Seperti apa yang di bilang dokter Sheila, hari ini Karin sudah boleh pulang.
"Sayang ayo pulang" Pram akan mengantar Karin pulang. Raina hanya diam melihat tingkah Pram.
"Iya, yah" jawab Karin tersenyum.
"Ayo Karin" Raina membantu Karin turun dari brankar.
Mereka bertiga meninggalkan ruang rawat inap Karin. saat berjalan menuju lobi rumah sakit, tanpa sengaja mereka bertemu dengan Dr.Revan.
"Loh Karin, kamu ada di sini? kamu sakit?" tanya Revan dengan nada khawatir.
"Hanya sedikit saja dok" jawabnya tersenyum. "kami permisi dulu ya dok" pamitnya pada Revan.
"Mari dok" sapa Raina
"Iya tante" jawab Revan.
Mobil Pram sudah siap di depan lobi. seorang supir membukakan pintu untuk mereka.
"Terima kasih pak" ucap Karin. supir itu tersenyum, ia merasa baru kali ini ada majikan yang sangat ramah seperti anak dari tuan nya itu.
Mobil itu melaju meninggalkan pelataran rumah sakit. Hanya keheningan yang menyelimuti mereka.
Karin, Raina dan Pram turun dari mobil. Raina berjalan dulu membuka pintu rumahnya yang dikunci.
"Ayo masuk" pinta Raina.
Pram dan Karin masuk kedalam lalu duduk di sofa. setelah Raina meletakkan barang-barangnya, ia pun ikut bergabung bersama Karin dan Pram.
"Kamu gak istirahat di kamar saja?" tawar Raina.
"Nggak ah bun, Karin disini saja sama ayah" jawabnya melihat ke arah Pram, Pram pun tersenyum melihat tingkah anak yang ia rindukan selama ini.
"Karin, ayah mau bicara sesuatu kepada kamu nak" ucapnya serius.
"Iya silahkan yah, Karin dengarkan kok" jawabnya.
"apa benar suami kamu David Bratawijaya? pemilik perusahaan Bratawijaya Company?" tanyanya pada Karin. Karin diam sepersekian detik. Dari mana ayahnya tahu tentang David?
"Iy.. iya yah ayah kok tahu?" tanya nya balik dengan gugup.
"Ia adalah salah satu klien ayah" jawab nya singkat."kenapa dia tega sakitin kamu? apa salahnya kamu sampai kamu tak pernah dianggap? dan bayi kamu juga tidak diakuinya kan?" tanyanya sakratis.
"Ayah.. ayah tau semuanya dari mana?" tanya Karin sudah meloloskan air matanya.
"Kamu gak usah nangis nak, ayah akan balas semua perlakuannya selama ini ke kamu. ayah akan memutuskan semua hubungan kerja dengannya. itu semua akan berdampak buruk bagi perusahaannya" ucap Pram membuat Karin menggelengkan kepalanya pelan.
"Ayah Karin mohon sama ayah, ayah jangan lakuin hal itu. ini semua sudah menjadi takdir Karin" pinta Karin pada Pram.
"Tapi nak"
"Tapi ucapan ayah kamu benar Karin, kamu gak bisa terus disakitin sama David" ucap bundanya membenarkan ucapan Pram.
"Bun, Karin mohon bagaimanapun juga Mas David adalah suami Karin" ucap Karin terisak menatap bundanya.
"Apa kamu mencintai David?" tanya bundanya.
"Jujur Karin mencintainya, sejak dia mengucapkan ijab qobul waktu itu" jawab Karin.
"andai saja bunda tak menjodohkanmu dengan David" sesal bundanya.
"Bunda gak boleh ngomong seperti itu mungkin Mas David sudah menjadi jodoh Karin dan apa yang sudah dipersatukan oleh Allah kita tak boleh memisahkannya" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife Hurt✔ (Proses Revisi)
Roman d'amourCerita pertama🤗 Radak absurd, mohon maklum yah😌 Pernikahan terpaksa antara Karin dan David. Pernikahan yang tidak ada canda dan tawa di dalamnya. Pernikahan tidak bahagia yang menjadi sebuah 'Hurt'. Langsung part 1 ya:)