Rengekan yang dilakukan oleh Seohyun seakan tiada artinya bahkan ketika keduanya telah menginjakkan kaki mereka di Mansion. Marc sama sekali tidak mau membuka mulutnya untuk Seohyun sejak lelaki itu membuang kunci borgolnya meski Seohyun telah bersikeras.
"Well!! Sekarang bagaimana aku akan menganti pakaianku, Tuan Marcuss Cho yang terhormat.." kesal Seohyun mengangkat bagian dari dirinya yang diborgol oleh Marcuss.
Marc mendengus, melirik malas kearah Seohyun. "Ganti saja.." balasnya cuek.
"Disini?" tanya Seohyun dibalas Marc anggukan oleh Marc. "Didepanmu? Apa kau gila.." lanjut Seohyun berteriak.
"Mau bagaimana lagi, kuncinya tidak ada padaku lagi, aku tidak bisa membukanya.." balas Marc santai.
"Itu karena kau membuangnya tadi, bodoh.." hardik Seohyun kesal.
Sekali lagi Marc menggeram, ia sudah cukup lelah. Tidak ada, tidak ada yang bisa mengatai dirinya seperti yang dilakukan oleh Seohyun barusan.
"Aku mau mandi.." ungkap Marc tiba-tiba sukses membuat Seohyun panik.
"Heh, Yaaaa, Wae..." pekik Seohyun. Tangannya tertarik mengikuti Marc menuju kamar mandi. Andwe, Seohyun tidak mau.
Dukk
Langkah kaki Marc terhenti. Ia membalikkan tubuhnya menatap Seohyun yang sedang bersembunyi dibalik dinding dan membuat dirinya tertahan beberapa langkah.
"Yaaa!!" panggil Marc.
"Hueee, tidak mau.." rengek Seohyun.
"Masuk!!"
"Tidak mau!! Kau gila, kita cuma teman tidur.."
"Aku perlu mandi, dan kau juga begitu kan."
"Aku tidak, tadi aku sudah mandi di Villa Calvin.." balas Seohyun cepat. Seohyun tidak berbohong, ia memang langsung membersihkan dirinya ketika sampai di Villa Calvin dan langsung saja memakai piyama tidur karena berencana akan menginap tapi rencana tinggal rencana karena Marc selalu datang menggagalkannya.
Marc memperhatikan Seohyun dari ujung kepala hingga kaki. Benar, Seohyun tidak lagi memakai pakaiannya tadi siang dan sialnya Marc baru menyadarinya. Marc terdiam, hanyut dalam pikirannya..
"Ya sudah, aku saja yang mandi.."
"Tidak jika tanganku masih terborgol.." sahut Seohyun menggeleng cepat.
"Mau bagaimana lagi, Hyun? Aku tidak punya kuncinya.."
"Kalau begitu ayo balik, kita cari kuncinya bersama-sama.." usul Seohyun berbinar.
"Aku lelah, Hyun.."
"Ya sudah berarti tidak boleh mandi.."
"Hey, mana bisa begitu?"
"Ya bisa, siapa suruh memborgolku, salah siapa juga membuang kunci borgolnya.." omel Seohyun dengan bibir mengerucut.
"Astaga, kepalaku serasa mau pecah.." keluh Marc memegangi kepalanya yang pening akibat berdebat dengan Seohyun.
"Itu salahmu.."
"Ya, ya, ya salahku, semuanya salahku, puas?" Marc memilih mengalah, tidak akan ada ujungnya jika berdebat dengan Seohyun. Gadis itu selalu punya seribu satu jawaban untuk membantah dirinya.
"Aku harus mandi, dan kau berdiamlah dibalik pintu kaca shower!!" putus Marc akhirnya. Gagal sudah rencananya mengerjai Seohyun.
"Oke.."
"Tapi kalau kau mau mandi lagi juga tidak apa.."
"Marc!!"
"Aishhh, iyaa, iya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)
FanfictionBagaimana rasanya jika kesetiaan Dan persahabatan dibalas dengan pengkhianatan...