Dua puluh delapan

149 20 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku. Dengan rambut bak singa jantan yang terjatuh dalam kubangan air, mataku mengerjap beberapa kali. Hari senin ini adalah hari senin terindah dalam hidupku. Aku merasa jika kisahku ini akan memiliki akhir yang indah. Aku bersama Kim Tae dan Jungkook yang mulai sembuh dari sakitnya. Aku tidak sabar menunggu hatiku benar-benar yakin tertuju pada Kim Tae. Aku tak mau salah mengartikan perasanku lagi untuk kedua kalinya.

Aku berjalan keluar membawa seragamku ke dalam kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhku, aku berjalan keluar dengan rambut yang masih sedikit basah.

"Selamat pagi, Hyun."-Taehyung

Aku mengernyit menatap Kim Tae, Hyun? Tumben dia memanggilku seperti itu. Biasanya dia memanggilku Hyun hanya saat-saat mendesak.

"Kenapa kau memanggilku seperti itu?"-Hyunrim

"Memangnya tidak boleh?"-Taehyung

"Tidak, aku ingin kau memanggilku dengan sebutan yang berbeda dari orang lain. Tetap panggil aku nona Park, mengerti?"-Hyunrim

Kim Tae menggeleng tak setuju dengan ideku. Matanya bergerak ke atas seolah sedang berpikir. Lalu dia menatapku dengan senyum kotaknya.

"Bagaimana jika.. Hyuni Pabo?"-Taehyung

Aku memberikan tatapan mematikanku padanya. Dia masih saja menyebalkan. Padahal kukira dia akan bertindak sedikit lebih manis agar aku cepat-cepat menerimanya. Tapi ternyata sama saja.

"Hehe.. Aku hanya bercanda. Baiklah aku akan tetap memanggilmu nona Park."-Taehyung

Aku mencebik kesal sembari mengenyahkan Kim Tae dari pandanganku. Tanganku bergerak memasak makanan untuk sarapan.

Kim Tae masih berada di dalam kamar mandi ketika aku selesai memasak. Setelah menghidangkan di atas meja, barulah dia keluar dan langsung terduduk di kursi dengan rambut yang masih sangat-sangat basah. Bahkan tetesan air dari rambutnya terjatuh ke lantai.

Aku menghela nafas pelan, aku membiarkan rambutku sedikit basah tadi agar dia mengeringkannya untukku tapi sekarang malah lebih layak jika aku yang mengeringkan rambutnya.

Kutarik handuk yang melingkar di leher Kim Tae, membuat Kim Tae sedikit meringis. Tanganku bergerak mengeringkan rambut pirangnya, herannya dia tetap memakan makanannya tanpa rasa sungkan sedikitpun. Setelah kurasa benar-benar kering, aku melangkah pergi untuk menjemur handuknya.

Bugh..
Aku meringis mendapati pantatku yang mencium lantai dengan cukup keras. Sial, aku lupa jika lantainya basah akibat ulah Kim Tae.

"Nona Park kau baik-baik saja?"-Taehyung

Kim Tae berjongkok di depanku mensejajarkan tubuhnya denganku. Aku masih setia mengelus pantatku, ahh ini terlalu menyakitkan.

"I-iya tidak apa."-Hyunrim

Kim Tae mengangkat tubuhku tanpa seizinku dan mendudukkan tubuhku pelan di sofa. Wajahnya terlihat sangat dekat saat ini. Seolah tahu jika aku menatapnya, dia kini tengah mengerlingkan pandangannya padaku. Tanganku memundurkan kepalanya karena kesal dengan tingkahnya yang menggodaku tadi.

Kim Tae terkekeh melihat pipiku merona, dia mengambil piringku dan kemudian mendudukkan tubuhnya di sampingku. Sesendok nasi kini berada di hadapanku, aku tersenyum kemudian melahap nasi itu.

Hal termanis yang dilakukan Kim Tae kurasa adalah menyuapiku. Ah tidak, pengakuannya tadi malam mendapat peringkat satu kali ini.

10 menit kemudian, Kim Tae telah membawakan tasku dan tasnya yang digendong depan belakang olehnya. Aku menjulurkan tanganku meminta tasku darinya, namun dia malah memberikan tasnya yang ringan padaku dan kembali berjongkok di hadapanku.

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang