Protect

2.8K 339 62
                                    

"Kau masih marah?" tanya Marc bodoh pada Seohyun yang sedang duduk diatas sofa ruang santai apartemen mereka.

Seohyun tetap diam. Sejak keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu Seohyun berubah menjadi pendiam. Ia tidak lagi banyak bicara didepan Marc jika tidak terlalu penting.

"Astaga, Hyun..," desah Marc frustasi, "sayang, jangan begini!! Kau tau ancaman kakakmu tempo dulu padaku? Dia bisa saja membunuhku jika tau hal ini, kau mau anak kita tidak punya ayah,?"

Seohyun melirik suaminya sekilas lalu kembali fokus menatap buku bacaannya. Bersikap acuh tak acuh.

"Hyunnie,"

Seohyun menutup buku bacaannya. Kini seluruh perhatiannya tertuju pada suaminya, "masih ingat punya istri?" tanyanya sarkastik membuat dahi Marc berkerut,

"Kemarin pas ditelpon tidak diangkat, pesanku juga tak dibalas satu pun, saat aku bicara kau mengabaikanku seperti aku ini tidak ada dalam hidupmu. Kau tidak tau apa yang kurasakan saat menganggapku tidak ada dan sekarang kau menuntut hal serupa,?" omel Seohyun mengungkapkan seluruh isi hatinya.

Marc tertegun, tidak menyangka istrinya akan bicara sebanyak ini. Terlebih lagi mengungkapkan apa yang dia rasakan dengan emosi meluap-luap. Terdengar seperti bukan Seohyun.

"Huh, laki-laki memang selalu begitu." runtuknya lagi seolah belum puas menyalahi suaminya.

Seohyun menangis sesenggukan secara tiba-tiba berhasil membuat Marc kelabakan. Hormon wanita hamil ternyata benar-benar berbahaya dan Marc harus bertindak super hati-hati kali ini.

"Maafkan aku, Sayang aku memang salah," sesal Marc, "aku memang bodoh karena telah melakukan semua yang kau katakan,"

"Ya, kau memang bodoh, sangat bodoh..,"

Marc mendengus, menganggukkan kepalanya lemah, memutuskan untuk menyerah untuk saat ini demi istrinya, "iya, sayang maafkan aku ya..,"

"Tidak mau tau pokoknya kalau sampai kau melakukannya lagi aku tidak akan memaafkanmu lagi," ancam Seohyun merangkak memeluk suaminya dengan erat. Sejak tadi ia memang sudah sangat ingin melakukan hal itu namun egonya menahan Seohyun melakukan apa yang menjadi keinginan janin yang sedang ia kandung.

Huh dasar! Masih dalam perut saja sudah berpihak pada ayahnya bagaimana nanti sudah keluar..



----

"Demi Tuhan!! Aku hanya sedang hamil dan bukan orang yang sedang sakit parah!!" omel Seohyun pada dua orang wanita dan tiga orang lelaki bertubuh kekar yang ditugaskan menjaga dirinya. Kelima orang tersebut adalah suruhan Marc dan Max yang juga ikut andil dalam memilih penjaga untuk Seohyun.

"Maaf, Nyonya tapi sesuai perintah tuan Marc kami harus memastikan keamananmu,"

"Cih..," desis Seohyun.

"Maaf juga sebelumnya, Nyonya tapi kami harus mencicipi setiap makanan dan minuman yang akan anda makan," balas pelayan salah satu wanita mulai menjalankan tugasnya mengambil sendok kecil dan mencicipi makanan yang tersaji didepan Seohyun membuat seisi kantin tempat Seohyun berada saat ini memperhatikan boss besar mereka.

Seohyun memejamkan kedua matanya. Kedua tangannya terangkat memijit pelipisnya. Mood nya sukses hancur hanya karena kelima orang yang ditugaskan untuk menjaga dirinya. Ternyata suami dan kakak lelakinya tidak main-main dengan ucapan mereka yang akan memperketat penjagaan untuk Seohyun. Dan lagi ini baru lima. Masih ada diluar sana, bahkan disetiap sudut yang tidak diketahui Seohyun beberapa penjaga handal tengah memperhatikan dirinya.

"Semua sudah aman, Nyonya.." seru pelayan wanita disamping Seohyun ya g telah selesai dengan tugasnya mencicipi makanan Seohyun.

Seohyun membuka kedua matanya kembali. Seakan baru tersadar dari lamunan panjangnya ia memandang makanan yang sudah tersentuh didepannya. Coklat panas, nasi putih, salad buah terlebih puding coklat kesukaannya yang terpotong kecil. Semua tidak luput dari cicipan pelayan wanita yang berdiri disampingnya. Jika begini Seohyun persis seperti orang yang akan memakan makanan sisa dari orang lain...

Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang