Lamaran

2.5K 386 72
                                    

Marc telah memantapkan hatinya bahwa Seohyun-lah yang ia butuhkan baik kini maupun nanti. Hampir tidak pernah Marc merasa begitu bergantung hingga menyerupai sebuah kebutuhan mutlak atas diri Seohyun. Marc pernah membayangkan apa yang ia lakukan jika Seohyun tidak dengannya dan jawaban yang ia dapat ialah mimpi buruk berkepanjangan.

"Sayang," panggil Marc membangunkan Seohyun dari tidurnya.

Seohyun mengeliat pelan sebelum membuka kelopak matanya dan memandang Marc yang sedang tersenyum kearahnya. Seohyun tersenyum melihat itu, "Selamat pagi," sapanya pada Marc yang ikut menarik senyumnya.

"Pagi, Sayang. Kau terlihat bahagia sekali, ada apa,?"

Seohyun mengangguk," aku bermimpi sesuatu, dalam mimpiku kau membawaku ke suatu tempat yang benar-benar indah, Marc," cerita Seohyun.

"Benarkah," tanya Marc dibalas anggukan antusias Seohyun membuat Marc gemas hingga tidak tahan mengangkat tangan menyampirkan anak rambut yang menutupi paras cantik Seohyun.

"Bersiaplah, Oppamu sebentar lagi akan datang kesini," ujar Marc.

Seohyun cemberut, "Iya, sebentar lagi, masih mengantuk," tolak Seohyun hendak memejamkan matanya lagi tapi buru-buru ditahan oleh Marc dengan menarik selimut Seohyun kemudian mengangkat tubuh kurus Seohyun dari atas ranjang.

"Yak!! Marc, turunkan aku," Seohyun memekik terkejut secara reflek mengalungkan kedua tangannya dileher Marc, "Marc, ya ampun, iya, iya, aku akan mandi tapi tidak begini juga caranya," rengek Seohyun menggoyang-goyangkan kedua kaki memberontak.

"Diamlah, Hyun," titah Marc menatap Seohyun tajam.

Seohyun diam, ia tidak memberontak lagi dan memilih diam saja ketika Marc membawanya kedalam kamar mandi, menurunkannya didalam bathup sebelum melangkah keluar meninggalkan Seohyun setelah memberi perintah,

"Tidak mau tau, dua puluh menit lagi tidak keluar maka aku sendiri yang akan memandikanmu, Hyun,"

Bibir Seohyun melengkung setelah mendengar perintah Marc namun sayang Marc tidak melihat karena sudah lebih dulu keluar bahkan sebelum Seohyun sempat membujuknya.

20 menit kemudian....

"Hyun!!"

"Iya, Iya, aku sudah selesai, aku keluar sekarang," panik Seohyun berteriak dari dalam kamar mandi. Tidak sampat semenit Seohyun keluar dari kamar mandi dengan rambut basah serta handuk yang melilit tubuh polosnya, "Ini, aku sudah mandi," desis Seohyun kesal.

Marc memandang Seohyun dari ujung kepala hingga kaki cukup lama sebelum tersadar lalu buru-buru mengalihkan pandangan kearah lain. Marc menggeram dalam hati, mengapa juga Seohyun harus keluar dan muncul dihadapannya dengan cara seperti yang err mengundang jiwa liar yang sudah lama bersemedih. Marc akui selama tidur bersama Seohyun ia selalu saja berpikir hal yang biasa dipikirkan pria normal lainnya tapi hal itu tidak sampai membuatnya lost control tapi kini, Marc tidak bisa menjanjikan apapun hanya bisa mendengus, ia merasa harus keluar secepatnya dari kamar itu.

"EH," Gumam Seohyun mengernyit melihat Marc berjalan cepat keluar dari kamar seolah sengaja menghindarinya.

"Apa ada yang aneh denganku," lanjut Seohyun bertanya pada dirinya sendiri.

"Hyun, cepat berpakaian, Max sudah datang," teriak Marc dari luar mengagetkan Seohyun dari lamunan singkatnya.

"Iya," cemberut Seohyun melangkah menuju lemari pakaian

----

Entah mengapa perasaan Yoona tidak enak akhir-akhir ini. Ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi ditambah sikap ayahnya yang berubah drastis seakan tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Yoona mengigit bibirnya frustasi, berpikir bagaimana caranya agar ia bisa membujuk ayahnya agar memberitahu apa yang sebenarnya terjadi.

Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang