E P I L O G

2K 204 13
                                    

BUDAYAKAN VOTE & COMMENT!
MENULIS ITU TIDAK MUDAH. HARGAI PENULIS DENGAN MENINGGALKAN KOMENTAR SELAIN VOTE.

===

Wonwoo pergi.

Meninggalkan tidak hanya keluarga dan tempat tinggal namun perasaan dan satu orang spesial itu. Gadis itu bingung, dia merasa semuanya sia-sia.

Jika dipikir ulang, semua kejadian di masa lalu sudah memberikan tanda hanya saja Jia yang terlalu bodoh untuk melihatnya.

Seharian ini Jia tidak melakukan apapun selain termenung, memikirkan yang seharusnya dia lakukan dan yang seharusnya terjadi.

Siapa yang salah? pikirnya.

Aku? Wonwoo? Atau kita berdua? pikirnya lagi. Saat itu dia sadar karena enggan mengucapkan berujung pada angan semata.

Bodohnya dia yang selalu ceria dan tampak cerewet tidak mengatakan lebih dulu. Dibandingkan Wonwoo, bukankah Jia yang diharapkan menyatakan? Nyatanya Jia hanya sanggup melakukannya dalam hati dan menyesal dikemudian hari.

Sekarang semua tampak buram, Wonwoo pergi begitu saja meninggalkan Jia yang termenung atas perasaannya. Sekarang semua tampak hampa dan Jia bingung apa yang harus dia lakukan.

Sudah 1 jam yang lalu bel pulang berbunyi. Tanpa menghiraukan hal itu Jia masih duduk dikursinya menelungkupkan wajah dibawah kedua tangan yang terlipat diatas meja.

Tidak ada satupun orang dikelas, hanya dirinya. Soorim dan Ha Neul tidak masuk hari ini karena ada mengikuti lomba modern dance di Incheon.

Beberapa kali ponsel Jia berdering. Semua orang khawatir dengannya. 50 panggilan masuk tiada hentinya, diikuti dengan ratusan pesan masuk yang juga tidak dibacanya. Mulai dari Seungkwan, Seok Min, Jisol, Hyunseok, Jihoon, Myungho, Jun, Soorim & Ha Neul tidak dijawabnya.

Jia memejamkan matanya. Berusaha menenangkan diri tanpa memikirkan sesuatu yang membuatnya kehilangan senyuman manis.

Bukannya berhasil melupakan justru Jia semakin dibuat ingat akan masa-masa dimana kenangan manis mereka. Termasuk ciuman itu.

Air mata keluar dari sudut mata Jia. Perlahan.. hingga terasa aliran itu semakin deras membasahi pipinya dan menetes mengenai rok Jia.

"Sakit," ujar Jia.

Tiba-tiba seseorang mengelus punggung Jia lembut. Menepuknya pelan berusaha menenangkan.

"Jangan ditahan. Keluarkan air matamu jika memang sesakit itu," katanya masih menepuk-nepuk pelan punggung Jia.

Jia mengangkat kepalanya melihat ke arah orang itu yang tengah berdiri. Dengan mata yang sudah sembab dan pipi masih dibasahi air mata, Jia menatapnya sendu.

"Aku tidak tahan lagi.." kemudian Jia memeluk pinggang orang yang berdiri disampingnya.

Tidak dapat mengatakan apapun, Vernon mendekap Jia mengelus rambut panjangnya. Tidak peduli air mata Jia akan membuat pakaiannya basah, karena menurutnya air mata Jia yang keluar saat ini benar-benar dimaksudkan untuk seseorang yang dicintainya.

***

Tepat pukul 7 malam, Vernon sampai didepan rumah Jia mengantarnya pulang.

Mereka sempat diam dikelas beberapa jam hingga Jia tenang kemudian Vernon baru mengantarnya pulang.

Kesedihan Jia membuat Vernon lebih merasakan sedih melihat sepupu kesayangannya itu.

PINWHEEL [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang