Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)

Sebuah Rahasia

Persiapan pernikahan Marc dan Seohyun sudah hampir rampung. Ya, tentu saja, apapun bisa disulap dengan cepat jika memiliki kekuasaan dan itulah yang sedang terjadi saat ini. Seohyun bahkan tidak perlu repot-repot turun tangan karena semua telah disediakan oleh Marc dengan bantuan Grace dan Changmin. Seohyun hanya mengeluarkan tenaga merancang sendiri gaun pengantin dan gaun malam untuk resepsi pernikahannya seminggu mendatang.

Tidak ada lagi keraguan dihati Seohyun saat ini. Ia sepenuhnya yakin dengan pilihannya. Mungkin ia belum bisa memberikan seluruh hatinya untuk pria yang telah memberikannya segala hal tapi yang pasti Seohyun berjanji akan memberikan seluruh hidup dan pengabdiannya untuk lelaki itu apapun yang terjadi nanti.

"Jangan terlalu lelah, Hyun. Ingat pernikahanmu semakin dekat, kau harus bisa menjaga kesehatanmu," ujar Changmin menarik adiknya kedalam pelukan saat berkunjung ke gedung perusahaan milik keluarga mereka yang kini dikuasai oleh Seohyun.

Seohyun menarik senyum membalas pelukan Changmin seraya mendongakkan kepalanya menatapi kakaknya. Belakangan hari ini ia sangat sibuk dengan segala urusan mengenai perusahaan hingga jarang menemui Changmin, ditambah persiapan pernikahannya yang semakin dekat membuat mereka sama-sama sibuk dan tidak mempunyai banyak waktu luang.

"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaanku sebelum sibuk dengan pesta pernikahanku nanti, Oppa, aku ingin semuanya beres tepat pada waktu yang sudah ku tentukan,"

Changmin tersenyum mendengarnya, "Apa ini berarti kau mulai menikmati pekerjaanmu," seru Changmin dibalas angukkan kepala Seohyun. Ya, memang bisa dikatakan menikmati tapi alasan sesungguhnya Seohyun ialah ingin membunuh waktu agar tidak merindukan terus menerus merindukan Marc yang tidak berada disisinya selama hampir seminggu dikarenakan harus menyelesaikan sedikit masalah dikantor pusatnya yang ada di New York.

"Ya, begitulah," Seohyun tersenyum membalasnya.

"Jangan bohong, Hyun, Oppa tau ada yang sedang membebani pikiranmu saat ini. Apa ini ada hubungannya dengan kepergian Marc yang mendadak hingga lupa berpamitan denganmu,?" tebak Changmin tepat sasaran karena Seohyun yang langsung merenggut kesal setelahnya.

"Dia bahkan tidak menghubungiku sampai sekarang," desis Seohyun kesal.

"Percayalah pada calon suamimu, Sayang, mungkin saja dia memang sangat sibuk hingga tidak sempat memegang ponsel untuk menghubungimu,"

Seohyun mengernyit tidak percaya dengan pendengarannya barusan. Oppanya sedang membela Marc, "Apa ini, Oppa membelanya,?" ngambek Seohyun mengerucutkan bibir, "Sesibuk apapun  seorang pria dia tetap tidak boleh melupakan wanita yang ia cintai karna itu akan menimbulkan keraguan dihati wanita itu," lanjutnya melepaskan diri dari Changmin.

"Eh eh, gagasan dari mana itu, Hyun,?" kekeh Changmin kenbali menarik Seohyun.

"Dari novel yang pernah ku baca," jawab Seohyun polos.

Changmin tertawa lagi membuat Seohyun benar-benar kesal dengan kakak lelakinya itu dan memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangannya.

"Hyunnie...." panggil Changmin meledakan tawanya menyusul Seohyun.

"Pergi sana, aku mau makan siang," ketus Seohyun melangkah menyusuri lorong kemudian melewati beberapa pegawai yang menunduk sopan kearahnya dan tak memperhatikan Yoona yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Mau kemana kau, Hyun,?" tanya Yoona berhasil menarik perhatian Seohyun yang langsung saja mendongakkan kepala memandangnya. Mood Seohyun yang sudah rusak kembali amburadul saat melihat Yoona muncul dihadapannya.

"Makan siang, kenapa?" jawab Seohyun datar. Mencoba bersikap biasa saja menghadapi Yoona.

"Ini masih awal untuk makan siang, apa kau tidak bisa menunggu sedikit lebih lama lagi," balas Yoona melirik arloji dipergelangan tangannya. Tersenyum puas begitu mengetahui ini bukanlah waktu untuk makan siang, "Perlu diketahui, Appa tidak pernah meninggalkan ruangan sebelum makan siang, sebelum semua pekerjaannya selesai," lanjutnya meremehkan.