Lima belas

157 21 5
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Aku sedikit lega mendapati Kim Tae yang tak berhasil mengetahui dengan siapa aku akan bertemu. Karena tadi, detektif Kang datang ke sekolah dan meminta waktunya untuk dimintai keterangan. Dan hingga saat ini, dia masih belum kembali.

My bby: Rii.. Aku sudah ada di belakang
My bby: cepatlah kesini

Hyunrim: tunggulah sebentar aku akan melesat kesana sekarang

My bby: hati-hati jangan sampai terluka. Ok?

Hyunrim: baiklah.. My bubu

Aku memasukkan ponselku ke dalam tas, kakiku melangkah pergi ke arah lapangan belakang. Sesampainya disana senyumku merekah dengan sendirinya melihat seseorang dengan tatapan hangatnya sedang menungguku.

"Hai my bubu."-Hyunrim

"Rii... Ahh kenapa kau lama sekali?"

Dia memelukku, aku pun membalas pelukannya. Harum tubuhnya masih sama dengan dulu. Ah aku sangat merindukannya, my baby bunny, Jeon Jungkook.

"Jungkook, apa tak apa kita bertemu disini? Aku takut jika ada orang yang mengetahui hubungan kita."-Hyunrim

"Tak apa, toh cepat atau lambat kita akan mengatakan semuanya kepada seluruh manusia. Jika kita saling mencintai."-Jungkook

"Ishh.. Kau itu sangat pandai menggoda. Jangan-jangan kau juga sering menggoda wanita lain di sekolah ini sebelum aku pindah."-Hyunrim

"Kau tahu? Aku hanya mengatakan hal seperti itu kepada orang yang membuat jantungku berdegup kencang saat berada di dekatnya. Dan hanya kau yang bisa membuat jantungku berdegup kencang."-Jungkook

Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya. Teringat akan jantung, kenapa jantungku tak berdegup sekencang dulu saat bersamanya? Rasanya aneh, aku bahkan sedikit geli mendengar kata-katanya. Padahal, dulu aku sangat suka pribadinya yang imut dan menggemaskan. Kemana perginya Hyunrim yang dulu?

"Kau mau kemana sekarang? Hari ini, kita akan berkencan."-Jungkook

"Oh? Se-sekarang? Apakah tak terlalu cepat Kook? Aku masih canggung dengan keadaan ini."-Hyunrim

"Kita akan memulai semuanya dari awal Hyun, ayo."-Jungkook

"Tapi.. Wajahmu.. Apa sudah tak sakit? Kenapa Kim Tae memukulmu kemarin?"-Hyunrim

"Entahlah aku tak tahu. Toh dia memang orang yang seperti itu bukan? Suka memukul orang untuk melampiaskan kekesalannya."-Jungkook

Aku terdiam, aku tak tahu siapa dan apa yang harus ku percaya sekarang. Jungkook tak pernah menjelek-jelekkan orang tanpa sebab. Tapi, selama satu minggu dengan Kim Tae aku tak pernah melihatnya memukul orang selain Jungkook.

Hari ini ku enyahkan dulu tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Aku harus bersenang-senang dengannya.

Tangannya terus menggenggam tanganku, berbeda dengan tangan Kim Tae tangannya tak terlalu besar tapi cukup untuk menenggelamkan tanganku di dalamnya.

"Kook, kita akan kemana?"-Hyunrim

"Kedai ice cream. Sudah lama aku tak ke kedai ice cream denganmu."-Jungkook

Sesampainya disana, aku duduk di salah satu meja dekat dengan jendela. Jungkook sedang memesan ice cream untuk kami.

"Kau selalu saja memilih tempat di dekat jendela."-Jungkook

"Pemandangannya bagus Kook. Lihatlah, bukankah taman itu cantik? Oh dan lihat disana, ada labirin di dalamnya."-Hyunrim

"Kau ingin kesana?"-Jungkook

"Tidak, cuacanya tidak mendukung. Kapan-kapan saja."-Hyunrim

Aku tetap menatap labirin itu. Karena posisiku yang berada di lantai 2 maka aku bisa melihat dengan jelas bagaimana rute labirin itu. Labirin itu tidak terlalu sulit jika dilihat dari atas. Entahlah jika kita memasukinya.

"Silahkan menikmati."

Pandanganku beralih kepada seorang pelayan yang mengantarkan dua mangkuk ice cream. Rasa vanilla cokelat, dan strawberry.

"Terimakasih."-Hyunrim

Aku menyendok ice creamku sembari menatap pria di hadapanku ini. Satu tahun tak bersamanya aku menemukan banyak perubahan dalam dirinya. Badan yang semakin kekar, rahangnya yang semakin tegas, dan tatapannya yang membuatnya semakin terlihat dewasa. Kurasa dia bukanlah bayi kelinci lagi. Tapi dia telah siap menjadi induk kelinci.

"Aku tahu jika aku semakin tampan, jangan menatapku terus lihat ice cream di mangkukmu mulai mencair."-Jungkook

"Aku menatap lebam yang ada di pipimu. Apa tidak sakit saat kau tersenyum seperti itu?"-Hyunrim

"Sakit, tapi aku tidak pernah merasa sakit karenamu."-Jungkook

"Kook, aku tidak sedang ingin bercanda."-Hyunrim

"Aku juga, tenanglah lukanya akan sembuh sebentar lagi."-Jungkook

"Hmm.. Maafkan Kim Tae yah. Mungkin dia sedang tidak bisa mengontrol pikirannya karena kepergian Jimin."-Hyunrim

"Dia memang tak suka padaku Rii, buktinya dia memang selalu memukulku saat dia sedang kesal."-Jungkook

"Benarkah?"-Hyunrim

"Ya, selama satu tahun aku terus diperlakukan sebagai pelampiasan kekesalannya padaku. Hanya karena ada dirimu, dia jadi jarang memukuliku."-Jungkook

Setelah Jungkook mengatakan hal itu. Aku tak berniat membuka suara sedikitpun. Seleraku terhadap ice cream di hadapanku pun lenyap seketika. Yang ingin ku lakukan hanyalah pulang ke apartemenku dan menanyakan kebenaran yang sesungguhnya pada Kim Tae.

"Kau tinggal bersamanya bukan? Berhati-hatilah padanya Rii, dia bisa saja menyakitimu. Karena keluarganya saja mengusirnya dari rumah karena tindakan kriminalnya yang membuat orangtuanya harus berjalan dengan menundukkan kepala. Aku tak ingin jika kau terluka karenanya. Selalu kabari aku pertama kali jika dia menyakitimu. Mengerti?"-Jungkook

Belum selesai dengan fakta yang kuterima tadi. Jungkook membuka suara lagi dan mengatakan hal yang lebih membuatku terkejut dan semakin larut dalam pikiranku tentang siapa dan apa yang harus kupercaya. Bagaimana kisah yang sebenarnya? Jungkook atau Kim Tae? Siapa yang berbohong? Aku tak bisa memilih satu diantara dua pilihan itu.

Jungkook, dia kekasihku yang tak pernah bisa berbohong tentang apapun. Kim Tae, dia orang yang selalu menatap tajam dengan mata elangnya tapi entah kenapa aku justru menemukan sebuah kesedihan jauh di dalam tatapan tajamnya itu. Sungguh entah apa yang terjadi dengan kedua manusia ini, sebenarnya siapa yang mencoba menipuku.

###

Fyi, Rii adalah panggilan khusus dari Jungkook untuk Hyunrim. Sekian, terimakasih.

Makasih juga buat yang udah baca, kalian penyemangatku :'))

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang