"Jungkook memutuskanku Tae. Aku tak tahu apa alasannya, dia sangat aneh tadi."-Hyunrim
"Apa yang aneh?"-Taehyung
Aku menghirup nafas dalam-dalam sebelum bercerita tentang kejadian di lapangan belakang tadi.
"Tadi dia membawaku ke lapangan belakang. Dia bilang aku tidak boleh membiarkanmu memelukku lagi. Lalu dia memelukku, sangag erat. Seolah aku tak akan pernah melihatnya lagi. Dan saat memelukku dia bilang jika aku harus menjauhinya karena jika aku dekat dengannya dia hanya akan menyakitiku. Dia menyuruhku untuk jangan menemuinya apapun yang terjadi. Dan aku tak boleh jauh-jauh darimu. Aku harus mengikutimu kemanapun kau pergi. Aku tak tahu ada apa dengannya, sebelum memelukku dia berkata agar aku menjauhimu, tapi setelah memelukku dia menyuruhku untuk selalu dekat denganmu. Aku tak mengerti Tae.."-Hyunrim
Kim Tae menundukkan wajahnya. Dia terlihat mengatur nafasnya. Beberapa kali aku mendengar hembusan nafasnya yang seolah membuang semua kesedihan di dalam hembusan nafas itu.
Kami cukup lama terdiam hingga ponselku tiba-tiba bergetar menandakan sebuah pesan masuk.
My bby: Rii.. Bisakah kita bertemu?
Aku mengerutkan dahiku, Jungkook?
Seolah mengerti dengan kebingunganku, Kim Tae merebut ponsel di tanganku dan membaca pesan itu."Jungkook sudah menyuruhmu untuk jangan mendekatinya bukan? Jangan dekati dia. Tetaplah bersamaku, nona Park."-Taehyung
"Tapi.."-Hyunrim
"Hentikan sifat keras kepalamu itu."-Taehyung
Aku terdiam, Jungkook juga mengatakan hal itu tadi. Apa ponsel Jungkook dibajak oleh hacker sampai menyuruhku untuk menjauhinya dan jangan percaya dengan pesan yang dikirim olehnya? Tapi.. Tidak mungkin hal itu terjadi.
***
Kini aku sedang berada di dalam toilet. Bukan untuk buang air kecil ataupun hal lain. Melainkan ini adalah hukumanku karena membolos tadi. Kim Tae membersihkan toilet pria dan aku toilet wanita. Tanganku menyeka peluh di dahiku. Sebenarnya tak begitu lelah membersihkan toilet karena toilet di sekolah ini sudah cukup bersih. Tapi karena suasanya terlalu panas, keringatku tak berhenti menetes dari tadi.Kulangkahkan kaki menuju bilik kamar mandi. Membersihkannya lagi dan lagi. Setelah semuanya selesai, tanganku berusaha membuka pintu di hadapanku ini. Tapi nihil, sepertinya ada seseorang yang menahannya dari luar.
Aku mulai menggedor-gedor pintu itu dan bertanya apakah ada orang di luar.
"Apa ada orang di luar? Siapapun disana kumohon jangan tahan pintunya. Aku ingin keluar. Buka!!"-Hyunrim
Kudengar suara kekehan seseorang dari luar. Suara lelaki, aku tak mengenali suara itu karena kurasa dia memakai masker. Terlihat dari suaranya yang seperti terbekap oleh sesuatu.
"Selamat siang.. Park Hyunrim. Sayang sekali aku tak bisa menampakkan diriku di hadapanmu. Padahal kau pasti sangat ingin bertemu denganku."
Aku hanya diam di tempatku, masih mencoba untuk menebak pemilik suara itu.
"Kau pasti sedang menebak-nebak suaraku bukan? Daripada kau menebak-nebak tak jelas. Biar kuperkenalkan padamu, namaku.. Jeon DK. Seseorang yang kau cari-cari dari kemarin. Bahkan kau sampai berkumpul di ruang kesehatan hanya untuk mencariku. Sebenarnya aku juga sangat ingin bertemu denganmu, tapi hari ini bukanlah hari yang tepat. Bilang pada teman-teman bodohmu itu jika mereka tak akan pernah bisa menemukanku. Ah, aku minta maaf karena telah membunuh temanmu, Park Jimin. Itu salahnya sendiri karena dia berani sekali dekat-dekat denganmu."
"Dia adalah temanku. Wajar jika dia berdekatan denganku. Lagipula kau siapa berani melarangku untuk dekat dengan orang lain? Apa hakmu huh? Lebih baik sekarang kau pergi ke kantor polisi dan mengakui semua perbuatanmu."-Hyunrim
"Hei.. Bersabarlah. Aku pasti akan menyerahkan diriku, tapi setelah semua orang mati. Kau, Taehyung, Seokjin, Yoongi, Namjoon, dan Hoseok. Itu adalah urutan orang yang akan kubunuh. Dan aku akan memulainya dari kuda liar itu, Jung Hoseok."
Mataku membulat seketika, dengan sekuat tenaga aku membuka pintu itu tapi tak berhasil. Ah kenapa aku selemah ini. Kudengar suara langkah kaki yang semakin lama menghilang. Dan saat suara kaki itu benar-benar tak ada barulah pintu bilik ini terbuka.
"Sial!!"-Hyunrim
Aku segera keluar meninggalkan peralatan yang sudah tergeletak di ujung kamar mandi. Kakiku segera melangkah pergi ke ruang kesehatan. Semuanya telah berkumpul disana, maksudku keempat kakak kelas itu.
Sesampainya disana, semuanya menatapku. Aku segera mengunci ruang kesehatan dan menutup semua tirai yang ada. Kulihat kerutan di dahi masing-masing kakak kelas itu. Ah tidak, kecuali kak Yoongi. Dia tak berekspresi, seperti biasanya.
"Hyunrim, ada apa?"-Seokjin
"Dengarkan rekaman ini baik-baik Kak."-Hyunrim
Aku mulai menyalakan rekaman yang tadi kubuat saat Jeon DK mulai berbicara. Entah kenapa tak ada sinyal sedikitpun disana, jadi aku tak bisa menghubungi siapapun. Untungnya aku sempat merekam semua ucapannya.
Kulihat kak Hoseok yang pertama kali menegang saat namanya disebut sebagai target selanjutnya oleh psikopat itu.
"Tenanglah kak, kami akan melindungimu. Sekarang apakah ada yang mengenali suara ini? Aku merekamnya sambil memikirkan siapa pemilik suara ini. Tapi aku masih belum mengingatnya."-Hyunrim
"Ditambah pembunuh itu menggunakan masker. Dia sudah berani muncul di hadapan kita. Kita harus berjaga-jaga."-Namjoon
"Bukankah sekolahan ini sangat dijaga ketat? Bagaimana dia bisa masuk?"-Hoseok
"Entah kenapa aku merasa jika dia seumuran dengan kita. Dan, dia bilang dia tidak suka jika ada yang terlalu dekat denganku. Bukankah itu artinya dia orang terdekatku?"-Hyunrim
"Kalau begitu, hanya kau yang tahu jawabannya Hyurim. Siapa orang yang kau kenal selain orang-orang yang disebutkan oleh pembunuh itu."-Yoongi
Aku terdiam, mencoba mencari nama seseorang yang belum disebutkan. Tak banyak orang yang kukenal disini. Tapi kenapa otakku sangat lambat menemukan orang itu? Jeon..
Mataku membulat ketika mengingat marga yang digunakan pembunuh itu.
"Hyun? Kau sudah tahu orangnya?"-Yoongi
"Mungkinkah.. Orang itu adalah... Jungkook?"-Hyunrim
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Why; kth ✔
FanfictionSekarang aku tahu jawaban dari semua teka-teki yang ada pada dirimu. Walaupun akhirnya, aku sedikit menyesal saat mengetahuinya. Kumohon, tetaplah bersamaku.-Hyunrim Ayo melakukan segalanya bersama. Aku hanya memilikimu saat ini.-Taehyung #2~lengkap...