Tiga Puluh Delapan(Ending)

246 28 10
                                    

Mataku mengerjap pelan ketika merasakan beberapa tetes air menyembur ke wajahku. Setelah mataku benar-benar terbuka, aku sedikit terkejut karena langit sudah berubah menghitam. Aku tertidur di rooftop hingga malam? Hyunrim kau benar-benar keterlaluan. Tunggu, tapi air apa yang membangunkanku tadi? Disini tidak hujan sama sekali.

"Kau sudah bangun?"

Aku menoleh ke sumber suara, mataku sedikit mengerjap karena tak mengenali siapa lelaki yang ada di depanku. Lagipula wajahnya tertutup topeng. Jangan-jangan dia...

"Bangunlah dan ikuti aku."

"Untuk apa aku mengikutimu? Aku tidak mengenalmu."-Hyunrim

"Ikuti saja aku atau.. Kau akan rasakan akibatnya."

Aku meneguk air liurku ketika melihat kilatan pisau tajam yang lelaki misterius itu genggam. Dia berjalan dan aku hanya bisa pasrah mengikutinya. Kuambil ponselku dari sakuku. Sial, ponselku mati.

Aku tetap mengikuti lelaki bertopeng itu dalam diam, keadaan sekolah yang sunyi dan remang-remang membuatku sedikit gugup. Namun aku selalu ingat perkataan Kim Tae saat sedang dalam situasi seperti ini, 'tenang dan berpikir cerdas'. Akhirnya aku hanya bisa menghela napas pelan, jika ini adalah malam terakhirku maka aku ikhlas. Lagipula aku sudah melihat semua orang bahagia.

"Berjalanlah lebih cepat atau kau mau merasakan pisau ini di tubuhmu?"

Aku berdeham dan mempercepat langkahku walaupun aku masih sedikit menjaga jarak dari pria bertopeng itu.

"Apa aku boleh meminta sesuatu? Bisakah kau membuka topengmu? Topeng itu sangat menakutkan."-Hyunrim

"Wajah asliku bahkan lebih menakutkan, kau tidak akan bisa tidur dengan tenang setelah melihatku."

Aku meneguk air liurku untuk kesekian kalinya. Ini benar-benar membuatku gila. Tunggu.. Jangan-jangan dia adalah.. Deokkwan? Tapi tidak mungkin, dia sudah ada di penjara. Tapi bagaimana jika dia kabur dari penjara dan.. Dia akan membawaku pergi ke akhirat bersamanya? Ah.. Ini benar-benar membuatku gila.

Kini kami telah sampai di depan sekolah, sebuah mobil telah menunggu kami. Sang lelaki bertopeng menyuruhku masuk ke dalam mobil itu. Aku masih diam di tempatku, mobil ini.. Kurasa aku mengenalnya, mobil yang sama saat Deokkwan menculikku.

"Cepat naik!"

Lelaki bertopeng itu mendorongku hingga kepalaku sedikit terbentur mobil. Setelah sampai di dalam, lelaki bertopeng itu memasangkan sebuah kain hitam di mataku dan mulutku, bahkan dia juga mengikat tanganku. Awalnya aku memberontak namun suara lelaki bertopeng itu benar-benar membuatku merinding. Auranya sangat menakutkan.

Aku tidak tahu mengarah kemana mobil ini pergi, yang kulihat hanya warna hitam dan hitam. Jangan lupakan ikatan di tanganku yang sekarang mulai terasa perih di sekitar pergelangan tanganku.

Entah berapa lama aku berada di dalam mobil ini, kini kudengar pintu mobil terbuka. Aku ditarik keluar begitu saja dari dalam mobil, dan untuk kedua kalinya aku terkantuk pintu mobil. Dia ini benar-benar kasar. Tanganku terus digenggam olehnya dan dengan sedikit tarikan hingga membuatku tersandung banyak hal. Entahlah apa itu.

Ting!

Suara apa itu? Ponsel? Ah tidak.. Kurasa itu suara pintu lift yang terbuka. Kemana mereka membawaku pergi? Di dalam lift ini sangat sepi, kurasa kami hanya berdua. Lift apa ini? Hotel kah? Atau.. Apartemen? Lelaki bertopeng itu tak akan menyetubuhiku sebelum membunuhku kan? Keringat dingin mulai mengucur deras dari dahiku hingga membasahi kain yang menutupi mulutku. Ini sangat menakutkan, aku benar-benar tak bisa berpikir cerdas kali ini.

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang