41 - I See You

1.7K 206 19
                                    

Thanks buat kalian yang udah komen. Setiap kali liat komen kalian aku tuh senyum senyum sendiri, seneng gitu. Biasakan komen juga ya selain vote, biar aku tau kalian itu responnya gimana sama cerita ini. Kalo vote doang kan gak keliatan.

~~~

Ketika menyukai seseorang ada beberapa hal yang tidak disadari. Terlebih ketika menyukai seseorang secara diam-diam.

***

"Jia, tolong pura-puralah menjadi pacarku. Wanita itu mengikutiku terus," ujar Wonwoo tiba-tiba sambil berbisik di telingaku yang sekaligus membuatku terkejut mendengarnya.

"Naega wae?" tanyaku tidak setuju.

"Nanti akan aku belikan kau dua box ice cream."

Dia selalu memanfaatkan keberadaanku sebagai satu-satunya perempuan diantara pertemanan ini. Andai saja aku laki-laki mungkin dia tidak akan seperti ini.

Traktiran tidak boleh di tolak bukan. Aku pun menyetujui tawarannya dan mulai memainkan peranku sebagai pacar pura-pura Jeon Wonwoo. Bicara dengan sedikit menambahkan nada aegyeo, memeluknya lembut, hingga menggenggam tangan besarnya dengan jari-jari panjang dan kurus itu.

Semua berjalan sangat natural, aneh bukan. Kami berhenti di ruang olahraga. Aku segera menghempaskan genggamannya dariku.

"Lainkali aku tidak mau seperti ini lagi!" ketusku sedikit gugup dari nada bicaraku, semoga dia tidak menyadarinya.

"Joesonghaeyo, aku akan membawakan ice creamnya besok" Wonwoo menundukkan badan 90° untuk meminta maaf padaku, dia sangat kaku.

"Jeongmal? Okay aku akan ke rumahmu besok."

"Andwae! Aku saja yang ke rumahmu." celetuknya mencoba melarang.

"Geurae.."

Kemudian aku berbalik mulai berjalan kembali ke kelas meninggalkannya disana sendiri. Aku mengelus tangan kananku yang beberapa menit lalu menggenggam tangannya. Tanpa disadari sudut bibirku tertarik mengembangkan senyuman.

***

Aku duduk disampingnya yang sedang menatap lurus memandangi sungai han.

"Wae-" belum selesai bicara aku mulai terdiam ketika Wonwoo memegang tanganku dan berkata sesuatu, "Saranghae."

Deg Deg..

Mataku membulat. Satu kata yang diucapkannya sukses membuat jantungku terasa mau copot. Disisi lain aku tidak mengerti kenapa aku bisa begitu gugup saat mendengar itu.

Wonwoo melihatku dengan tatapan kosong. Aku mencoba menangkap apa maksud dari kata-kata Wonwoo barusan, berusaha mengartikan bahwa yang dikatakannya barusan itu salah. Ya mungkin dia salah mengucapkan sesuatu.

***

"Eo, kita akan pergi kesana. Sekarang kau harus tidur, ini sudah larut malam." jelas Wonwoo yang kemudian mengelus pipiku lembut.

Perlahan aku memejamkan mata. Padahal aku belum mengantuk tapi apa boleh buat, jika aku tidak tidur dia pasti akan bawel. Akhirnya aku berpura-pura tidur hingga dia pergi.

"Aku rasa untuk saat ini tidak apa hanya sekedar bersahabat, asalkan kau nyaman bila berada didekatku. Karena setiap hubungan dimulai dari kenyamanan bukan?!" gumam Wonwoo.

Untuk siapa dia bicara seperti itu? Mungkinkah dia bicara untuk orang lain atau mungkin untukku?

Aku mendengar langkah kakinya seperti mejauh dari tempat tidurku, pasti dia mau pulang.

PINWHEEL [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang