Kegelapan menyapa penglihatan Seohyun saat terbangun dari tidur panjangnya diruangan milik Marc. Seohyun menutup mulutnya menguap, ia memandang sekelilingnya dengan mata yang setengah terbuka tertutup karena masih belum sadar sepenuhnya.
Seohyun mengernyit ketika tidak mendapati kehadiran Marc disana melirik pergelangan tangannya yang masih terborgol namun kali ini hanya dirinya sendiri tanpa Marc.
"Kau sudah bangun.."
Lampu ruangan tiba-tiba menyala. Marc muncul dari balik pintu masih dengan setelan pakaian kerja mendekati Seohyun. Marc tersenyum, ia dapat melihat dengan jelas raut wajah binggung yang dilemparkan Seohyun padanya. Ia baru saja selesai bertemu klien diluar meninggalkan Seohyun sendiri diruangan yang gelap dan sudah sepi dan hanya tertinggal beberapa staff yang sedang lembur diruangan lain.
"Kau bohong, Marc, kau tidak benar-benar membuang kuncinya kan?" omel Seohyun setengah berteriak.
Marc mengangguk masih dengan senyum bodoh yang membuat Seohyun semakin menunjukkan amarahnya. "Itu memang benar, aku sebetulnya tidak serius membuang kuncinya kemarin.."
"Dasar!!" cibir Seohyun.
"Dasar pintar? Ya, aku memang pintar, Sayang.." goda Marc menyulut emosi Seohyun. "Kau kan tau sendiri apa yang bisa ku lakukan untuk membuat kau jera, bagaimana, apa sudah jera atau mau mencoba melarikan diri dariku lagi?" lanjut Marc menantang.
Seohyun tidak menjawab, ia membuang muka memilih diam mengacuhkan Marc. Seohyun memangku tangan memperlihatkan pada Marc bahwa ia sungguh-sungguh merajuk dan tidak mau berbicara dengan Marc. Bibir tipisnya mengerucut dan itu nampak menggemaskan dimata Marc yang terus menatapnya.
"Kau marah?"
Pertanyaan yang bodoh! Seohyun memalingkan wajahnya sebentar kearah Marc. "Menurutmu?" tanyanya acuh.
"Marah.."
"Ya sudah iya aku marah.." bentak Seohyun kesal. "Kau membohongiku, ah bukan membodohi tepatnya, kau tidak tau betapa frustasinya aku memikirkan kita yang terborgol bersama, dan tidak hanya itu saja, kau membuatku tidak mandi sejak tadi pagi.." amuk Seohyun.
Marc tertegun, tidak menyangka Seohyun akan berteriak kesal dihadapannya tanpa bisa dibalas olehnya. Marc sendiri tidak mengerti mengapa pengaruh Seohyun begitu besar didalam dirinya.
"Hey, mau kemana kau?" tanya Marc sesaat setelah Seohyun berdiri dan berjalan pergi menuju pintu keluar. Sekali lagi gadis itu tidak menjawab, ia malah melenggang bebas setelah membanting pintu ruangan Marc.
"Shit!!" geram Marc ikut berdiri menyusul Seohyun yang telah pergi keluar meninggalkan dirinya.
----
Kesal ditinggalkan oleh Seohyun yang seenaknya membawa pergi mobil bersama supir pribadinya hingga membuat Marc terpaksa harus memakai jasa taksi untuk pertama kalinya sukses besar membuat Marc kesal bukan main. Ia sempat menelpon supirnya dan memarahi pria itu yang malah menuruti keinginan Seohyun tapi amarah gadis itu membuatnya mengambil alih telepon dan balik membentak Marc. Astaga, apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Marc saat berhadapan dengan Seohyun hingga dirinya tidak dapat membantah perkataan gadis itu sedikitpun bahkan ponselnya ikut mati ketika ingin menghubungi orang suruhan yang lain seolah seluruh dunia ikut mendukung Seohyun dan mencampakkan dirinya.Marc membanting pintu taxi setelah membayar tarif lebih kepada supir taxi yang ia tumpangi. Ia kemudian melenggang masuk kedalam mansion megahnya. Target utamanya kali ini adalah Seohyun..
"Yaaa!! Kenapa jadi kau yang marah?" tanya Marc setengah membentak Seohyun yang sudah rapi dengan pakaian tidurnya. Gadis cantik itu baru saja selesai memanjakan diri sedang dirinya dibuat kesusahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)
FanfictionBagaimana rasanya jika kesetiaan Dan persahabatan dibalas dengan pengkhianatan...