Tiga belas

170 21 5
                                    

Sebuah ketukan pintu kamarku membangunkanku dari tidurku. Kulihat langit di luar sana mulai menggelap, aku pasti terlalu lama tidur.

"Nona Park? Kau sudah bangun? Bangunlah, kau harus makan."-Taehyung

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali berusaha mengembalikan kesadaranku sepenuhnya. Kakiku melangkah gontai membuka knop pintu.

"Kau mau makan atau mandi dulu?"-Taehyung

"Makan."-Hyunrim

Aku berjalan ke arah meja makan, sudah tersedia dua mangkuk ramen disana.

"Dasar jorok."-Taehyung

"Apa maksudmu?"-Hyunrim

"Seharusnya kau mandi dulu baru makan. Bukan sebaliknya."-Taehyung

"Aku hidup untuk diriku sendiri, bukan untukmu."-Hyunrim

Kim Tae tersenyum sinis padaku, aku bersikap acuh tak acuh padanya kali ini. Hanya satu yang ada di dalam otakku, memberi makan cacing-cacing di perutku.

Tak sampai 5 menit isi mangkuk yang ada di hadapanku sudah berpindah tempat ke dalam perutku. Aku tahu jika Kim Tae sedari tadi memandangiku. Dan akhirnya aku mulai membalas tatapannya.

"Kenapa?"-Hyunrim

"Kau tidak makan berapa tahun?"-Taehyung

"Tck.. Diamlah. Aku akan mandi sekarang. Jangan masuk ataupun mengintipku, mengerti?"-Hyunrim

"Siapa juga yang ingin mengintip wanita setipis dirimu."-Taehyung

Aku membalasnya dengan tatapan tajam. Dasar menyebalkan, berani-beraninya dia berkata seperti itu padaku.

Selesai mandi aku mendapati Kim Tae yang sedang berbaring di sofa. Tidak, kurasa dia sedang tidur. Aku mendekat padanya. Kududukkan diriku di samping sofa. Mengamati tangan besarnya yang sering mengacak rambutku. Hingga aku menemukan luka-luka yang belum mengering disana.

"Kau pasti belum mengobati lukamu kan? Dasar alien menyebalkan, bagaimana jika lukamu ini terinfeksi? Aku tidak mau tinggal dengan orang penyakitan."-Hyunrim

Aku beranjak pergi menuju lemari yang ada di kamarku, semua obat-obatan berada disana. Setelah mengambil kain perban, betadine, dan plester kini kakiku pergi ke arah dapur mengambil air untuk membersihkan lukanya terlebih dahulu.

Dengan sangat pelan kuusap lukanya dengan kain basah, sesekali mulutku meniupnya agar Kim Tae tak merasakan perih dan terbangun dari tidurnya.

"Ini akan sedikit sakit, tahanlah. Jangan terbangun dari tidurmu. Ok?"-Hyunrim

Aku merasa seperti orang gila saat ini, berbicara pada orang yang sedang tidur? Ah yang benar saja. Otakmu ada dimana saat ini Hyunrim?

Setelah selesai membalut luka Kim Tae, aku pergi merapikan semua peralatan yang tadi kugunakan. Saat berbalik ke sofa, mendadak aku terdiam. Dia sudah bangun.

"Terimakasih."-Taehyung

"I-iya."-Hyunrim

"Ngomong-ngomong bolehkah aku meminta satu hal lagi padamu?"-Taehyung

"Apa?"-Hyunrim

"Jangan panggil aku alien. Itu membuat hatiku sakit."-Taehyung

"Kau.. Mendengar ucapanku tadi?"-Hyunrim

"Tentu saja, kau pikir aku benar-benar tidur?"-Taehyung

Aku menganggukan kepalaku pelan. Kemudian tersenyum canggung kepadanya. Entah kenapa aku merasa malu padanya kali ini.

Kim Tae tak meresponku dia hanya menatapku yang masih tersenyum bodoh di tempatku. Hingga sebuah suara bel membawaku kembali ke alam sadarku.

"Aku akan membuka pintu."-Hyunrim

Kakiku beralih ke arah pintu. Saat pintu terbuka dua buah kepala menyembul di depanku. Aku memandangi kedua manusia di hadapanku ini. Aura di antara keduanya sangat berbeda. Satunya berwajah tampan dengan tatapan mata yang meneduhkan, satunya berwajah dingin dengan tatapan menusuk tajam. Elsa saja kalah dingin dengan pria di hadapanku saat ini.

"Hai Hyunrim."-Seokjin

"Hai kak Seokjin, kak Yoongi. Emmh..  masuklah."-Hyunrim

Aku membiarkan mereka masuk, setelah menutup pintu aku berjalan mendekati ketiga pria tampan yang tampak serius. Sekarang aku tahu tujuan mereka berdua datang kesini. Untuk membahas sang pelaku.

"Maafkan sikapku tadi Tae. Aku hanya... hanya tidak tahu kenapa pelaku yang sama mengincar Jimin. Jimin tidak terlihat seperti anak yang mempunyai banyak musuh."-Yoongi

"Pembunuh itu mengincar orang-orang yang dekat dengannya."-Taehyung

"Dekat? Itu artinya pembunuhnya berada di dekat kita?"-Seokjin

Aku hanya diam menyimak percakapan yang mereka lakukan. Kim Tae tampak menghembuskan nafasnya pelan. Aku menggenggam tangannya menguatkan dirinya untuk mengatakan yang ia tutupi selama ini.

"Aku masih belum bisa mengatakan namanya Hyung. Tapi, dia memang sangat dekat dengan kita."-Taehyung

"Kenapa kau tak bisa mengatakannya?"-Yoongi

"Karena aku belum mempunyai bukti yang kuat untuk itu, jika aku hanya menyebutkan namanya maka tidak akan ada yang percaya padaku."-Taehyung

"Hah, aku benar-benar tidak mengerti semua ini. Kau membuatku semakin pusing Tae."-Yoongi

"Maafkan aku Hyung."-Taehyung

Kim Tae menundukkan wajahnya, helaan nafasnya terlihat berat. Aku tahu dia pasti merasa sangat bersalah karena tak bisa menjawab pertanyaan Kak Yoongi dan Kak Seokjin.

"Sudahlah, ayo kita pulang. Tak ada gunanya kita disini. Kita tak mendapatkan apapun darinya."-Yoongi

"Baiklah.. Tae, aku dan Yoongi pamit sekarang. Hyun, jaga Taehyung untukku."-Seokjin

"I-iya kak."-Hyunrim

Kak Seokjin menepuk pelan pundak Kim Tae dan pergi menyusul Kak Yoongi yang terlebih dahulu mengangkatkan kaki dari apartemenku.

Kini hanya ada aku dan Kim Tae. Kim Tae masih tak bergeming. Saat ini aku hanya bisa terduduk diam mengamatinya.

"Kenapa kau masih disini?"-Taehyung

"Aku hanya ingin menemanimu."-Hyunrim

"Aku akan ke kamarku, kau pergilah belajar nona Park."-Taehyung

Kim Tae berdiri dan melangkah pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa pasrah melihat keadaan ini.

"Cepat atau lambat, aku yakin pelakunya akan tertangkap. Dan aku akan ikut mencari tahu secara diam-diam. Jika aku bertanya pada Kim Tae terang-terangan dia pasti akan tetap menyembunyikannya untuk waktu yang lama. Sebelum korban bertambah, aku akan mencari siapa JDK itu."-Hyunrim

Drrt drrtt

My bby: temui aku besok di lapangan belakang
My bby: aku tak bisa menahan rasa rinduku lagi Rii
My bby: temui aku besok, ok?

Senyumku mengembang begitu saja melihat sang pengirim sekaligus pesan yang dikirimkan untukku. Kurasakan desiran hangat di darahku, ingin sekali rasanya aku berteriak.

Hyunrim: baiklah, aku akan menemuimu besok
Hyunrim: jangan pergi kemanapun sebelum aku datang.

My bby: baiklah.. Baiklah.. Sekarang belajarlah, aku tidak ingin mempunyai gadis bodoh. Akan jadi apa keturunanku nanti

Hyunrim: cih, memangnya kau akan menikahiku?

My bby: why not?

Hyunrim: dasar lelaki kardus

My bby: hehe.. See ya Rii

Hyunrim: see ya my bubu

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang