Seorang wanita berusia dua puluh delapan tahun sedang berbincang dengan rekan kerjanya via telepon. Saat tiba di tengah perbincangan, tiba-tiba saja terdengar sebuah lengkingan suara yang berasal dari kamar sang anak. Tentu saja hal itu membuatnya kaget, dan akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan perbincangannya sejenak dan pergi ke kamar sang anak.
"Nana?" ucap wanita itu kaget.
"Mama!" seru sang gadis kecil berusia lima tahun itu. Matanya memerah, begitu juga dengan wajahnya.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya wanita itu seraya mengambil alih anaknya dari ubin. Ia menggendong bocah manis itu dan memeluknya erat. Hatinya serasa bergetar kala ia melihat anaknya menangis.
"Kaki Miracle patah..." rengek si gadis.
"Apa?"
"Patah, Mama. Nana mau boneka barbie baru.. beliin, ya, Ma?" ucap si gadis merajuk.
"Beliin? Ya nanti ya? Mama masih banyak urusan, sayang. Apa mau beli sama Bi Ijah? Kamu beli sama Bi Ijah sama Kang Dudung, ya?"
"Nggak mau! Nana nggak mau. Nana maunya naik mobil sama Mama aja."
"Tapi Mama masih banyak kerjaan, Nana. Tuh, Mama aja tadi berhenti teleponan sama temen Mama. Nanti, ya? Janji deh. Pasti kita berdua naik mobil ke toko mainan untuk gantikan Miracle. Ya?"
Gadis itu menggeleng, ia memasang tampang cemberut, "Nggak mau! Maunya sama Mama!"
Wanita itu terkekeh, "Iya tapi Mama masih banyak kerjaan, tuh. Gimana, dong? Nanti sore aja, ya?"
"Nggak mau, Mama! Maunya sekarang sama Mama! Ayo pergi... ayo.." Dalam pelukan sang ibu, gadis imut itu memukul-mukul punggung sang ibu. Ia nampaknya sungguh ingin pergi sekarang bersama wanita yang telah melahirkannya.
Wanita itu terlihat berdecak. Kalau ia pergi bersama anaknya sekarang, itu akan membuat rekan kerjanya menunggunya terlalu lama—hal itu bisa membahayakan kelangsungan proyek yang kantornya sedang kerjakan. Tapi, hatinya juga tidak bisa menolak bahwasanya ia sangat ingin menemani sang anak membeli boneka barbie baru.
"Ayo, mama.. ayo. Nana mau sekarang. Ayo..."
"Mm... ya udah, ya udah. Kita pergi sekarang, ya? Ayo ganti pakaian kamu, Mama tunggu di ruang tamu, oke?"
"Oke!"
✨✨✨
Mobil sedan berwarna putih itu menancap gas begitu cepat di jalanan yang sedang sepi. Si pengendara tentu saja tak mau kehilangan kesempatan. Sebisa mungkin ia bergerak cepat agar bisa merangkap dua pekerjaan sekaligus. Karena sehabis mengantarkan sang anak membeli mainan, dirinya harus segera pergi ke kantor.
Namun, sepertinya sepinya jalanan juga dimanfaatkan oleh sebuah truk besar berwarna kuning itu. Semuanya hilang, sepi, buram, tak terduga. Jauh diluar jangkauan manusia. Wanita itu kehilangan kendali, ia lupa bahwa ada dua nyawa yang seharusnya tak hilang dengan cara bodoh seperti ini.
Nahas, menghindari truk kuning itu, si wanita membanting stir hingga mobil kesayangannya menabrak batang pohon beringin yang ada di pinggir jalan.
Dan dalam sekejap semuanya berubah!
✨✨✨
"Karina, sedang apa kamu, Nak?" Papa membuyarkan lamunanku perihal kejadian dua belas tahun lalu. Aku mengusap air mataku, membalik kursi roda dan melajukannya mendekati papa.
"Sayang?" ucap papa saat melihat mataku yang berwarna kemerahan itu. Ya, aku memang habis menangis—habis mengusap air matanya pula. Aku hanya mengulum senyum membalas kekagetan papa.
![](https://img.wattpad.com/cover/134757042-288-k731658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVAR
Novela JuvenilKarina Latisha adalah seorang gadis tuna daksa yang ingin merasakan indahnya dunia remaja. Memberanikan diri untuk bersekolah di sebuah sekolah swasta, ia bertemu dengan sosok Gazlan Samudera yang memiliki pesona bak Dewa Yunani. Keduanya punya rasa...