Dua puluh satu

143 19 0
                                    

"Mungkinkah.. Orang itu adalah.. Jungkook?"-Hyunrim

"Kenapa Jungkook?"-Namjoon

"Hanya dia orang yang dekat denganku selain kalian. Dan marga Jungkook juga sama dengan pembunuh itu bukan? Jeon."-Hyunrim

Suaraku melirih, aku tak sanggup berkata apapun lagi. Bagaimana bisa otakku berpikir seperti itu? Jungkook, bayi kelinci sepolos dia tak mungkin menjadi pembunuh seperti itu. Tidak, bukan hanya seorang pembunuh melainkan psikopat. Karena cara membunuhnya yang menyayat tubuh korban.

Aku segera mengenyahkan pikiran tak bermutu itu.

"Tidak kak.. Maaf aku berbicara melantur tadi. Jungkook tidak mungkin melakukan hal itu."-Hyunrim

"Kita harus awasi pergerakan Jungkook."-Yoongi

"Tidak kak! Tidak mungkin dia yang melakukannya. Kau tahu betapa polosnya dia bukan?"-Hyunrim

"Bagaimana jika itu hanya kedok?"-Hoseok

"Jika memang benar itu adalah Jungkook kenapa Jimin tak menuliskan Jeon JK? Tulisan di kertas itu adalah Jeon DK."-Hyunrim

"Kita harus tanya kepada Taehyung. Tak ada cara lain. Semuanya harus segera terungkap."-Yoongi

"Tapi kak, dia adalah kekasihku. Aku selalu bersamanya dua tahun lalu. Dia tak mungkin melakukan hal itu."-Hyunrim

"Kita harus bertanya pada Taehyung besok. Ya sudah sekarang kembali ke kelas masing-masing. Jaga diri kita masing-masing. Selalu aktifkan ponsel. Aku akan mulai mengawasi Jungkook."-Yoongi

"Tidak Kak!! Kau tidak boleh mengawasinya. Pasti bukan dia."-Hyunrim

"Berhenti mencoba membodohi dirimu sendiri Hyun. Kau yang membuatku berpikir seperti itu tadi."-Yoongi

Aku terdiam di tempatku. Kak Yoongi, kak Namjoon, dan kak Hoseok sudah menginggalkan ruangan ini dan kembali ke kelasnya. Aku menatap kak Seokjin mencoba mengatakan perasaanku lewat tatapanku.

Kak Seokjin tersenyum samar dan menepuk pelan bahuku sembari berkata.

"Kita baru mengawasinya. Bukan berarti dia benar-benar pelakunya Hyun. Sekarang kembalilah ke kelasmu. Lagipula kita tak akan melukai Jungkook hanya karena mengawasinya bukan?"-Seokjin

"Tapi kak.."-Hyunrim

"Sudahlah.. Kembalilah ke kelasmu. Aku tak ingin melihatmu dihukum lagi."-Seokjin

Akhirnya aku hanya mengangguk pasrah. Sepanjang perjalanan ke kelas, aku hanya bisa merutuki diriku sendiri yang begitu bodohnya berpikiran jika Jungkook adalah pembunuh itu.

"Darimana saja kau? Aku mencarimu dari tadi."-Taehyung

"Kim Tae.. Apa kau mau menemaniku malam ini?"-Hyunrim

"Huh? Kemana?"-Taehyung

"Kudengar ada pasar malam di dekat apartemen kita. Kau mau kesana?"-Hyunrim

"Kau ingin kesana?"-Taehyung

Aku mengangguk cepat menanggapi permintaan Kim Tae. Aku butuh refreshing malam ini.

Kim Tae menarikku pergi dan membawaku ke dalam kelas. Gosip-gosip murahan tentang Kim Tae semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Entah kenapa Kim Tae tak pernah sedikitpun terpancing emosi oleh gosip-gosip itu.

***

Sesampainya di apartemen, aku merebahkan tubuhku di kasur. Dengan seragam yang masih menempel di badanku, lagi-lagi air mataku menetes dengan sendirinya. Mengingat kata-kata Jungkook padaku, dan mengingat betapa bodohnya aku yang berkata jika Jungkook adalah pembunuh itu. Dimana otakmu saat ini nona Park Hyunrim? Kemarin kau meragukan Kim Tae, sekarang kau menuduh Jungkook? Kau yakin kau masih layak hidup di dunia ini setelah meragukan kedua orang itu?

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang