Part 27

79K 2.7K 80
                                    

Sorry for typo and happy reading guys...

"uh... anak mama haus banget ya" ujar Karin

Karin duduk di samping ayahnya "gimana kabar ayah?" tanya Karin.

"ayah sehat Karin" jawab Pram singkat "akhirnya ayah bisa pangku Vano" ucap Pram tersenyum tipis...

"aku bahagia bisa lihat kebersamaan ini yah" ujar Karin tersenyum tipis.

"apa lagi ayah bisa kumpul bareng kayak gini" jawab Pram.

Raina datang dan duduk disamping Karin.

"uluh-uluh cucu oma, haus banget ya" ujar nya melihat Vano dengan rakus meminum susu di botolnya.

"ada sesuatu yang ingin saya bicarakan sama kamu Raina" ujar Pram tiba-tiba.

"sesuatu apa?" tanya Raina

Karin tau maksud dari perbincangan kedua orang tuanya itu, ia mengambil  Vano dari pangkuan Pram dan pergi dari ruang tamu.

"Vano ikut mama ya" ucapnya menggendong putranya.

Karin pergi menuju ke kamar. Di ruang tamu Pram berbicara dengan serius denga Raina.
Pram duduk mendekat kepada Raina.

"Raina" ujar Pram

"iya, kamu mau bicara apa?"  tanya Raina.

"jawab aku dengan jujur" pinta Pram dan Raina menganggukinya, " apa kamu masih membenciku?" lanjutnya.

Namun Raina hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun.

"aku mohon jawab Raina" pinta nya lagi

Raina mengambil nafas panjang dan menjawab pertanyaan kedua Pram.

"aku.. aku tak membenci kamu Pram, tapi rasa sakit itu... seolah-olah membayangiku" jawab Raina tenang.

"maafkan aku Raina." ujarnya. "aku ingin kita rujuk" ucap Pram membuat lidah Raina kelu untuk menjawabnya.

"...."

"mungkin aku salah bicara" ucap Pram kikuk.

"saya masuk ke kamar dulu" ucap Raina beranjak dari sofa.

Pram hanya memandang punggung Raina yang mulai hilang dari pandangannya.

"bodoh.. harusnya tadi aku jangan bilang dulu" ucapnya termenung..

......

Pukul 08.30, David harus sudah sampai di ruang meeting karena ada rapat penting dengan kliennya dari luar kota.

"huft, Leon mana sih. harusnya dia udah sampai duluan daripada gue... mana berkas nya dibawa lagi" gerutunya.

"selamat pagi pak" sapa seorang klien yang menjabat tangan David.

"pagi pak mari silahkan masuk" ucap nya.

klien David masuk keruangan dan duduk, David yang masih berdiri didepan pintu gelisah menunggu Leon.

"kemana sih  Leon, gak biasanya telat kaya gini" gerutunya yang mengeluarkan ponselnya dari saku.

David menghubungi Leon, namun hanya suara operator yang berbicara.

"shit... kemana sih dia"

tak lama kemudian Leon datang dengan berkas ditanngannya dan ngos-ngosan karena berlari.

David hanya diam melihat Leon ngos-ngosan dan merebut berkas-berkas di tangan Leon.

Leon melihat kekesalan di wajah David, ia tau saat ini bos nya itu marah padanya. Tanpa banyak kata, Leon menyusul ke ruang meeting.

Wife Hurt✔ (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang