"Kau bilang dia adik kelasku kan? Pantas saja aku merasa pernah melihatnya. Kita pernah bertemu bukan?"-Yoongi
Aku mendongak memberanikan diri menatap Kak Yoongi yang sedang menatapku. Matanya tak henti-hentinya menelisik wajahku.
"Ahh aku mengingatnya sekarang, kau yang menabrakku saat di lorong dekat ruang kesehatan bukan?"-Yoongi
"Jadi.. Kau orang yang mengacuhkanku saat itu?"-Hyunrim
"Jaga ucapanmu aku ini kakak kelasmu. Aku heran kenapa pertemuanku denganmu selalu saja membuatku kesal."-Yoongi
"Maafkan aku kak.. Aku tak bermaksud seperti itu. Tolong jangan bully aku di sekolah yah?"-Hyunrim
"Lihat saja besok."-Yoongi
Aku menundukkan lagi wajahku menatap keramik yang memantulkan bayangan diriku. Betapa bodohnya dirimu Park Hyunrim, kau harus berurusan dengan kakak kelas sepertinya. Jika dia baik seperti kak Seokjin itu tak masalah, tapi sifatnya itu sangat dingin.
Jimin mengacak pelan poniku dan beralih mengobrol dengan Kak Yoongi. Timbullah perasaan sedikit menyesal karena mengikutinya kemari. Kim Tae kumohon bawa aku pulang.
"Jimin?"
Mendengar suara bariton memanggil Jimin dari arah pintu membuatku, kak Yoon, dan Jimin menoleh ke arahnya. Mataku terbelalak sempurna mendapati suara bariton itu adalah milik Kim Tae. Baru saja aku menyebut namanya dalam hati dan dia langsung datang.
"Taehyung? Ini kau? Wahh kau terlihat bertambah kurus."-Jimin
"Sedang apa kau disini?"-Taehyung
"Tentu saja bertemu dengan Yoongi Hyung. Ah baguslah kau kesini, aku jadi tak perlu repot-repot mencari alamat rumahmu."-Jimin
"Tck.. Diamlah Jim bukan kau yang kutanya. Tapi kau Nona Park, apa yang kau lakukan disini?"-Taehyung
"Huh? Aku? Aku menemani Jimin disini."-Hyunrim
"Kalian saling kenal?"-Jimin
Betapa sempitnya dunia ini. Bahkan hubungan-hubungan yang terjalin pun terasa seperti memiliki ikatan. Aku adalah teman Jimin, Jimin adalah teman Taehyung dan Kak Yoongi, jangan lupakan sosok Kak Seokjin juga. Semakin hari aku seperti sedang mengulur sebuah benang, semakin aku mengulur benang itu semakin banyak ikatan yang bisa kubuat. Dan kuharap ikatan itu tidak kusut di tengah jalan.
***
Kini langkahku tak lagi beriringan dengan Jimin, melainkan dengan Kim Tae yang sempat membuatku kesal pagi tadi.
"Maafkan aku."-Taehyung
"Untuk apa?"-Hyunrim
"Karena telah mengerjaimu. Aku tidak tahu jika kau akan sangat bersemangat ke sekolah seperti tadi."-Taehyung
"Tentu saja aku bersemangat, aku baru pindah beberapa hari lalu. Tapi aku sudah melewatkan satu pertemuan karena aku sakit kemarin."-Hyunrim
"Hm.. Maafkan aku."-Taehyung
"Sudahlah lupakan."-Hyunrim
Tanganku menekan password apartemenku. Kakiku segera melangkah masuk, kurasa aku terlalu banyak berjalan hari ini.
Aku mengabaikan Kim Tae yang sedang terduduk di sofa. Aku tahu jika dia memandangiku tapi rasa lelahku membuatku sesegera mungkin ingin berbaring di ranjangku.
"Kau akan tidur?"-Taehyung
Tanganku refleks berhenti saat akan memegang knop pintu kamarku dan mengalihkan pandanganku ke arah Kim Tae.
"Hm.. Tapi setelah aku mandi."-Hyunrim
Kim Tae tampak mengulum bibirnya. Kurasa ada yang masih ingin diucapkannya. Melihat hal itu aku mendudukkan pantatku di sampingnya.
"Apa yang kau pikirkan?"-Hyunrim
"Kau.. Masih memakai hoodie milik Jimin."-Taehyung
"Ah.. Dia memberikannya padaku."-Hyunrim
"Kurasa kau sangat dekat dengannya."-Taehyung
"Yah, dulu disekolah lamaku dia yang selalu bersamaku."-Hyunrim
"Ah begitu. Ya sudah kenapa kau masih disini? Kau bilang kau akan mandi."-Taehyung
"Aku disini karena kau mengajak mengobrol."-Hyunrim
Kini aku benar-benar pergi ke kamarku. Mengambil beberapa potong baju dan beralih menuju kamar mandi. Kulihat Kim Tae tampak pergi ke luar apartemen, kemana dia? Tapi sudahlah, aku sangat lelah hari ini.
Selesai mandi kuputuskan untuk berbaring di sofa. Hingga akhirnya rasa sejuk ini perlahan membuatku mulai menutup mataku.
Aku terbangun dan mendapati diriku tak berada di sofa lagi. Perlahan kuperjapkan mataku memastikan ada dimana aku. Setelah sepenuhnya sadar, aku membelalakkan mata melihat betapa mirisnya bibirku yang mencium dinginnya lantai apartemenku.
Dengan segera aku bangun dan terduduk di lantai sembari mengelap bibirku yang baru saja mencium lantai.
"Kau sudah bangun?"-Taehyung
Aku menoleh ke sofa disampingku. Kim Tae dengan enaknya membaringkan tubuhnya di sofa. Aku mendengus melihat perlakuannya.
"Kurasa kau sangat lelah sampai terjatuh dari sofa saja tak kau hiraukan."-Taehyung
"Kenapa kau tidak mengangkatku dan kembali meletakkanku di sofa? Kau malah membiarkanku di lantai sampai bibirku mencium lantai."-Hyunrim
"Jangan salahkan aku nona Park, salahkan tubuhmu yang terlalu berat hingga aku tak kuat mengangkatmu."-Taehyung
"Kau yang sangat kurus bukan aku yang berat. Berat badanku itu ideal tahu."-Hyunrim
Kim Tae terdiam kali ini. Aku heran kenapa dia sedikit aneh hari ini. Dia terlihat murung. Tunggu, murung? Ah aku melupakannya, dia pasti masih sedih karena mengingat cerita kemarin. Kenapa kau sepikun ini Park Hyunrim?
"Tae.. Kau ingin makan apa hari ini?"-Hyunrim
"Masak saja apapun, aku akan tetap memakannya. Duduklah disini."-Taehyung
Kim Tae menepuk sofa di sampingnya. Aku pun berdiri dan duduk di sampingnya.
Entah apa yang kupikirkan hingga tubuhku kini berputar menghadap ke arahnya dan tanganku bergerak meraih rambut pirangnya.
Kim Tae terdiam melihatku yang kini tengah merapikan rambutnya dengan senyuman yang terus mengembang di bibirku. Jujur aku pun tak tahu kenapa aku melakukannya, aku hanya mengikuti kata hatiku. Tapi.. Ini tidak benar. Aku mempunyai seorang kekasih, aku tak seharusnya melakukan ini kepada lelaki lain.
"M-maafkan aku Kim Tae, aku hanya ingin merapikan rambutmu."-Hyunrim
Kim Tae masih terdiam, tatapannya berubah semakin menyendu.
"Taehyung? Kau baik-baik saja?"-Hyunrim
Kini tubuhku yang mematung, Kim Tae dia meletakkan dahinya di pundakku. Baiklah kenapa aku seperti kehabisan oksigen sekarang?
Posisi ini tetap bertahan hingga 5 menit berlalu hingga aku memberanikan diri menepuk pelan punggungnya. Setidaknya mungkin saja perlakuanku bisa mengurangi bebannya.
"Sudahlah jangan sedih lagi, kau itu sudah kuberikan bintang kemarin. Jika kau terus-terusan sedih, ayahmu tidak akan tenang disana."-Hyunrim
Aku harap aku tidak akan menyukaimu karena aku selalu kehilangan orang yang kusayangi.-Taehyung
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Why; kth ✔
FanfictionSekarang aku tahu jawaban dari semua teka-teki yang ada pada dirimu. Walaupun akhirnya, aku sedikit menyesal saat mengetahuinya. Kumohon, tetaplah bersamaku.-Hyunrim Ayo melakukan segalanya bersama. Aku hanya memilikimu saat ini.-Taehyung #2~lengkap...