Tiga puluh satu

144 18 9
                                    

Kini hari itu telah tiba, hari saat study wisata. Hari dimana aku dan Kim Tae harus menitipkan Jungkook pada Wooyeol, perawat yang kemarin sudah disewa oleh Taehyung.

Bus mulai berjalan dengan kecepatan lambat hingga akhirnya bertambah menjadi sedang. Headset di telingaku masih terpasang setelah Jungkook mematikan panggilanku. Yah, aku memang menghubunginya tadi hanya untuk memastikan jika dia baik-baik saja.

Mataku menatap lurus ke luar jendela, Eunhee sedang tertidur nyenyak di sampingku. Dia bilang dia baru saja berkemas tadi malam hingga sangat kelelahan karena terlalu banyak barang yang harus dibawa olehnya.

Ting!
Mataku bergerak turun melihat ke arah ponselku yang terletak di pahaku.

Kimbaebae: nona Park

Hyunrim: hmm

Kimbaebae: kenapa kau tidak mengirimiku pesan?
Kimbaebae: kau tidak merindukanku?

Hyunrim: tuan Kim, jarak kita saat ini hanya 2 meter, haruskah aku merindukanmu?

Kimbaebae: tapi aku merindukanmu
Kimbaebae: aku akan meminta Eunhee bertukar tempat denganku sebentar

Hyunrim: dia sedang tidur, jangan pernah mengganggunya!!

Kimbaebae: hmm baiklah

Aku terkekeh membayangkan raut wajah Kim Tae, aku yakin dia sedang menekuk wajahnya saat ini.

Hyunrim: aku juga merindukanmu Kim Tae^^

Read, sial dia hanya membaca pesanku. Akhirnya aku pun memilih mematikan ponselku dan memejamkan mata mencoba untuk tertidur menyusul Eunhee.

"Ekhem.. Bisakah kalian mendengar suara ketua kelas kalian yang tampan ini?"-Taehyung

Aku segera membuka mataku kembali ketika mendengar Kim Tae yang sedang berbicara di depan. Entah apa yang akan dilakukannya kali ini.

"Banyak orang bilang jika suaraku cukup bagus untuk memikat banyak wanita. Dan sekarang aku akan mencobanya, tapi aku hanya akan memikat satu wanita. Kau, nona Park. Aku menyanyikan lagu ini untukmu. Dengarkan baik-baik, ok?"-Taehyung

Aku hanya menautkan kedua alisku, mendengar Kim Tae bernyanyi adalah satu hal yang belum pernah kualami.

Sebuah musik mulai mengalun, suara indah Kim Tae pun mulai terdengar menggema di bus yang kami tumpangi.

Aku terhanyut dalam nyanyiannya. Tak kusangka suaranya memang benar-benar memikat diriku. Wah.. Jantungku tak bisa dikontrol lagi kali ini.

Alunan musik dan suara Kim Tae masih membuatku terpaku diam seribu bahasa. Perlahan air mataku turun saat dia mulai menyanyikan lirik bait terakhir pada lagu itu.

Genggamlah aku, genggamlah sedikit saja
Jangan katakan apapun dan kumohon, larilah padaku
Dengan hati yang resah dan kesepian
Aku menunggumu dengan perasaan seperti ini
Aku mencintaimu,
Di dalam keheningan yang lama sekali, sebuah suara datang, jeritan dari hatiku yang lemah dan bodoh

Baiklah, sekarang bukan hanya satu atau dua tetes air mata yang mengalir di pipiku. Semuanya tumpah begitu saja, semua kesedihan dan kebahagian itu menyeruak membentuk aliran sungai di pipiku. Aku menundukkan pandanganku mencoba menghentikan tangisan ini.

Hingga sebuah belaian hangat di pipiku membuatku sontak menoleh. Bukan tangan Eunhee melainkan tangan Kim Tae, dia kini tengah tersenyum dan menghapus air mataku. Namun kurasa hal itu sia-sia. Air mataku justru semakin deras, mengingat betapa menyedihkannya kisah hidupku dan dia.

Tanganku beralih memeluk tubuhnya, menumpahkan semua tangisanku padanya.

"Aku mencintaimu Kim Tae, aku mencintaimu. Aku akan menggenggammu erat kali ini, aku berjanji."-Hyunrim

Kim Tae tak menjawab perkataanku dia hanya menepuk-nepuk pelan bahuku masih berusaha untuk menenangkanku.

"Hei sudah-sudah hentikan Tae, aku ingin tidur lagi. Kembalilah ke kursimu."-Eunhee

Kim Tae mendesis kesal sembari melepaskan pelukanku dan menatap Eunhee dengan garangnya. Namun, Eunhee yang terlanjur tak takut padanya hanya menaikkan kedua alisnya melawan Kim Tae. Aku terkekeh melihat keduanya, dan setelah kurayu dengan berbagai cara Kim Tae akhirnya pergi kembali ke kursinya.

"Jadi apa sekarang kalian benar-benar berpacaran? Heol, aku tak pernah menyangka jika kalian akan benar-benar menjadi sepasang kekasih. Tapi melihatmu seperti ini, membuatku tak bisa membenarkan jalan pikiranmu bukan?"-Eunhee

"Ishh.. Berapa kalipun kau mencoba menjauhkanku darinya, aku akan kembali lagi padanya. Apapun yang terjadi, Taehyung dan Hyunrim akan bersama-sama."-Hyunrim

"Hmm.. Terserah apa katamu. Tapi bagaimana dengan Jungkook? Kau yakin dia sudah benar-benar melupakanmu?"-Eunhee

"Dia itu adikku, jadi mana mungkin dia melupakanku."-Hyunrim

Eunhee hanya menghembuskan napas kasar, aku tahu jika dia sedang kesal saat ini. Itu yang selalu dilakukannya saat aku tak pernah setuju dengan ucapannya. Namun Eunhee tetaplah Eunhee dia akhirnya hanya kembali melanjutkan tidurnya hingga aku pun ikut tertidur di sampingnya.

***
Mataku menerawang jauh ke depan, udara sejuk pegunungan dihiasi dengan sapuan rumput yang bergesekan membuat mataku benar-benar tak bisa mengarah pada hal lain. Bahkan Kim Tae yang sedari tadi ikut berdiri di hadapanku pun telah banyak mengeluarkan decakan.

"Nona Park, daripada kau hanya memandanginya lebih baik ayo kita foto berdua."-Taehyung

"Berdua? Ah benar, aku harus mencari Eunhee sekarang."-Hyunrim

"APA?? HEI NONA PARK!!"-Taehyung

Aku berjalan menjauhi Kim Tae dan segera menuju ke arah Eunhee yang kuyakini masih tertidur di dalam bus. Entah sampai kapan dia harus tertidur seperti itu.

Aku mencari bus yang kutumpangi sedari tadi, tapi entah kenapa mendadak semua bus sama saja bagiku. Yang mana bus yang benar? Ahh menyebalkan, kenapa kapasitas memorimu harus sekecil ini Park Hyunrim.

Kaki kecilku terus berlarian hanya untuk menemukan Eunhee, dia harus bertanggung jawab nanti.

"Ahh.. Akhirnya ketemu. Tck, dia benar-benar masih tertidur lelap. Bahkan wajahnya ditutupi oleh selimut, hah dasar pemalas."

Aku melangkah dengan perlahan mendekati Eunhee dengan maksud untuk membuatnya terkejut.

"EUNHEEE.... BANGUN SEKARANG JUGA!!! HEI LEE EUNHEE!!"

Merasa terabaikan oleh Eunhee, tanganku beralih membuka selimut yang menutupi wajahnya.

Dengan napas yang tercekat, aku berusaha untuk mengambil ponsel yang berada dalam sakuku dan segera menekan nomor telepon Kim Tae.

"Halo? Nona Park, kau ada dimana?"

"K-kim Tae.. K-kumohon temui aku sekarang, a-aku ada di bis."

Tut.. Tut.. Tut..

Tubuhku menggelepar lemah di lantai bus. Sungguh, aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya bisa berharap Kim Tae datang dengan cepat sekarang.

"Nona Park, kau-"

Ucapan Kim Tae terhenti ketika manik matanya menangkap sosok Eunhee yang terkapar lemas di kursi bus, darah yang keluar dari tenggorokannya pun ikut menghiasi tubuhnya saat ini.

"Eun-Eunhee? N-nona Park, hah.. Tunggu disini, aku akan memanggil para guru."-Taehyung

Tatapanku masih menatap lurus ke arah Eunhee. Aku sangat terkejut dengan semua ini, hingga air mataku terasa kering. Tak ada sebulir pun air mata yang menetes saat ini. Tuhan.. Siapa orang yang tega melakukan ini?

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang