"Jadi, kau mau menikah denganku, Kan?"
Aanggukan kepala Seohyun menjadi jawaban yang membahagiakan bagi Marc.
"Terima kasih, Sayang,"
----
Seohyun terlonjak dari tempatnya berdiri saat ini ketika merasakan sebuah lengan memeluk tubuhnya dari belakang. Seohyun mengenal pemilik aroma ini tersenyum mengangkat sebelah tangannya mengelus tangan yang bertumpu dipinggangnya.
Kedua mata pria yang sedang memeluk Seohyun terpejam menikmati semiliar angin yang berhembus sembari menyandarkan kepalanya dicuruk leher Seohyun. Menyesap wangi gadis itu dalam seolah itulah oksigennya saat ini.
"Marc,"
"Hmm,"
"Apa menurutmu aku bisa mengisi posisi itu,? Kau tau kan aku tidak ahli dalam memimpin sebuah perusahaan besar," ucap Seohyun mengigit bibir. Sejenak merasa ragu dengan keputusan yang ia ambil.
"Apa kau ragu dengan kemampuanmu sendiri, Hyun," tanya Marc dibalas anggukan lemah Seohyun.
Marc melepas pelukannya lalu membalikkan tubuh Seohyun agar menghadap kearahnya membuat Seohyun mendongakkan wajah menatap kedalam mata Marc.
"Kepada siapa lagi aku mempercayakan perusahaan itu kalau bukan kepada calon istriku,"
Wajah Seohyun memerah tapi ia menyembunyikannya dengan berpura-pura memutar bola matanya jengah membuat Marc menyunggingkan senyum gemas.
"Besok adalah waktu yang tepat, apa kau sudah siap,"
"Apa aku bisa menolaknya,"
Marc menggeleng cepat, "Memang tidak,"
----
Yoona baru saja sampai dikantor dan sedang melangkah menuju ruangannya akan tetapi bisikan-bisikan juga kesibukkan mendadak beberapa pegawai membuat Yoona penasaran. Hari ini tidak seperti biasanya. Semua nampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing sampai sebuah pembicaraan dua orang pegawai disebuah ruangan yang ia lewati berhasil menariuk perhatiannya.
"Kudengar hari ini akan ada pengumuman untuk direktur baru yang akan mengantikan posisi Tuan Shim, kira-kira siapa yang akan menjadi boss baru kita nanti,"
"Ya, ini juga mendadak setelah sebelumnya tidak ada konfirmasi apapun dari boss kita,"
"Hah, semoga saja pemimpin kita nanti adalah orang yang tidak kalah hebat seperti tuan Kim,"
Yoona terdiam ditempatnya. Sejujurnya ia pun terkejut dengan kabar yang baru saja ia dengar karena ayahnya tidak pernah mengatakan apapun padanya. Yoona tersenyum, entah mengapa ia merasa senang hanya dengan mendengarnya. Apakah ayahnya memikirkan permintaannya tempo hari dan mulai mengambil keputusan. Lagipula dia satu-satunya putri yang jauh lebih pantas menjadi pemimpin perusahaan mengantikan ayahnya. Jika ya, maka Yoona harus berterima kasih pada ayahnya untuk itu
Sementara itu,
Tuan Shim terdiam diruangannya. Sampai pada saat ini ia tidak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah Mr. Chokyu mengutarakan keinginan agar ia segera turun dari jabatannya sebagai direktur utama diperusahaan yang ia bangun dari nol. Ditambah permintaan Yoona waktu itu semakin membebani pikirannya. Putri kedua, hasil dari hubungan gelapnya terdahulu itu juga menginginkan posisi yang ingin ia berikan untuk keturunan dari pernikahannya pertama yang sah akan tetapi rasa bersalah akan masa lalu Yoona yang kurang mendapatkan kasih sayangnya kembali membuat Tuan Shim dilema.
"Tuan, sebentar lagi Mr.Chokyu akan datang, semua telah menunggu anda diruang Meeting," ucap seorang wanita muda, sekretaris Tuan Shim dari balik pintu yang baru saja dibuka setelah diketuk beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)
FanfictionBagaimana rasanya jika kesetiaan Dan persahabatan dibalas dengan pengkhianatan...