Dua puluh sembilan

131 17 1
                                    

Kepalaku kini tertunduk lesu di atas meja belajarku. Kini pikiranku masih berkutat masalah Jungkook. Kim Tae bersikeras untuk tidak mengikuti study wisata itu dan tetap di kota ini bersamaku dan Jungkook. Namun, tanggung jawabnya sebagai ketua kelas harus tetap ditegakkan bukan?

Dia yang memilih menjadi ketua kelas menggantikan adiknya, Jungkook, tapi sekarang dia ingin meninggalkan tanggung jawabnya karena Jungkook. Ahh.. Aku sangat lelah hanya karena memikirkan hal ini.

Dan akhirnya, satu-satunya cara hanyalah mendapatkan setitik pencerahan dari Eunhee. Kuharap dia yang lebih pintar dariku bisa memberiku saran.

"Halo Hyun? Ada apa? Tumben kau menelponku."

"Hmm.. Aku sedang bingung Hee."

"Tentang apa?"

"Study wisata kita, haruskah aku ikut atau tidak?"

"Apa maksudmu? Tentu saja kau harus ikut, ini pertama kalinya kita bisa menghabiskan waktu berdua."

Aku terdiam, yang dikatan Eunhee memang benar. Inilah kesempatanku untuk bisa memiliki kenangan indah bersama teman-teman sekelasku. Tapi..

"Hyun? Kau masih disana?"

"Hmm.. Tapi Hee, kau tahu bukan jika Jungkook tak boleh ditinggal terlalu lama. Itu akan membuat sosok Deongkook bisa saja muncul lagi."

Kini Eunhee yang terdiam, terdengar hembusan nafas pasrah dari seberang. Aku mengulum bibirku, kuharap Eunhee bisa memberiku saran terbaik seperti biasanya.

"Apakah tak bisa Jungkook hanya dijaga oleh seorang perawat Hyun? Aku sangat menginginkan kita menghabiskan waktu liburan bersama."

Aku menarik nafasku dalam-dalam. Ternyata Eunhee pun tak bisa mendapatkan solusi terbaik.

"Maaf Hee, tapi aku rasa aku harus tetap disini bersama Jungkook. Besok disana kau bersenang-senanglah bersama Kim Tae."

"Cih, bersenang-senang? Bersama seseorang seperti Tehyung? Astaga Hyun percayalah itu hanya akan menjadi sebuah harapan."

Aku terkekeh mendengar jawaban dari Eunhee. Mereka berdua memang hanya terlihat akur jika tak ingin memberikan contekan tugas padaku.

"Hyun, sudah dulu yah. Guru lesku sudah datang. Bye.."

Aku menjauhkan ponselku dari telingaku. Baru saja ponselku tergeletak di meja, sebuah pesan terpampang di ponselku.

Jungkook: Hyun, aku merindukanmu

Mataku membulat seketika melihat pesan yang tertera di layar. Hyun? Jungkook memanggilku Hyun? Mungkinkah..

Disaat pikiranku masih berkutat dengan pesan itu, sebuah pesan muncul lagi.

Jungkook: kenapa tak membalasnya?
Jungkook: haha, tenanglah ini aku, Jeon Jungkook

Aku mencebik kesal menatap dua pesan yang baru saja dikirim Jungkook. Jadi dia hanya mengerjaiku? Hah adik dan kakak sama saja, sama-sama menyebalkan.

Hyunrim: ck.. Jangan mengerjaiku seperti itu lagi Jungkook
Hyunrim: aku hampir terkena serangan jantung karenamu

Jungkook: baiklah.. Aku minta maaf Rii
Jungkook: Taehyung tadi mengirimiku pesan jika kalian sedang bertengkar. Ada apa? Kalian baru saja mengutarakan perasaan masing-masing kemarin, secepat inikah kalian bertengkar?

Hyunrim: selalu seperti itu setiap hari Kook
Hyunrim: bertengkar, berbaikan, bertengkar, berbaikan.. Aku saja sampai lelah sendiri

That's Why; kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang