Part 14 ✔

76.7K 2.8K 78
                                    

Di lain tempat.....

Hari ini bunda Karin berbelanja kebutuhan pokoknya di supermarket. Tanpa sengaja ia bertemu dengan besannya dan mengobrol sejenak.

"Mbak Nanda?.. bagaimana kabar mbak, sudah lama kita tidak bertemu" ucap Raina.

"Eh... mbak Raina... alhamdulillah kabar saya baik.... bagaimana kabar mbak?" Tanya Nanda.

"Saya juga baik. Oh ya udah lama saya tidak bertemu dengan David dan Karin. Saya jadi kangen deh."

Pertanyaan Raina membuat Nanda bungkam.

"Apa dia tak tau tentang masalah yang terjadi pada Karin dan David? Aku harap dia memang benar-benar tak tahu.. jika dia tahu, aku jadi merasa tak enak" gumamnya dalam hati.

"Lo kenapa diam saja.. mbak Nanda" tanya Raina

"Ah.. enggak kok.. jelas dong hubungan mereka baik-baik saja. Mereka adalah pasangan yang sangat ideal." Jawab Nanda

"Iya.. saya sangat bahagia melihat mereka berdua bersatu. Semoga kita segera memiliki cucu ya" ucap Raina antusias. Cucu, pasti senang memilikinya, apalagi di umur yang sudah tidak muda lagi.

"Apa dia juga gak tahu kalau Karin lagi hamil... apa Karin tak memberitahunya?" Batin Nanda berkecamuk.

"Aamiin.. semoga aja" jawab Nanda mengangguk.

Setelah mereka berbincang-bincang, Nanda berpamitan untuk pergi terlebih dahulu..

"Oh...ya saya permisi dulu ya.. soalnya saya ada urusan" pamitnya.

"Iya.. hati-hati ya" pesannya. "aneh sekali sikap Nanda" batinnya

Setelah Nanda pergi, Raina kembali melanjutkan berbelanja.

***

Di dalam mobil, Nanda masih tidak habis fikir dengan kelakuan anak semata wayangnya itu. Benar-benar membuatnya malu, Ia seperti tak bisa mendidiknya.

"Aku harus segera temui David. Aku gak mau kehilangan menantu kesayanganku" tekad Nanda, Ia amat menyayangi Karin.

Nanda mengemudikan mobilnya ke arah kantor David.

Nanda memasuki ruangan putranya itu dengan emosi yang meluap-luap.

saat membuka pintu ruangan David, betapa terkejutnya Nanda menyaksikan percumbuan David dan Fika. Bahkan kancing baju David sudah terbuka.

"David! Fika! hentikan apa yang sedang kalian lakukan" teriak Nanda. Dasar gila, memalukan sekali.

Mereka berdua terkesiap mendengar teriakan Nanda dan Fika turun dari pangkuan David.

"ma... ma". "mama kenapa ada disini?" tanya David seraya mengancingkan bajunya.

"Mama rasa pertanyaan yang tidak bebobot" remehnya. "dan kamu Fika! dimana harga diri kamu sebagai wanita? apa kamu tak punya malu? julukan apa yang pantas buat wanita rendahan seperti kamu ha.. apakah kata pelakor cocok buat kamu ataukah jalang?" sindiran Nanda membuat wajah Fika menahan amarah.

"Cukup ma! mama jangan menghina Fika..
dia bukan pelakor, David cinta sama Fika." David tak terima jika Fika menjadi hinaan mamanya.

"David, kamu memang bodoh dalam hal percintaan, wanita seperti ular ini yang akan kamu pertahankan dan membuang istri kamu yang sangat baik itu?. Memang bodoh". cerca Nanda.

"Ibaratnya kamu itu udah buang berlian yang berharga dan malah memungut kerikil jalanan ini. Bodoh banget kamu itu, jadi rugi mama kuliahin kamu tinggi-tinggi" ucap Nanda dengan melirik Fika yang diam. Ia tau jika wanita ular itu tengah meredam amarahnya.

Wife Hurt✔ (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang