Part 31

69.2K 2.1K 40
                                    

happy reading guys...
sorry for typo.

Kini mereka telah berada di ruang rawat inap Karin. Vano berlari menuju mamanya, KarinP mengecup wajah anaknya itu dengan gemas.

"ma, Karin nanti sore sudah boleh pulang" ujar Karin mengelus rambut Vano.

"syukurlah kalau begitu" ucap Raina senang.

"bun, mama gak kasih tau ayah kan tentang Karin?" tanya Karin memicingkan matanya.

"maaf, Rin bunda udah kasih tau ayah kamu dan mungkin nanti sore dia akan datang" jawab Raina .

"ayah?" tanya David bingung.

"iya mas... ayah aku" ujar Karin tersenyum tipis.

"bukannya ayah kamu udah meninggal?" tanya David menautkan kedua alisnya.

"nanti kamu akan tau sendiri mas" jawab Karin.

Kini terlihat Raina membereskan barang-barang milik Karin. Karin sudah terlihat sehat dari sebelumnya.

"sudah siap pulang?" tanya David.

"sudah dong" ujar Karin tersenyum tipis.

"ma,Ano endong mama ja" ucap Vano mendekati Karin.

"Vano sama papa aja, mama kan lagi sakit lihat kepala mama lagi di perban" ujar David menunjuk dahi Karin..

Karin tersenyum ke arah Vano, Vano mengangguk bahwa ia mau di gendong oleh David.

Kini mereka berada di mobil menuju perjalanan pulang ke rumah Karin.
Sesampainya di rumah, Karin melihat mobil ayahnya yang sudah terparkir di halaman.

"mobil ayah" gumam Karin.

"ayo kita masuk" ujar Raina.

Pram yang duduk di ruang tamu lalu menyambut kedatangan mereka. David melihat Param, tubuhnya menegang kaku bukankah dia salah satu kliennya.

"Pak Pram" ujar David.

"anda kok di sini" ucap Pram

"saya menemani istri saya" jawab David.

"cih.. istri? anda itu suami macam apa ha? apa anda belum puas menyakiti putri saya lagi?" ujar Pram penuh amarah.

"putri? jadi Karin putri bapak?" tanya David tak percaya.

"ya Karin putri saya!" ujar Pram.

Mereka semua duduk di sofa.

"apa kamu ingat? tender pada waktu itu? sejujurnya saya ingin membatalkannya agar kamu dan perusahaanmu bangkrut. Tapi Karin melarang saya untuk melakukan hal itu." lanjut Pram masih dengan emosi.

"maafkan saya pak, saya khilaf melakukan semua ini ke Karin. karena saya dulu belum mencintai Karin, tapi sekarang saya sangat mencintai Karin pak. saya janji kepada kalian semua saya tidak akan menyakiti Karin lagi dan saya tidak akan membuatnya meneteskan air matanya, kecuali air mata bahagia" ujar David lantang di hadapan mereka.

"Ayah sudah" ujar Karin mengelus bahu Pram.

"kenapa kamu mudah memaafkan dia nak?" tanya Pram.

"karena ini dan Vano" ujarnya menunjuk dadanya dan Vano. "semua orang berhak mendapat kesempatan kedua yah" lanjut Karin tersenyum tipis.

"terima kasih Rin, aku janji gak akan ngulangin kesalahan itu untuk yang ke dua kalinya" ucap David.

"mau endong opa" ujar Vano tiba-tiba.

"sama oma aja, oma kangen sama kamu" ujar Raina, Vano menggeleng.

"Ano angen opa" kekeh Vano. Raina berjalan ke arah Pram.

Wife Hurt✔ (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang