Dua puluh enam

166 22 5
                                    

Aku menatap pintu kaca berlapis jeruji di hadapanku. Kau tahu dimana aku sekarang? Tempat terapi Jungkook. Kulihat Jungkook yang sedang mendudukan dirinya di atas ranjang, menatap keluar jendela. Dia terlihat kesepian disana.

Perlahan kuketuk pintu kaca di hadapanku. Mata Jungkook tampak membulat melihat aku dan Kim Tae yang berada di luar ruangannya.

Aku tersenyum menatapnya, namun bukannya membalas senyumanku dia justru menatap ke luar jendela lagi.

"Ini penyebab aku tak pernah mau mengatakan siapa pembunuh itu. Aku tak bisa melihatnya terkurung disana. Andai dia hanya membunuh ayahku, mungkin aku akan tetap membiarkannya di luar."-Taehyung

Aku menatap Kim Tae dalam diam, aku tahu bagaimana perasaannya saat ini. Karena aku pun tak tega melihat semua ini. Tapi, bukankah ini lebih baik? Setidaknya dia akan diterapi dan pribadi Deongkook di dalam dirinya akan sedikit berkurang, yah hanya berkurang karena nyatanya kepribadian ganda tak bisa disembuhkan 100%.

"Apa kita benar-benar tak boleh masuk Kim Tae?"-Hyunrim

"Tidak, kita tak tahu kapan pribadi lain dari diri Jungkook itu muncul. Apalagi dia belum diterapi sama sekali."-Taehyung

Aku menghela napas pasrah sembari melihat Jungkook. Perlahan rekaman kenangan bersama Jungkook di panti mulai terputar. Dulu dia sangat polos, selalu saja tertipu olehku. Aku tidak pernah menyangka jika dendam masa lalunya bisa berakibat sebesar ini.

"Permisi, waktu besuk telah berakhir. Sekarang saatnya pasien di terapi."

Kim Tae mengangguk dan menyingkirkanku perlahan dari depan pintu.

"Dokter.. Maaf bolehkah aku menitip surat ini untuknya?"-Hyunrim

Dokter wanita itu menatap suratku kemudian tersenyum dan mengangguk. Setelah dokter wanita itu memasuki ruangan, aku dan Kim Tae melangkah keluar menuju halte bus untuk kembali ke apartemenku.

***
Satu bulan telah berlalu, kehidupanku kini lebih baik daripada dulu. Melihat Jungkook yang telah berhasil dengan terapinya, Kim Tae yang sekarang menunjukkan kepintarannya, dan aku yang mulai berteman dekat dengan Eunhee. Kak Seokjin dan kak Yoongi kini mulai fokus pada pelajarannya, melupakan kejadian di masa lalu yang membuat semua orang menengang.

Minggu pagi ini kuputuskan untuk bangun lebih pagi. Kurasa aku butuh olahraga pagi, ya walaupun hanya sekedar berjalan-jalan menikmati angin pagi. Aku sudah lama tidak menghirup udara segar di pagi hari sejak aku pindah kesini.

Sebelum pergi aku menyiapkan makanan untuk Kim Tae. Aku tahu jika dia akan kelaparan saat aku pergi nanti, perutnya kan penuh dengan cacing-cacing rakus.

Aku memasang headset di telingaku, mendengarkan lagu dan berjalan-jalan di pagi hari adalah hal yang paling menyenangkan. Setelah dua putaran mengelilingi kawasan apartemenku, tiba-tiba saja ponselku bergetar, sebuah pesan masuk ke ponselku.

Alientae: aku akan pergi

Mataku membulat melihat pesan yang tertera di layar ponselku. Dia akan pergi? Tanganku segera mengetik dengan lincah membalas pesan darinya.

Hyunrim: kau akan pergi kemana?

Alientae: rahasia

Hyunrim: tapi kau akan kembali bukan?

Alientae: tentu saja, kau tidak perlu khawatir. Aku tahu kau akan merindukanku

Hyunrim: pergilah selama mungkin, aku butuh ketenangan di apartemenku

Dia tidak membalasnya, aku memutuskan untuk mengakhiri kegiatanku dan beralih menuju apartemen. Sesampainya disana, apartemenku benar-benar kosong tak berpenghuni. Jadi dia benar-benar pergi, baiklah ini waktuku untuk membersihkan seisi apartemenku.

Dan akhirnya setelah dua jam aku selesai membersihkan seluruh ruangan. Setelah semuanya selesai barulah aku memutuskan untuk membersihkan tubuhku.

Kini rasanya sangat segar karena keringat yang memempel di tubuhku menghilang.

"Ah.. Aku lapar."-Hyunrim

Kakiku melangkah mendekati kulkas, sial hanya tersisa satu butir telur di dalamnya. Aku berjalan ke luar apartemen menuju supermarket terdekat.

10 menit berjalan dengan terpaan sinar matahari membuatku sedikit kelelahan. Dengan segera aku memilih bahan masakan yang murah tapi tetap disukai oleh Kim Tae. Tunggu, kenapa aku memikirkan makanan yang disukainya? Ah.. Entahlah.

Setelah berkeliling selama 5 kali dan kurasa semua yang kubutuhkan telah masuk dalam keranjang belanjaku, aku memutuskan untuk pergi ke kasir dan membayar belanjaanku.

Kususun barang belanjaanku di kulkas dan pergi berbaring di sofa setelahnya. Kulirik jam dinding yang ada di hadapanku. Sudah 4 jam Kim Tae pergi. Sebenarnya kemana dia? Apartemenku terasa sepi tanpa Kim Tae. Tapi satu jam lagi waktu makan siang, dia pasti akan kembali saat jam makan siang.

Drrt drrt

Alientae: aku akan makan siang di luar, kau makan sendiri saja nona Park. Maafkan aku

Aku menghembuskan nafasku. Jadi dia akan melewatkan jam makan siang di luar? Baiklah aku akan makan sendiri.

"Kenapa dia harus makan di luar sih? Aku kan tidak suka makan sendirian. Tck.. Menyebalkan."-Hyunrim

Kuteguk kuah ramen yang masih tersisa di mangkukku. Karena terlalu bosan aku membaringkan tubuhku lagi di sofa. Hingga mataku perlahan mulai menutup. Entah berapa jam yang kuhabiskan untuk tertidur di sofa. Yang jelas, Kim Tae sekarang sedang duduk di hadapanku dan tersenyum, sangat manis.

"Sudah bangun? Kenapa kau tertidur di sofa?"-Taehyung

"Bukan urusanmu. Kemana saja kau? Kau bahkan tidak pulang saat jam makan siang. Kau tahu tidak kalau aku-"-Hyunrim

Aku menghentikan ucapanku, hampir saja aku mengatakan hal bodoh.

"Apa yang ingin kau katakan?"-Taehyung

"Entahlah, aku lupa akan mengatakan apa."-Hyunrim

Aku memalingkan wajahku darinya, entah kenapa melihat wajahnya sedekat ini membuat perasaanku tak enak.

"Ah.. Ini sudah sore. Saatnya kau melihatnya. Ayo."-Taehyung

Dia menarikku ke kamarku. Aku melihat sebuah gaun di kamarku. Dan meja riasku penuh dengan alat kosmetik. Tunggu, apakah aku masih di alam mimpi sekarang? Aku mencubit pipiku, sakit. Jadi.. Ini semua nyata? Tidak, tidak mungkin.

"Bagaimana?"-Taehyung

"Oh? A-apa?"-Hyunrim

"Tentu saja gaun, heels, dan semua alat kosmetik itu. Kau suka?"-Taehyung

"Itu semua.. Untuk siapa?"-Hyunrim

"Hah.. Nona Park, tentu saja itu untukmu. Aku pergi keluar berjam-jam untuk membeli semua itu."-Taehyung

"Benarkah? Tapi kenapa? Dan.. Darimana kau mendapatkannya? Kau tidak mencurinya kan?"-Hyunrim

"Ishh.. Kau pikir aku gila mencuri benda sebanyak itu? Aku menggunakan semua tabunganku untuk membeli itu. Sudahlah, lebih baik kau pergi mandi sekarang dan gunakan semua itu."-Taehyung

Dia mendorongku masuk ke kamarku. Dan sekarang, aku hanya bisa mengikuti permintaannya. Jujur, entah kenapa aku sulit sekali menebak isi otak Kim Tae. Tingkahnya selalu aneh dan tiba-tiba.

Setelah membersihkan tubuhku, aku masih memandangi gaun yang ada di hadapanku. Haruskah aku memakainya?

Aku menganggukkan kepalaku setelah tahu jawaban yang tepat.

Kakiku melangkah ke luar kamar dan mendapati Kim Tae yang sedang terduduk di sofa. Dia menatapku dengan matanya yang terbuka lebar.

Aku yang tak tahu harus bertingkah seperti apa hanya bisa menggaruk leherku dan menyengir tak berdosa.

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang