Suara desiran ombak membangunkan Seohyun dari tidur panjangnya yang membuat dirinya tidak menyadari bahwa ia tidak lagi berada lagi didalam kamar pesawat melainkan disbuah kamar nan luas dengan ranjang tempat tidur berhadapan dengan balkon kaca besar.
Seohyun beranjak bangun, memposisikan tubuhnya duduk diatas ranjang beralaskan seprei putih. Tubuhnya terasa bugar, hal itu mungkin disebabkan karena ia telah menebus waktu tidurnya yang tak pernah nyenyak akhir-akhir ini. Seohyun memegangi kepalanya sembari bersandar didashboar ranjang menikmati pemandangan laut biru yang terpampang dihadapannya, begitu indah dan menyejukan hati.
"Sudah bangun, Sayang?" sebuah suara menginterupsi Seohyun dari lamunan singkatnya. Disana, dibalik pintu Marc telah berdiri melipat tangannya memandang Seohyun.
Seohyun tersenyum. "Kapan kita sampai, Marc? Dan kenapa tidak membangunkanku saja.." Seohyun bertanya.
Marc menyunggingkan senyumnya mendekati Seohyun, menyusul wanita itu diatas tempat tidur. Tanpa mengatakan apapun Marc menarik Seohyun kedalam pelukannya. Tidak ada penolakan dari Seohyun, ia membiarkan dirinya bersandar didada Marc dengan mata terpejam.
"Aku melihatmu menangis dalam tidurmu, Hyun.." seru Marc mengusap kepala Seohyun menambah kenyamanan wanita itu. "Apa kau sedang menghadapi suatu masalah yang begitu berat?" tanya Marc dibalas gelengan kepala lemah Seohyun.
Marc mendengus tidak puas dengan balasan yang ia terima dari Seohyun itu mulai menarik wajah Seohyun mendongak kearahnya. Seohyun masih terpejam membuat Marc mencium kedua kelopak mata indah yang selalu membuatnya hanyut kedalamnya. Berhasil, sedetik setelah Marc melakukan itu Seohyun membuka matanya menatap Marc dengan alis menyatu. Jarak wajah Marc begitu dekat hingga Seohyun dapat merasakan hembusan nafas pria itu menerpa kulit wajahnya..
Setiap hal yang terjadi diantara keduanya selalu tidak berarti apapun bagi Seohyun selama ini. Akan tetapi, Seohyun pun tak dapat mengelak kodratnya sebagai wanita yang menginginkan diperlakukan secara spesial. Marc melakukan semua. Pria.tampan,millioner muda keras kepala itu melakukan segalanya untuk Seohyun hingga membuat Seohyun sedikit merasa takut jika suatu hari Marc berubah menjadi sebuah kebutuhan atas dirinya. Seohyun sudah berusaha sekuat tenaga menolak semua rasa ingin dalam benaknya tentang betapa selalu ia ingin lebih dan lebih akan perhatian Marc.
"Hyun..." panggil Marc membuyarkan lamunan Seohyun. "Katakan padaku, Sayang!! Aku berjanji tidak akan ikut campur tapi aku bisa menjadi pendengar yang baik untukmu.." jemari Marc terulur menyentuh kelopak mata Seohyun. "Lingkaran hitam ini menandakan kurangnya waktu tidurmu. Tidak, Sayang, sekalipun aku pernah menyusahkanmu pada awal pertemuan kita, namun itu bukanlah masalah yang bisa membuat waktu tidurmu berkurang.." jelas Marc melanjutkan tangannya menyentuh pipi Seohyun. "Dan ini, apa ini? Kemana pipi Chubby favorite ku. Seseorang yang menyebabkan ini semua harus mendapatkan hukuman berat dariku," tutup Marc Serius.
Seohyun cemberut mendengar hal itu dari Marc. Benarkah semengerikan itu penampilannya? Jika Yoona melihatnya pasti wanita itu akan sangat senang karena melihat Seohyun hancur sudah menjadi tujuan hidupnya selama ini.
"Apa aku semengerikan itu.."
Marc mengangguk. "Iya, tapi tenang, baby hyun ku masih cantik.." puji Marc lengkap dengan senyum bodohnya. Hal tersebut sengaja ia lakukan untuk memancing senyum Seohyun karna biasanya Seohyun, wanita-nya akan selalu bereaksi jika Marc mulai menggodanya.
"Hentikan!!" decak Seohyun tepat seperti dugaan Marc. Wanita itu mendorong tubuh Marc akan tetapi langsung ditarik kembali oleh Marc.
"Aku serius dengan ucapanku tadi, Hyun. Siapapun dia yang membuatmu seperti ini harus bertanggung jawab akan perbuatannya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)
FanfictionBagaimana rasanya jika kesetiaan Dan persahabatan dibalas dengan pengkhianatan...