Tiga Puluh Dua

131 18 4
                                    

Ahli forensik mengerubungi bus yang menjadi saksi bisu atas kematian Eunhee. Kim Tae masih berada di sampingku yang masih membisu karena kejadian ini. Entahlah, tangisanku tak bisa keluar tapi aku juga tak bisa tertawa. Rasanya wajahku tak bisa mengekspresikan apa-apa.

Polisi yang berjaga di daerah sekitar bus mendekatiku dan Kim Tae. Kurasa dia akan memberitahukan sesuatu.

"Kalian teman dekat korban?"

"Iya pak. Sebenarnya apa yang terjadi?"-Taehyung

Kudengar polisi itu menghela napasnya pelan. Mataku menatap kosong ke arah polisi itu.

"Korban tewas dengan motif pembunuhan menggunakan kawat yang ditusukkan pada leher korban hingga kawat itu menusuk organ dalam korban, dan ternyata tusukkan itu tak hanya satu, melainkan 5 tusukkan. Dan kami menemukan sebuah sayatan di kulit korban, sayatan itu sepertinya sebuah inisial."

"Sayatan seperti apa pak?"-Taehyung

"JDK. Sayatan itu membentuk 3 huruf itu."

Aku dan Kim Tae mematung seketika, JDK? Haruskah dia kembali? Tapi.. Bukankah Jungkook sedang dalam masa terapinya? Sebenarnya apa yang terjadi?

Tanganku segera meraih ponsel yang berada di saku jaketku dan beralih mencari sebuah nama, Wooyeol. Dia harus menceritakan semuanya sekarang juga.

"H-halo?"

"Wooyeol, apa Jungkook bersamamu?"

"A-ah.. Nona Park, i-itu.."

"JAWAB AKU!!! APA DIA BERSAMAMU?"

"Maafkan aku, tapi.. Pasien menghilang saat kutinggal mengambil obat. Tapi semua orang sedang mencarinya sekarang, jangan cemas dan nikmati saja waktu liburanmu nona."

"Temukan. Dia. Sekarang!!"

Aku menekan tombol merah dengan kasar, kulirik Kim Tae yang tak bergeming di sampingku. Aku menghela napasku dan merengkuh tubuhnya. Hari ini benar-benar membuatku lelah. Kenapa aku harus terus berurusan dengan mayat, dan.. JDK? Dia benar-benar membuatku gila.

"Tenanglah Tae.. Itu pasti bukan Jungkook. Tenanglahh.."-Hyunrim

"Dan bagaimana jika itu memang dia?"-Taehyung

Bibirku terkatup rapat-rapat mendengar pertanyaan dari Kim Tae. Sebenarnya aku pun tak yakin dengan ucapanku sendiri, aku hanya sedang berusaha menghibur diriku sendiri. Aku hanya berusaha untuk tetap mempercayai seorang Jeon Jungkook bayi kelinciku yang polos. Hanya itu.

"Ahh.. Kita bahkan baru sampai disini. Tak bisakah pembunuhnya membunuh nanti saja?"

"Ahh.. Menyebalkan."

Aku menoleh menatap tajam segerombolan siswi yang sedang membicarakan tragedi bus hari ini.

"Haruskah kalian mengatakan hal sampah seperti itu saat ini? Ahh.. Eunhee bahkan sering bermain bersama kalian dan saat musibah menimpanya kalian malah berkata seperti itu? Lebih baik kalian menjauhi Eunhee dari dulu, jika pertemanan kalian hanya sebuah kebohongan."

Kedua gadis sampah itu menjauh dari lokasi kejadian dan pergi berkumpul bersama murid yang lainnya. Kakiku kini melangkah mendekati seorang guru untuk meminta bantuan darinya.

"Maaf pak, bisakah seseorang mengantarkanku ke Seoul? Jungkook, dia menghilang sekarang dan.."-Hyunrim

"Baiklah, pakai saja mobilku. Hanya mobilku yang memiliki supir, bergegaslah. Temukan Jungkook."

"Terimakasih pak, tapi.. Bisakah kau merahasiakan hal ini dari Taehyung?"-Hyunrim

"Baiklah, aku akan menahannya disini bagaimanapun caranya. Cepat pergilah."

Aku menundukkan tubuhku dan pergi menuju parkiran mobil para guru. Langkahku berlari kecil mengelilingi parkiran dan mengecek satu per satu mobil yang ada. Untunglah aku menemukan seorang supir yang sedang menjaga sebuah mobil.

"Permisi apakah kau supir-"-Hyunrim

"Ah.. Benar, ini aku. Masuklah nona."

"Oh? Ah.. B-baiklah."-Hyunrim

Kakiku masih berada di lantai yang sama, tak berniat melangkah sedikitpun. Entahlah, aku hanya merasa sedikit aneh dengan hal ini. Tiba-tiba saja langkahku terasa lebih berat dari biasanya. Haruskah aku pergi tanpa Kim Tae? Dia akan baik-baik saja bukan? Ahh.. Tenanglah Park Hyunrim, Kim Tae pasti akan baik-baik saja disini.

Akhirnya aku memilih untuk memasuki mobil di hadapanku ini. Tanganku terus menjaga agar ponselku tetap dalam keadaan hidup. Ponsel adalah yang terpenting saat ini.

Drrt..drrtt..

"Halo?"

"Nona Park? Syukurlah, Jungkook dia telah ditemukan. Ternyata dia berada di rooftop sejak tadi, dia sedang menggambar di rooftop."

"Benarkah? Dia benar-benar ada disana sejak tadi?"

"Tentu saja, kami juga memasang cctv di rooftop dan beradasarkan rekaman cctv dia ada disana."

"Biarkan aku berbicara padanya."

"Baiklah, tunggu sebentar."

"Rii maaf aku membuatmu khawatir."

"Syukurlah Kook, kukira kau.. Kau benar-benar ada disana kan? Kau tidak kesini kan?"

"Tentu saja tidak. Apakah terjadi sesuatu?"

Jika Jungkook benar-benar ada disana. Lalu.. JDK, JDK mana yang membunuh Eunhee? Aku harus kembali kesana.

"Tidak ada yang terjadi, kututup teleponnya Kook. Sampai nanti."

Setelah sambungan teleponku benar-benar terputus barulah aku mengatakan kepada supir guruku untuk kembali ke tempat study wisataku. Namun tak ada balasan dari supir itu, bahkan mobilnya semakin melaju kencang menuju.. Entahlah, aku tak tahu sekarang ada dimana.

Hal pertama yang kulakukan adalah mengaktifkan GPS ku, jika GPS ku aktif maka semua orang akan mudah menemukanku bukan? Lalu hal kedua adalah.. Rekaman suara. Aku berdeham kecil memastikan perekam suaranya telah aktif.

"Maaf pak bisakah kita kembali ke tempat study wisataku? Ada sesuatu yang tertinggal disana."

"Tidak ada yang tertinggal nona, membawamu saja sudah cukup."

Aku melukis guratan tipis di dahiku. Membawaku saja sudah cukup? Apa maksudnya? Baiklah.. Sekarang saatnya langkah ketiga. Menghubungi Kim Tae.

Perlahan namun pasti tanganku mencari kontak Kim Tae dan menekan tombol hijau dengan hati-hati agar supir di depanku ini tak merebut ponselku dan membuangnya. Setelah memastikan Kim Tae mengangkat panggilanku, aku mulai berbicara kepada sang supir palsu itu.

"Maaf pak, tapi kita akan kemana? Kurasa ini bukan jalan menuju Seoul, benarkan?

"Iya."

"Lalu.. Kita akan pergi kemana?"

Tak ada balasan, aku menghela napas pelan. Jadi perasaan khawatirku tadi bukan tentang Kim Tae melainkan tentang diriku sendiri? Ah.. Aku memang gadis bodoh.

Drrt..drrt..

Kimbaebae: tetap aktifkan ponselmu, aku sedang dalam perjalan mengikuti GPS mu
Kimbaebae: bersikaplah seolah kau tak gugup sama sekali
Kimbaebae: aku akan menyelamatkanmu

Aku mengulum bibirku yang kering, kurasa rasa gugup telah menyerang ke seluruh tubuhku. Dan puncak kegugupanku adalah saat ini, saat mobil ini berhenti di depan sebuah rumah usang dengan banyak pohon rindang di sekelilingnya.

Tepat saat sang supir palsu keluar untuk membuka pintu mobil di sampingku, aku meletakkan ponselku di saku kemejaku yang dibalut oleh hoodie Jimin. Yah, hari ini aku memang menggunakan hoodie pemberian Jimin.

Pintu mobil mulai terbuka, dan terpampanglah seorang lelaki yang.. Tunggu, itu bukan supir palsu tadi. Dia adalah...

"K-kau??"

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang