang dapat membuatnya merasakan dag dig dug tak jelas, siswi itu dapat membuat hatinya sakit saat melihat dia dibully oleh teman sekelasnya atau orang lain.
Dia merasa jika hatinya sudah seperti terikat denganya jika ia melihatnya siswi itu dibully ia merasakan sakit, jika ia melihat siswi itu bahagia dia merasa langsung bahagia walaupun sebelumnya ia sedang dalam mood yang ancur, dia pun merasa jika ia selalu ingin dekat dengan siswi yang memiliki sifat acuh dan cuek sehingga ia selalu berusaha untuk menjaili siswi itu agar ia dapat melihat muka sebal siswi itu saat ia jaili.
Saat membayangkan siswi itu ia tak sadar jika ia selalu terseyum dan seyuman itu dilihat Kakaknya yang memiliki ke jailan yang tak beda jauh darinya dengan senang hati sang kakak mengeluarkan suara bak toa untuk demo pada Dito yang membuat Dito kaget.
Sebal dengan sang kakak Dito pergi meninggalkan kakanya yang masih saja tertawa lepas seakan tak mempunyai dosa, menghampiri sang Bunda yang masih menyiram tanaman kesanyangannya dengan telaten. ia pun duduk di pinggiran teras sambil menatap gerak gerik sang bunda yang sangat senang hanya dengan merawat tanaman yang mampu membuat taman ini lebih berwarna, lebih enak dipandang dan menjadi suasana taman lebih ceria lagi.
Ia menjadi tertarik untuk menyirami tanaman karena tanganya sudah ingin menyiram akhirnya dengan kaki yang masih sakit ia paksa agar sampai ke arah sang Bunda sedangkan Bundanya yang masih asyik menyiram tanaman tak menyadari jika Dito menghampiri dirinya.
"Bunda"panggil Dito dan sang bunda langsung memalingkan wajahnya menghadap ke arah Dito.
"Ya kenapa Dit?"
"Ehmm bun"
"Ya"
"Boleh gak Dito ikut nyiram tanaman"ucap Dito rada ragu takut ditertawakan oleh sang bunda, bundanya tak percanya benar saja bundanya tertawa yang membuat Dito kembali sebal.
"Ya ampun Dit Dit,ini beneran kamukan!"
"Iyalah Bun masa temenya Bunda"jawab Dito dengan nada kesal sedangkan sang Bunda hanya dapat menggelengkan kepalanya antara percanya tak percanya.
"Ya udah boleh, Tapi emang kaki kamu udah baikan?"
"Udah ko Bun cuma sakit dikit aja"
"Ya udah nih kamu siramin yang disana sama yang disana nanti kalau udah selesai nyiramnya kasih tau bunda terus nanti kita belajar yang lainnya tentang tanaman kamu mau?"
"Oh oke Bun, dan sekarang biar Dito yang ngelanjutin nyiramin bunganya"
"Sip, yaudah Bunda ke dapur dulu ya"Dito hanya menganggukan kepalanya dan melanjutkan kegiatan Bundanya yang belum selesai dengan senang hati.
"Kayaknya ini bakalan jadi hobi baru gue deh, tapi masa cowo keren ke gue hobinya ke gini! ke anak rumahan banget ya, ampun Dit Dit ke nya lo harus ke dokter deh buat periksa, tapi... Kalau dipikir-pikir gak ada salahnya deh punya hobi ke gini kan bermanfaat moga aja dengan hobi ini gue bisa jadi presiden yang ramah lingkungan"karena ke asikan menyiram di belakangnya sudah ada dua orang wanita yang dari tadi mendengar celotehan yang dikeluarkan Dito mereka hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Dito yang sungguh tak ada sambunganya, mana ada orang yang hobi menanam tanaman jadi presiden kalau otaknya kagak ada ilmu yang bagus yang lainnya sungguh hobi baru yang membuat nya menjadi sedikit tak waras.
**********
Garing!!!
Sorry bngt kalau ceritanya ancur atau gak asik,saya cuma mau nulis yang ada dipikiran saya aja.Please don't forget vote&coment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Fake Nerd ( End )
Fiksi Remaja'Seperti cinta yang datang tanpa di undang, dan seperti perasaan ini yang muncul tanpa ada undangan, melainkan sinyal dari dirimu yang seakan-akan menyuruh ku untuk mencintai dirimu.' Dito Angga Bawisana 'Entah apa yang membuat ku menyukai dirimu, t...