Aku tahu itu sulit bagimu. Tapi tidak bisakah kau membaginya denganku?
-Jia
***
Tepat setelah Wonwoo menutup panggilan dari Jia. Wonwoo langsung berlari menuju parkiran motor untuk mengambil motornya dan segera melajukan ke luar dari sekolah menuju halte bus-menghampiri Jia.
Sudah beberapa hari ini Wonwoo lebih sering menggunakan motor ke sekolah. Ia mulai nyaman menggunakan motor yang sudah lama tidak digunakan sejak pertama kali Jeonghan membelikannya.
Menggunakan motor juga akan membuat Wonwoo lebih cepat sampai tujuan.
20 menit berlalu, Wonwoo sudah berada didepan halte dimana tempat Jia menunggunya. Tapi Jia tidak ada di tempat. Wonwoo membuka helmnya lalu melihat ke kanan dan kiri mencari Jia.
Apakah dia pulang duluan, benak Wonwoo penasaran.
Wonwoo akhirnya turun dari motor. Ia duduk di kursi yang terdapat di halte sambil mengecek ponselnya.
Kemudian Wonwoo berdiri, matanya melihat lurus ke sebrang jalan. Ia melihat Jia yang sedang berdiri seperti sedang menunggu lampu merah untuk menyebrang jalan sambil fokus dengan ponselnya.
Lampu untuk pejalan kaki sudah hijau, mobil pun juga sudah berhenti. Tapi Jia belum juga menyebrang. Hingga beberapa menit berlalu.
Wonwoo menyeritkan keningnya. Ia melangkahkan kaki untuk menjemput Jia. Sedetik kemudian lampu pejalan kaki terlanjur berwarna merah, mobil juga sudah mulai lalu lalang. Wonwoo akhirnya mengurungkan niatnya dan mundur kebelakang- ke trotoar.
Beberapa mobil yang lewat menghalangi pandangan Wonwoo pada Jia. Wonwoo melihat Jia melangkah menyebrangi jalan dengan mata yang masih fokus dengan ponsel.
"Mwoya, apa yang dia lakukan?" gumam Wonwoo bingung.
Jia melangkahkan kakinya dengan perlahan. Seperti yang diketahui jika ingin menyebrang, pengguna jalan harusnya melihat ke arah kanan dan kiri. Tapi tidak dengan Jia.
Wonwoo menggaruk keningnya-tidak mengerti. Dari tempat Wonwoo berdiri, Ia dapat mendengar suara laju motor dengan kecepatan tinggi yang sedang membunyikan klaksonnya.
Mendengar suara itu, Wonwoo beralih memperhatikan motor tersebut. Ternyata motor itu tengah memperingatkan Jia untuk minggir dengan membunyikan klakson.
Mata Wonwoo membulat seketika. Motor itu bukannya berhenti malah terus melaju kencang mendekati Jia.
Batin Wonwoo ingin sekali berlari menghampiri Jia. Tetapi kendaraan sedang ramai berlalu lalang.
"Yaa, Kim Jia!" teriak Wonwoo mengeluarkan suara beratnya.
Tidak ada balasan dari Jia. Yang lebih membuat Wonwoo kesal, tiba-tiba ada truk besar berhenti tepat didepan Wonwoo berdiri. Truk itu menghalangi pandangan Wonwoo pada Jia yang ada di seberangnya.
"Eih apa-apaan ini?!" gumam Wonwoo semakin kesal.
Perasaan Wonwoo semakin tidak enak. Ia khawatir dengan Jia.
Satu menit kemudian truk besar itu perlahan melaju pergi. Disaat yang bersamaan lampu untuk pejalan kaki berubah menjadi hijau. Langsung saja Wonwoo berlari kecil menghampiri Jia.
Begitu Wonwoo sampai di tempat Jia berdiri tadi, Wonwoo menghentikan langkah kakinya-mematung.
Suatu pemandangan aneh yang membuat Wonwoo terkejut ada didepan mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL [Wonwoo]
Fanfiction[COMPLETE] "Kincir angin kecil termenung berdiri sendirian seolah sedang menunggu seseorang, itu aku." High Rank: #1 - Pinwheel (24-6-20) #1 - wonu (7-11-18) #1 - dino (16-12-18) #2 - wonu (5-8-18) #18 - dk (4-8-18) #32 - svt (4-8-18) #59 - friendzo...