Part 37 - End

71.1K 1.6K 52
                                    

Happy reading readersku:*


2 bulan kemudian.......

Karin terbangun saat saura kumandang adzan subuh, ia menyingkap selimut yang menutupi sekujur tubuhnya. Karin menatap lekat wajah polos suaminya yang tertidur pulas, Karin masih tidak menyangka tentang kebahagiaan ini. Ia sangat beryukur kepada Allah karena melimpahkan kebahagiaan kepadanya..

Karin membangunkan David dengan menepuk pelan lengan kekar suaminya itu, namun David masih saja belum membuka matanya.

"Lebih baik aku mandi dulu aja" gumamnya seraya beranjak dari kasur.

Setelah mandi, Karin kembali mendekati David yang masih tidur. Ia berdecak sebal pada suaminya.

"Mas bangun dong, udah subuh loh. Ayo kita solat" Karin mengguncangkan bahu David dengan kencang.

"Engh" lenguh David, namun tak lama kemudian ia membuka matanya. David melihat istrinya yang sudah menggunakan mukenanya.

"Bangun gih, sudah subuh ayo solat" ajak Karin.

"Iya tapi aku mandi dulu" ujar David setelah menyingkap selimut tebal itu, tanpa banyak kata kaki David menuju ke kamar mandi.

"Iya biar aku yang siapin sajadahnya" ucap Karin seraya membentang kedua sajadah di lantai.

****
Sekarang waktunya Karin membangunkan putra semata wayangnya itu. Karin tersenyum simpul saat melihat anaknya yang pulas tertidur itu.

"Anak mama ayo bangun, udah pagi loh" Karin mengelus rambut Vano dengan lembut.

"Vano... ayo bangun udah di tunggu sama papa untuk sarapan" ujar Karin lagi.

"Engh.. ma ini udah pagi ya?" tanya Vano mengucek kedua matanya.

"Iya sayang, tuh lihat mataharinya aja terang" Karin menunjuk cahaya matahari yang masuk lewat celah gordeng.

"Ya udah, Vano bangun deh"..

Karin menggandeng Vano menuruni anak tangga satu-persatu. Vano melihat papanya yang sudah duduk di meja makan dengan koran yang ada di tangannya.

"Papa" teriak Vano yang masih berada di tangga.

David menoleh saat teriakan Vano memanggilnya, David tersenyum tipis kepada putranya itu. Saat di tangga terakhir, Vano berlari kearah David.

"Wah, anak papa udah mandi wangi lagi" ujar David seraya mendudukan anaknya di kursi yang berada disampingnya.

"Ya dong pa, Vano halus selalu wangi dan tampan" jawab Vano yang membuat Karin dan David terkekeh. Masih kecil sudah mempunyai kepedean tingkat dewa. Hadeh Vano...

"Uluh.. uluh pd banget anak mama.. tapi Vano emang ganteng kok.. papa aja kalah" ucap Karin seraya melirik kearah David.

"Jadi aku nggak ganteng?" tanya David merajuk.

"Benel ma, papa kalah ganteng dali aku" celetuk Vano yang membuat Karin menahan tanwanya.

"Vano, kamu makin ganteng kalau bisa ucapin huruf 'r' bukan 'l' " sindir David tak mau kalah dari Vano.

"Bialin Vano gak bisa ngomong huluf 'l' yang penting aku ganteng... wlek" ujar Vano menjulurkan lidahnya.

"Udah udah, kalian berdua itu sama gantengnya liat wajah kalian itu mirip. Sekarang sarapan" ujar Karin menengahi bapak dan anak yang tidak mau mengalah perihat tentang kegantengannya.

Setelah kepergian David ke kantor, tinggalah mereka di rumah. Vano yang sudah asyik menonton kartun bocak kembar botak itu dengan mengemil keripik bayam buatan mamanya.

Wife Hurt✔ (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang