Keheningan melanda ruang meeting sesaat setelah Marc menyelesaikan ucapannya yang berhasil membuat seisi ruangan terkejut hingga tidak tau harus mengatakan apa.
Sedetik..
Dua detik...
Dimulai lah kericuhan. Semua yang ada disana saling berbisik membicarakan perihal yang baru didengar oleh mereka. Beberapa diantaranya setuju hingga harus berdebat dengan yang lainnya agar ikut menyetujui, tentu saja dengan mempertimbangkan alasan kuat dibalik keputusan mendadak tersebut.
Yoona menggeram emosi, ia meremas tangannya dibawah meja demi meredam emosinya saat ini. Sial, sial, mengapa ia selalu kalah selangka ah tidak, tiga langkah dari Seohyun. Yoona menoleh, memandang appanya yang menunduk. Yoona menebak dari raut wajah appanya, sepertinya beliau tidak mengetahui perihal ini.
Seohyun, sekali lagi gadis itu mengalahkan dirinya. Gadis manja yang memiliki segalanya yang diimpikan oleh Yoona. Seohyun sudah memiliki Changmin sebagai kakak lelaki yang sangat menyayangi adiknya tersebut dan saat ini Seohyun memiliki satu orang lagi yang juga tak kalah mencintainya seperti Changmin. Dunia benar-benar tidak adil. Yoona telah berhasil merebut Cinta Seohyun tapi mengapa gadis itu justru mendapatkan Cinta lain yang lebih tulus.
"Paman," panggil Marc membuat seisi ruangan diam mengalihkan pandangan mereka kedepan. Kearah Marc yang kini telah berdiri tepat dihadapan Tuan Shim yang mendongak menatapnya, "Aku tau yang ku lakukan ini terlalu buru-buru, paman pasti terkejut,kan?" Marc tersenyum, "tapi aku serius dengan perkataanku barusan, aku mencintai putri bungsu mu dengan segenap hatiku, Paman, dan aku ingin menikahinya dalam waktu dekat,"
Seohyun melebarkan matanya sempurna, tak terkecuali dengan Changmin. Kakak beradik itu sama-sama terkejut mendengarnya karena ini sungguh diluar rencana. Seohyun memang telah mengiyakan permintaan Marc tapi tidak dalam kurun waktu singkat. Seohyun butuh waktu.
"Semua yang hadir pada hari ini, aku ingin kalian menjadi saksi bahwa aku benar-benar serius menginginkan gadis ini ada dalam hidupku," lanjut Marc lantang. Ia lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil yang ia sembunyikan disaku celananya, membukanya dihadapan Seohyun hingga memperlihatkan sebuah cincin indah.
"Ini terlihat seperti ukiran mahkota," ucap Seohyun memperhatikan ukiran cincin dihadapannya.
"Ya, dan aku mendesainnya sendiri. Bisa dibilang cincin ini hanya ada satu didunia ini," Jelas Marc, "Bentuknya yang seperti mahkota sederhana melambangkan dirimu yang dengan segala kesederhanaan yang dimiliki telah mampu membuatku berubah menjadi lebih baik, dan menjadi satu-satunya wanita yang ku ijinkan berada disisiku, juga hatiku, aku mencintaimu, Hyun," tulus Marc menyematkan cincin tersebut ke jari manis Seohyun yang tidak menolaknya.
"Ini diluar rencana," bisik Seohyun tersenyum haru.
Marc tersenyum beralih memandang tuan shim yang tak dapat mengatakan apapun. Namja paruh baya itu masih syok padahal Marc membutuhkan persetujuannya.
"Paman,"
Tuan Shim trerlonjak, ia menatap Marc yang sedang menatapnya, "Semua kuserahkan pada putriku, Mr. Cho, jika ia mengatakan 'Ya' maka aku juga akan menyetujuinya karena sebagai seorang ayah aku percaya pada pilihan putriku," balas Tuan Shim meringis dalam hati. Ucapan dan perilakunya tak sebanding.
Seohyun mengalihkan tatapan matanya begitu mendengar perkataan Tuan Shim. Hatinya begitu sakit mengingat apa yang sudah dilakukanoleh Appanya dulu tapi meski begitu Seohyun tidak akan pernah bisa membenci Namja paruh baya yang telah membuatnya ada didunia ini.
"Hyunnie," Panggil Marc menarik wajah Seohyun agar menatap kearahnya. Marc tersenyum seraya menggelengkan kepala, melarang air mata yang mungkin sedikit lagi akan jatuh akan tetapi semua terlambat begitu air mata Seohyun jatuh melewati lolos melewati pipinya hingga membuat Marc langsung saja menarik gadis itu kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Disaster (Sudah Di BUKUKAN)
FanfictionBagaimana rasanya jika kesetiaan Dan persahabatan dibalas dengan pengkhianatan...