"Oppa, aku bersumpah tidak melakukan apapun bersamanya, kami hanya teman tidur.." jelas Seohyun mengekori Changmin ketika keduanya tiba dikediaman rumah mereka berdua.
Changmin tidak menjawab, ia sudah terlanjur kecewa dengan Seohyun. Adik kesayangannya itu tega membohongi dirinya selama ini dan menghianati kepercayaan yang ia beri karena berharap Seohyun tetaplah adik kecilnya yang manis dan penurut tapi malam ini Seohyun telah berhasil meruntuhkan kepercayaan tersebut.
"Oppa, percayalah padaku, aku bersungguh-sungguh kali ini.." bujuk Seohyun menarik memeja putih kakaknya membuat Changmin mau tidak mau harus berbalik memandang adiknya.
"Apa kau pikir Oppa akan percaya, Seohyun? Tidak ada teman tidur tanpa melakukan sesuatu diantara pria dan wanita." seru Changmin sengit.
"Aku berkata jujur, Oppa, aku juga tidak mungkin menghianati Donghae oppa di seoul, aku masih sangat mencintainya, Oppa.." lirih Seohyun hampir menangis.
Changmin kembali terdiam, setiap kata amarah yang ingin ia lontarkan dihadapan Seohyun tidak bisa ia keluarkan dari bibirnya saat mendengar perkataan terakhir adiknya bahkan tatapan yang tadinya mengeras dan urat leher yang muncul mulai melunak berganti tatapan yang sulit untuk diartikan oleh Seohyun yang memperhatikan perubahan mimik wajah kakak lelakinya.
"Oppa..."
"Kembalilah ke kamarmu sekarang!!" titahnya tak terbantahkan. "Dan mulai sekarang, Oppa akan membatasi setiap pergaulanmu, kau hanya boleh keluar rumah atas ijin dari kakakmu ini.." sambung Changmin penuh penekanan.
Seohyun mengangguk lemah. Jika biasanya ia akan membantah Marc namun kali ini berbeda. Seohyun tidak pernah bisa membantah perintah kakaknya apapun itu.
Dengan langkah lemah Seohyun meninggalkan kakaknya sendiri diruang tamu menuju kamar miliknya yang berada dilantai dua rumah mereka
Setelah kepergian Seohyun. Changmin terduduk lesuh disofa cream yang ada diruangan tersebut. Ia mengacak rambutnya sebagai bentuk rasa frustasinya saat ini yang begitu marah terhadap dirinya sendiri karena tidak bisa mencegah hal yang akan menyakiti hati adik tersayangnya.
----
Setelah perdebatan yang cukup panjang dengan Changmin yang disertai rengekan juga drama ala Seohyun. Seohyun akhirnya diberi ijin untuk mengikuti malam final American Top model yang kini menyisahkan dirinya dan Tiffany sebagai calon pemenang dan runner up acara bergengsi tersebut. Baik Tiffany maupun Seohyun tidak mempermasalahkan siapa yang menang nanti karena bagi mereka berada sampai disini sudah lebih dari cukup dan tidak hanya itu saja, mereka banyak mempelajari hal baru dan mendapatkan keluarga baru. So, menjadi pemenang atau tidak bukanlah masalah besar bagi keduanya.
Terhitung hampir dua minggu lamanya Seohyun tidak melihat Marc karena Changmin yang benar-benar menepati ucapannya dengan memperketat penjagaan terhadap Seohyun bahkan disetiap kegiatan modeling, Changmin akan sigap mengawasi adiknya itu membuat Marc tidak memiliki celah sedikitpun untuk menemui Seohyun.
Dan disinilah Seohyun berada, disebuah ruang ganti dimana ia akan berganti kostum untuk malam final. Seohyun yang sudah cantik dan siap dengan gaun malam brokat hitam yang dirancang khusus untuk dirinya malam ini duduk melamun didepan kaca besar. Entah apa yang tengah ia pikirkan saat ini namun yang pasti Seohyun merasa hampa dan ia tidak tau apa penyebab kehampaan itu.
Sejak mengetahui ia berpisah dengan Marc dan tidak terikat dengan pria itu harusnya membuat Seohyun senang bukan? Karena inilah yang ia inginkan sejak lama, kebebasan! Namun apa yang terjadi dengannya ketika kebebasan itu didapatkan. Kerinduan...
Benar yang dikatakan banyak orang. Cinta itu datang karena terbiasa dan rindu itu datang tak menentu, sifatnya candu, musuhnya adalah waktu dan obatnya hanya satu, mengetahui penyebab rindu itu baik-baik saja..
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)
FanfictionBagaimana rasanya jika kesetiaan Dan persahabatan dibalas dengan pengkhianatan...