Dengan memakai celana Levis, dan kemeja berwarna biru yang dikeluarkan, Dito juga tidak lupa membawa sekotak coklat besar yang berbentuk love dan ia langsung cuss pergi ke rumah Naina menggunakan mobil hitam sport milik ayahnya, yang dulu sempat digunakan saat ayahnya melamar Bundanya.
Dengan muka yang sangat bahagia dan semangat, Dito melakukan mobilnya dengan cepat namun, masih dengan hati-hati.
Gerbang pintu rumah Naina sudah terbuka, ia pun masuk dan memberikan kunci mobil pada salah satu bodyguard yang ada di rumah Naina.
"Hai Nai!"Dito melangkahkan kakinya mendekat ke arah Naina.
Dengan langkah seperti orang ngantuk, Naina menghampiri Dito.
"Ohh hai juga Dit!, Udah sampai aja lo! Gue kira acaranya gak bakalan jadi!"ucap Naina setengah tak sadar.
Beberapa kali ia menguap, Dito yang melihatnya merasa kecewa.
"Lo! masih marah sama gue?"ucap Dito sambil menunjuk dirinya, Naina menggeleng.
"Kata siapa?, Orang gue gak pernah marah sama Lo!"ucap Naina santai.
Dengan muka yang masih tak percaya, "Lo beneran?"
Naina mengangguk, "yaudah jadi Lo mau ngajak gue kemana?"tanya Naina yang sudah tidak menguap lagi, dan wajahnya sudah lebih fresh.
"Gue kira Lo masih marah karena kejadian waktu itu!"
"Ngapain gue marah!, Gue cuma kecewa aja, lagian kan kita udah baikan dari hari itu juga!"
"Oh iya ya!, Menurut Lo kesan pas ke cafe itu gimana?"
"Asik aja dan bahagia!"
Kepala Dito mengangguk ia paham dan bersyukur.
Dengan gugup Dito menyuruh Naina untuk berjalan terlebih dahulu ke mobilnya.
Kini mereka sudah sampai di dalam mobil, dan mobil pun melaju pelan dan kemudian bertambah kencang.
"Wiji Dit pelan-pelan bodoh!! Gue gak mau mati kayak gini!"teriak Naina yang jantungnya sudah dag-dig-dug tak karuan.
"Tenang aja Nai! Gue bakal tetep hati-hati kok! Kan gue lagi bawa calon istri gue!" Teriak Dito dengan nada yang tenang.
"Suster Dit!! Gue masih pengen ngerasain gimana rasanya acara nikahan gue! Bukannya acara pemakaman gue!!"teriak Naina, yang sekarang digubris Dito, laju mobil pun sedikit berkurang dan tidak terlalu kencang, seperti nya malah dibawah rata-rata.
Muka Naina sudah tidak karuan, hatinya merasa kesal, dengan laju mobil yang pelan.
"Gak gini juga kali! Dito!!"
"Maksud lo!"Tanya Dito tak mengerti.
"Serah Lo deh!"Naina sudah pasrah dengan keadaan sekarang, ia pun memilih untuk memejamkan matanya dari pada melihat pemandangan yang ada di luar jendela mobil yang bergerak perlahan.
Sesekali Dito memandang Naina, is tersenyum saat melihat Naina yang tertidur dengan pulas, sepertinya ini adalah salahnya yang mengajak Naina untuk ngedate disaat malam tiba.
"Sorry ya Nai! Gue malah bikin Lo ke siksa bukannya dibuat bahagia!"gumam Dito, Naina yang masih memejamkan matanya namun masih bisa mendengar suara Dito merasa kesian.
Ia pun bangun dan membenarkan letak duduknya, "Dit! Kita mau kemana?"
Dito yang sedang serius menyetir langsung rem mendadak karena kaget.
"Ya ampun Nai! Lo bikin gue jantungan tau!"Naina nyengir mutados ke arah Dito yang masih menenangkan dirinya.
Mobil pun kembali melaju dengan kecepatan rata-rata, Naina berusaha mempertahankan dirinya untuk tidak tertidur lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Fake Nerd ( End )
Teen Fiction'Seperti cinta yang datang tanpa di undang, dan seperti perasaan ini yang muncul tanpa ada undangan, melainkan sinyal dari dirimu yang seakan-akan menyuruh ku untuk mencintai dirimu.' Dito Angga Bawisana 'Entah apa yang membuat ku menyukai dirimu, t...