Apakah menghilang sebuah lelucon? Tentu saja tidak.
-Karina Latisha-
✨✨✨
"Lho, Rin? Gazlan mana? Kok sendirian?" Aku lagi-lagi dikagetkan oleh sebuah suara yang tak asing di telingaku. Bella tiba-tiba muncul di hadapanku dengan sebuah pertanyaan. "Bukannya tadi lo berduaan sama Gazlan terus, ya? Sekarang mana anaknya?"
"Iya, nih, Bel. Aku juga nggak tahu Gazlan ada dimana." jawabku apa adanya dengan nada khawatir. Pasalnya sudah sejak tadi Gazlan tidak kembali.
"Lah dia emang gak pamit sama lo? Kok bisa tiba-tiba kepisah, sih?"
"Dia pamit, sih. Dia bilang mau ambil minum. Tapi udah sepuluh menit nggak balik-balik. Aku jadi bingung caranya pulang gimana." kataku sambil senyum cengir. Padahal dalam hatiku aku sungguh cemas. Aku bingung. Dan lagi, masa aku berangkat bersama bersama Gazlan tapi pulang tanpa teman? Papa bisa ngamuk denganku dan juga Gazlan.
"Waduh, gimana dong, ya? Lo berani gak kalau naik gojek atau apa? Gue pesenin deh nggak apa-apa. Ini soalnya acara udah mau selesai, Rin. Tamu gue juga udah pada balik 'kan? Gue juga udah turun dari stage. Gimana? Mm... lo udah coba hubungin Gazlan?"
"Sudah, Bel. Tapi nggak aktif ponselnya. Aku sendiri juga bingung. Kalau naik ojek online gitu, aku nggak berani. Apalagi ini udah malam 'kan."
Bella nampak sedang mengerahkan otaknya untuk berpikir. Namun, hal itu digagalkan oleh suara seorang wanita dengan gaun cantik yang terpakai di tubuhnya. Kalau dari wajahnya, mungkin itu mama Bella. Bella lantas menoleh menghadap ke perempuan itu, "Mama?"
Dan rupanya memang benar. Itu mama Bella.
"Ayo. Kamu udah ditunggu sama papa. Kita mau tutup acara ini." ucap perempuan itu.
"Apa? Tap-tapi, Bella mas—"
"Udah nggak apa-apa. Kamu nemuin papa kamu aja. Lagian aku juga nggak mau ngerepotin kamu." ucapku memotong ucapan Bella.
"Beneran nggak papa?"
Aku menggeleng, "Nggak apa-apa, Bel. Kamu emang nggak seharusnya repot gini. Udah, sana. Udah ditungguin sama mama kamu."
"Ya tapi kamu pulangnya gimana?" tanya Bella. Di nada bicaranya, bisa kudengar nada khawatir terselip disana.
"Udah nggak usah dipikir. Aku bakal coba hubungin Gazlan sekali lagi. Siapa tahu kali ini ponselnya aktif." jawabku dengan raut muka yang sama sekali tak menunjukan kekhawatiran. Barangkali Bella bisa pergi dengan tenang tanpa memikirkan keadaanku. Dan aku sejujurnya juga mengharapkan hal yang sama. Aku harap Gazlan memang sungguh kembali.
"Ya udah kalau gitu. Gue kesana, ya? Sorry nggak bisa nemenin."
"Iya, nggak apa-apa. Sekali lagi makasih ya."
"Nggak usah dipikir kali. Itu 'kan sebagai bentuk kepedulian gue sama lo. Mm.. ya udah kalau gitu. Sampe ketemu besok Senin, ya, Rin. Bye..." Bella melambaikan tangannya kepadaku. Tentu saja aku membalasnya dengan lambaian tangan yang sama dengannya. Setelah itu, Bella berlalu dari hadapanku. Dia menyusul mamanya yang sudah berjalan lebih dahulu.
Sekarang, aku bingung harus melakukan apa. Aku tidak tahu mesti bagaimana. Namun, untuk sekarang, sepertinya aku memang harus mencoba untuk menghubungi Gazlan. Siapa tahu, ponselnya tadi sedang tidak ada sinyal—dan sekarang ponselnya kembali aktif.
Aku mengeluarkan ponselku yang kusimpan di dalam mini-bag milikku. Setelah itu, tak perlu aku menunggu waktu lama, aku mencari kontak Gazlan dan menghubunginya. Tapi hasilnya tetap sama. Nihil. Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif, begitu kata operator menyahut panggilanku. Aku hanya bisa berdecak, kebingungan mencari Gazlan kemana lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/134757042-288-k731658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVAR
Teen FictionKarina Latisha adalah seorang gadis tuna daksa yang ingin merasakan indahnya dunia remaja. Memberanikan diri untuk bersekolah di sebuah sekolah swasta, ia bertemu dengan sosok Gazlan Samudera yang memiliki pesona bak Dewa Yunani. Keduanya punya rasa...