[] 08 []

314 35 14
                                    

Rasanya begitu menggelikan. Aku yang tadi membencimu sekarang justru menginginkanmu
-Elevar-

✨✨✨



"Makasih, ya, udah mau nolongin aku," ucapku parau pada Gazlan yang sekarang berdiri di hadapanku. Aku mendongak, karena tubuhnya menjulang tinggi ke atas alias jangkung. Entah keberapa kali aku melihat mata hijaunya lagi namun tanpa rasa takut sedikitpun.

Dia tersenyum, "Nggak perlu makasih. Ini memang udah jadi tanggung jawab gue. Lo dibuli karena gue."

Aku mengangguk kecil. Rasanya canggung sekali hanya berdua dengannya di depan kelas. Ingin aku segera mengusirnya pergi, tapi aku tidak mungkin melakukannya. Dia sudah menolongku, mana mungkin aku menyuruhnya pergi tanpa sebab—ralat—hanya karena aku malu.

Aku berusaha untuk mengalihkan fokus ke tempat lain, menghindari kontak mata dengannya. Siapa tahu dengan aku tidak mengacuhkannya, dia memilih untuk pergi. Namun nyatanya tidak. Dia justru berjongkok di hadapanku. Membuatku bingung total dengan sikapnya yang mendadak seperti ini.

"Ka-kamu ngapain?" tanyaku gugup. Aku memandang manik matanya dengan sorot bingung. Apa yang mau dia lakukan? Memangnya dia tidak malu berdua dengan gadis lumpuh sepertiku di depan kelas begini? Aku menghembus nafas gusar.

Kebingunganku itu tentu saja dapat ditangkap jelas olehnya. Dia lantas terkekeh—suaranya benar-benar mirip seperti tadi pagi. "Nggak apa-apa. Gue cuma mau temenin lo disini sampai sahabat lo yang pakai kacamata itu dateng." ucapnya renyah.

"Nemenin aku?" Aku menunjuk diriku sendiri.

Dia mengangguk girang, "Iya, temenin cewek cantik macam lo."

Seketika wajahku menjadi panas. Ibarat wajahku sedang ditempelkan di permukaan teflon yang sudah dipanaskan. Ini kenapa, sih? Kenapa juga jantungku ikut berdebar? Aku membuang muka darinya. Tidak mau memperhatikannya lagi.

"Marah?" candanya.

Aku diam, tak memberi respon apa-apa.

"Ya udah kalau marah. Toh, tetep cantik kok wajah lo."

Whoa! Wajahku kembali memanas. Aku merasakan semburat merah itu muncul ke permukaan pipi mulusku. Astaga... aku bahkan geli karena merasa banyak kupu-kupu berterbangan di perutku. Bisakah waktu ini berlangsung cepat saja agar aku tidak terus-terusan dengannya? Aku meraung sebal.

"Gue mau nanya sesuatu."

Aku menolehkan kepalaku ke arahnya, ke area terlarang yang seharusnya tak boleh aku tengok lagi. Tapi apa boleh buat? Aku menaikkan sebelah alisku, pertanda meminta padanya untuk menanyakan hal yang ingin ia tanyakan.

"Kenapa tadi pagi lo menghindar dari gue?"

Deg! Satu pertanyaan itu. Satu pertanyaan yang membuatku bingung harus menjawab apa. Bingung karena aku juga tidak tahu mengapa aku bisa menghindar darinya. Aku takut saat itu, tapi takut untuk apa aku juga tidak tahu. Aku menundukkan kepala. Mencari jawaban yang bisa aku berikan padanya.

"Kenapa? Kenapa menghindar?"

"A-aku... aku..."

"Lo kenapa?"

"Aku nggak tahu," Entahlah, tiga kata itu yang barusan keluar dari mulutku. Aku mengangkat wajahku, kutatap matanya sambil berharap-harap cemas. "Aku nggak tahu kenapa aku bisa menghindar dari kamu. Aku minta maaf." lirihku pelan.

Dia mengernyitkan keningnya, "Lo nggak tahu alasan lo menghindar dari gue? Dan kenapa lo minta maaf?"

"Aku udah nguping pembicaraan kamu sama temen kamu. Aku juga sempat berpikiran negatif sama kamu. Aku menyesal udah lakuin itu. Aku minta maaf. Kamu mau, kan, maafin aku?"

Bodohnya diriku yang mendamba permohonan maaf darinya seperti ini. Tetapi itulah yang keluar dari bibirku. Tidak ada kata-kata yang bisa aku ucapkan selain memohon padanya untuk memaafkanku.

"Iya, gue tahu kalau lo nguping." ucapnya, "Bahkan dari awal gue datang ke parkiran motor itu, gue udah lihat lo."

"Aku minta maaf,"

"Gue nggak jadi ikut acara itu."

"Apa?" Aku membelalakan mataku. Jadi, dia tidak mengikuti acara itu? Kenapa bisa? Apa yang membuatnya tidak jadi ikut acara itu?

"Gue sadar kalau seandainya gue lakuin hal itu, itu bisa membahayakan masa depan gue. Gue nggak mau dan nggak akan pernah mau. Sampai kapanpun."

Aku mengulum bibirku kuat-kuat. Aku tak tahu harus berbuat apa setelah aku tahu bahwa Gazlan tidak jadi ikut acara itu. Antara bahagia atau malah merasa minder. Bahagia karena tandanya masih ada remaja yang mampu menghargai dirinya sendiri. Tetapi juga minder karena aku salah menerka tentang dirinya.

"Terus kenapa kamu menyetujui ajakan temen kamu?"

"Namanya Finn. Dia emang rada nakal dan pecicilan. Itu semua gara-gara gaya hidupnya yang bebas semenjak dia masuk SMA. Dari awal gue udah tolak, kan? But, as always, dia selalu maksa. Akhirnya mau nggak mau gue terima dulu ajakan dia."

"Terus?"

"Tapi gue batalin. Gue bilang ada acara keluarga."

"Kenapa kamu nggak tepat janji?" tanyaku.

"Menurut gue, janji yang perlu ditepatin adalah janji yang bener, gak selewengan kayak janji gue ke dia."

Aku terdiam cukup lama. Pikiranku berkelana. Ternyata dugaanku salah. Aku salah menilainya sebagai orang yang harus aku hindari. Justru... seperti inilah orang yang harus digauli, yang tahu mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Bukan asal trabas.

"Puas, kan, setelah dengar cerita yang sebenarnya? Sekarang gak perlu takut lagi kalau ketemu gue." ledeknya.

"Iyaa..." sahutku.

"Berarti mulai sekarang kita bisa jadi temen, kan?" tanyanya tiba-tiba disertai seringaian kecil. Aku hanya bisa tersenyum simpul kemudian menganggukan kepala walau hati masih ragu. Hening sebentar sampai Gazlan bersuara lagi.

"Temen yang mungkin suatu hari nanti bisa saling jatuh cinta,"

"Temen yang mungkin suatu hari nanti bisa saling jatuh cinta,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yash! Bab 8 akhirnya selesai jugaa...
Seneng banget bisa ramein Wattpad kalian dengan update-an ku.. hahaha.

Baca ya, jangan lupa untuk vote dan comment. Karena... sudah kubilang, vote dan comment dari kalian itu sangat berguna banget buat aku. Bisa bikin mood nulis meledak-ledak. Lebay, ah! Tapi emang serius kok.

Btw, tunggu nanti malem yaa..
Hari ini aku bakal update dua kali.
Moga aja, amin!

ELEVARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang