Part 20

84.9K 2.8K 42
                                    

Sorry for typo

Hari ini Nanda bersiap untuk pergi ke kota Malang untuk menyusul besan dan menantunya itu. Perasaan wanita paruh baya itu tak menentu, sedikit sungkan pada menatu dan besannya karena ulah anak semata wayangnya yang tak tau diuntung itu. Mengingat tentang David hanya membuat Nanda semakin jengkel padanya.

Nanda sudah siap dengan tas jinjingnya yang mewah. Ia menuju dapur untuk menghampiri asisten rumah tangganya di dapur.

"Mbok, saya mau pergi ke luar kota. Mbok jaga rumah ya" pesan Nanda pada mbok Darmi.

"Iya nyonya" jawab mbok Darmi mengangguk.

Sebelum Nanda meninggalkan rumahnya, Ia mengirim pesan kepada Raina untuk menanyakan alamat rumah yang tengah di tempati oleh Karin.
'Tolong kamu kirim alamatmu' isi pesan singkatnya.

•jalan anggrek 1• balas Raina.

Setelah mendapat balasan dari Raina, Nanda bergegas pergi dari rumahnya menuju alamat yang dikirim oleh besannya itu.

***
Siang hari, Nanda sudah sampai di rumah sederhana milik Karin. Ia menarik napas berkali-kali untuk menstabilkan kegugupannya. Entahlah Ia merasa gugup saat ini.

Nanda mengetuk pintu beberapa kali seraya mengucapkan salam. Di ketukan ketiga, pintu terbuka. Menampilkan sosok Karin dengan balutan daster rumahan yang longgar.

"Assalamualaikum" ucap Nanda mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam" jawab Karin membuka pintu, Ia tampak kaget melihat mertuanya ada di sini. Tau dari mana mertuanya ini jika dirinya ada di sini.

"Ma.. ma.." ucap Karin, tenggorokannya tercekat dan sulit menegak salivanya. "Mama kok ada disini?" tanya Karin mengernyitkan keningnya.

"Mama tau dari bunda kamu sayang. Maafin mama ya nak" ucap Nanda memeluk Karin.

"Mari masuk ma" Karin mengajak Raina masuk kedalam rumahnya. "silahkan duduk ma. sebentar Karin panggil bunda" Karin beranjak dari sana untuk memanggil Raina yang tengah berada di dapur.

Nanda duduk di sofa, sementara itu Karin memanggil bundanya yang ada di dapur.

"Bun, mama Nanda ada di depan" ucap Karin lirih.

"Jadi Nanda sudah sampai disini?" tanya nya.

"Kenapa bunda kasih tahu mama? bagaimana kalau mas David tahu aku ada disini?" ucap Karin dengan nada takut.

"Kamu tenang saja nak, Bunda sudah beri tahu pada mertua kamu agar ia tak memberi tahu David." ucap nya mengelus bahu Karin.

"Iya bun, kalau begitu mari kita kedepan gak enak mama udah nunggu" ucap Karin berlalu dari dapur.

Raina memasukkan kantong teh ke dalam cangkir lalu menyeduhnya dengan air panas. Ia membawanya untuk Nanda.

"Nanda" sapa Raina yang menaruh secangkir teh di meja.

"Raina" ucap Nanda berdiri dan memeluk Raina.

Mereka bertiga duduk dan berbincang perihal kehamilan Karin. Nanda amat bahagia, Ia meneteskan air matanya menatap sang menantu.

"Raina saya minta maaf atas apa yang telah dilakukan oleh anak saya terhadap Karin" sesal Nanda.

"Sejujurnya, aku sangat kecewa dengan anak mu Nan" jawab Raina lirih

"Karin, maafin mama ya nak.." ucapnya menatap Karin.

"Mama gak usah minta maaf begitu sama Karin, mama gak salah kok" tangan Karin mengelus tangan mertuanya itu.

Wife Hurt✔ (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang