Dua puluh lima

154 22 1
                                    

"Ya, aku memang punya riwayat penyakit jantung stadium akhir."-Taehyung

Mataku terbelalak mendengar ucapannya. Satdium akhir? Jadi.. Hidupnya tak lama lagi?

"Sejak kapan kau tahu penyakitmu itu?"-Hyunrim

Kim Tae tampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaanku.

"Emmhh entahlah, aku tak begitu yakin. Mungkin saat..."-Taehyung

"Saat apa??"-Hyunrim

"Saat..."-Taehyung

Kim Tae masih menggantungkan kalimatnya. Aku menatapnya dengan resah, dia tidak boleh meninggalkanku secepat itu. Maksudku, aku tidak ingin kehilangan teman-teman terdekatku lagi. Sudah cukup dengan kepergian Jimin, kak Namjoon, dan kak Hoseok.

"Saat... Aku melihat seorang wanita minimalis duduk di samping diriku."-Taehyung

"Aishh apa maksudmu sebenarnya? Bagaimana mungkin penyakit jantung bisa datang seperti itu? Berikan aku surat keterangan dokter tentang penyakitmu itu."-Hyunrim

"Nona Park yang bodoh, penyakit jantung yang kumaksud adalah sebuah perasaan dimana aku seolah kutub selatan magnet yang selalu tertarik pada kutub utara magnet."-Taehyung

Aku semakin mengernyitkan dahiku. Apa itu adalah bahasa aliennya? Aku sama sekali tak mengerti dengan ungkapan-ungkapan yang diucapkannya barusan. Kutub utara kutub selatan? Hah membuat otakku lelah saja.

"Sudahlah, aku tahu kau tidak akan paham. Lupakan saja, aku hanya bercanda tadi."-Taehyung

"Jadi intinya kau punya penyakit jantung atau tidak?"-Hyunrim

"Tidak."-Taehyung

"Hah syukurlah."-Hyunrim

"Kenapa?"-Taehyung

"Karena aku ingin kau tetap bersamaku. Apapun yang terjadi, kumohon tetaplah disisiku. Kau mau kan?"-Hyunrim

"Baiklah.. Ayo kita lakukan semuanya bersama-sama. Aku juga hanya memilikimu saat ini."-Taehyung

Kini aku dan Kim Tae terkekeh geli dengan apa yang baru saja keluar dari mulut kami.

***
Keesokan harinya...

Berita tentang kak Namjoon dan kak Hoseok sudah terdengar di seluruh penjuru sekolah. Namun hari ini, berita tentang Jungkook juga sudah menyebar. Entah darimana asalnya berita itu, tapi yang jelas semuanya sudah tahu jika Jungkook memiliki kepribadian ganda dan kepribadian satu lagi yang dimilikinya merupakan seorang psikopat.

Aku menancapkan headset pada telingaku. Sejujurnya headset itu tak terpasang pada ponselku. Ponselku masih berada di tangan detektif Kang karena rekaman yang kubuat kemarin bisa menambah bukti jika Jungkook bersalah.

Sepanjang lorong mereka semua menatapku, samar kudengar percakapan mereka yang mengatakan jika aku adalah sebuah kutukan. Karena semenjak aku pindah banyak yang mengalami kesusahan. Dan ingin sekali rasanya aku berkata jika aku pun merasakan hal itu.

Sesampainya di kelas, aku melihat Kim Tae yang sedang tertidur di kursinya, seperti biasa. Hari ini aku memang berangkat sedikit lebih siang karena aku tahu berita-berita tak mengenakkan sudah tersebar dengan cepat. Aku malas mendengar kicauan mereka di pagi hari.

"Wahh aku tidak menyangka jika ketua kelas kita adalah seorang psikopat."

"Aku lebih tidak menyangka lagi jika ternyata Hyunrim adalah kekasih Jungkook."

"Aishh itu belum apa-apanya, yang lebih buruk lagi adalah Jungkook adalah adik angkat dari seorang Kim Taehyung. Pantas saja jika-"

Brakk..

Aku menarik headsetku kasar, tanganku terkepal erat membuat urat kecilku sedikit menonjol. Aku sudah muak dengan semua ini, pada awalnya mereka memang berbicara kenyataan tapi lama-lama mereka membumbui ucapan mereka dengan hal-hal yang sangat melenceng dari alur cerita.

"Bisakah kalian diam? Atau.. Setidaknya jangan terlalu banyak menambahkan bumbu pada ucapan kalian."-Hyunrim

Nafasku terengah-engah karena emosiku yang memuncak. Aku masih berdiri dengan menatap tajam segerombolan wanita yang dengan tak tahu malunya menggunjing orang di depan orang itu sendiri.

Kurasakan genggaman hangat di pergelangan tanganku. Aku sedikit menundukkan kepalaku menatap pergelangan tanganku yang digenggam oleh Kim Tae. Tak hanya itu dia sedikit mengusapnya mencoba menenangkanku. Aku berdecak kesal melihat Kim Tae yang kurasa kurang tegas dengan murid-murid itu.

"Biarkan saja, kita masih dalam suasana berkabung setelah kepergian kak Namjoon dan kak Hoseok."-Taehyung

Akhirnya aku benar-benar menghela napas menyerah dengan semua ini. Kuikuti Kim Tae yang meletakkan kepalanya di meja, ya kami saling menatap dalam diam. Entah kenapa rasanya sangat nyaman melihatnya seperti ini.

"Kim Tae.. Apa kak Seokjin dan kak Yoongi sudah tahu tentang Jungkook?"-Hyunrim

"Aku sudah memberitahu Yoongi hyung tadi malam, dan pasti sekarang dia sudah menceritakan pada Seokjin hyung."-Taehyung

Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku sebagai respon ucapannya. Ponsel Kim Tae bergetar, setelah membaca pesan yang masuk dia segera menyuruhku berdiri dan mengajakku pergi.

Aku mengikuti langkah Kim Tae, ah.. Ternyata ini jalan ke ruang kesehatan. Kalau begitu aku tahu siapa yang mengirim pesan.

"Jelaskan pada kami tentang sesuatu Tae."-Yoongi

Kerutan jelas saja muncul dari dahi kami berdua. Baru saja sampai di ruangan ini, kak Yoongi langsung menyerbu Kim Tae dengan pertanyaannya.

"Apa?"-Taehyung

"Alasan Jungkook menderita kelainan itu. Apa kau tahu?"-Seokjin

"Aku tidak tahu hyung."-Taehyung

Aku terdiam, perlahan otakku mulai terputar rekaman saat Jungkook bercerita kepadaku tentang hal itu. Kepergian ibunya.

"Kurasa aku tahu kak."-Hyunrim

"Ceritakan pada kami."-Taehyung

"Saat itu, Jungkook bercerita jika ayahnya menghabisi nyawa ibunya saat dia berusia 5 tahun. Sejak saat itu dia bilang ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Dendamnya pada ayahnya menyebabkan tubuhnya mulai memunculkan sebuah hasrat membunuh yang tinggi."-Hyunrim

"Dia bercerita padamu seperti itu dan kau masih mau menjadi kekasihnya?"-Yoongi

Kak Yoongi memandangiku dengan tatapan tak percaya. Aku hanya tersenyum simpul sebelum menjawab pertanyaannya.

"Entahlah kak, dulu aku bertemu dengannya di pinggir jalan. Bajunya penuh dengan darah hingga tak ada seorang pun yang mendekatinya. Semua orang ketakutan padanya. Dan kukira dia akan pergi ke tempat lain, tapi aku selalu bertemu dengannya selama 2 hari di tempat itu. Akhirnya aku memutuskan untuk mendekatinya dan mengajaknya ke panti tempat tinggalku. Dulu yang ada di otakku hanya dua pertanyaan, pertama bagaimana cara menghapus rasa dendam itu pada diri Jungkook agar dia tak mempunyai hasrat untuk membunuh seseorang dan kedua darah siapa yang menempel di seluruh tubuhnya saat itu. Dan kini pertanyaan keduaku terjawab, darah itu.. Adalah darah milik ayahmu Kim Tae."-Hyunrim

"Jadi.. Dia pindah ke kotamu saat itu?"-Taehyung

"Ya, dan selama satu tahun dia bersekolah di sekolahku. Kami selalu bersama-sama saat itu. Hingga akhirnya dia memilih melanjutkan sekolah di Seoul."-Hyunrim

"Jadi dia benar-benar melakukannya?"-Taehyung

"Apa maksudmu?"-Yoongi

"Dulu saat aku mengatakan pada ayahku untuk melanjutkan sekolah di Seoul, dia belajar mati-matian agar mendapat beasiswa dan bersekolah bersamaku."-Taehyung

Kami berempat terdiam, Kim Tae mulai terisak menangisi segala hal. Aku lega melihatnya menangis, setidaknya dia memang harus menangis disaat dia sedih.

Sekarang aku tahu, takdir memang sengaja mempertemukanku dengan Jungkook dan Kim Tae. Dengan pertemuan ketiga takdir yang berbeda-beda dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang