Have a nice dream, my princess.
-Gazlan Samudra-✨✨✨
"Karina?!" Papa berseru heboh memanggilku. Aku yang sedang bersantai sambil menonton tv itu terkejut bukan main. Bahkan, remote yang ada di tanganku hampir saja aku lempar karena saking kagetnya. Aku melihat Papa berlari ke arahku lalu memelukku dengan erat setelah berhasil mendapatkan diriku.
Aku cukup kaget dengan kelakuan Papa. Karena Papa terlihat seperti orang yang habis kebingungan kesana kemari, lalu, kini telah menemukan apa yang dicarinya. Tapi, sebentar... Berarti maksudnya Papa bingung karena aku?
"Astaga, Karina. Papa cari kamu di sekolah nggak ada. Papa takut banget." ucap Papa disertai kegugupan yang kalau anak zaman sekarang bilang hqq. "Maaf, ya, hape papa kehabisan baterai jadi nggak bisa menghubungi kamu. Papa pikir kamu akan tunggu Papa di sekolah. Tapi ternyata kamu nggak ada di sekolah. Kamu pulang sama siapa?" tanya Papa khawatir.
Tentu saja Gazlan! Gazlan yang mengantarku, Pa! seruku dalam hati.
"Nggak apa-apa, Pa. Karina ngerti Papa lagi banyak tugas. Iya, kalau nggak ada Gazlan, mungkin Karina akan terus di sekolah. Tapi untungnya ada Gazlan yang mau antarin Karina sampai ke rumah dengan selamat."
"Gazlan?"
Aku mengangguk, "Iya, Pa,"
Papa menjauhkan tubuhnya dariku. Beliau memilih duduk di sofa yang ada di sebelah kursi rodaku. Perlahan tapi pasti, Papa mulai menaruh tatapan curiga padaku. Aku jadi parno sendiri, tapi aku tidak bisa menyalahkan Papa. Aku ini, kan, anak perempuan jadi wajar saja Papa bersikap seperti itu.
"Papa tenang saja. Dia hanya teman Karina, kok, Pa. Papa nggak perlu khawatir." kataku sambil tersenyum.
"Benar hanya teman?" Papa menaikkan sebelah alisnya.
"Iya, Papa." jawabku.
"Bolehkah Papa bertemu dengan dia?"
Hah? Bertemu? Aku melebarkan mataku, memandang Papa dengan takjub. Papa ingin bertemu dengan Gazlan? Untuk apa? Jangan bilang Papa ingin mengancam Gazlan dan menyuruh Gazlan untuk jauh-jauh dariku? Astaga, aku tidak siap untuk itu! Sebentar, apa yang sedang aku pikirkan?
"Karina?" panggil Papa membuyarkan lamunanku.
"Eh, iya iya. Boleh, kok, Pa."
"Kapan Papa bisa bertemu dengan dia?" tanya Papa.
"Ya nanti Karina coba tanya ke dia. Tapi... emangnya kenapa Papa mau ketemu sama dia?" tanyaku dengan sangat hati-hati.
Papa tertawa, "Ada urusan penting."
Jantungku ingin meledak saja rasanya. Ini, tuh, seperti kisah di novel-novel romantis yang aku baca. Seorang ayah tidak suka jika anaknya berteman dengan orang asing. Kemudian, yang terjadi adalah ayah tersebut meminta teman sang anak untuk menjauhi anak gadisnya. Aku rasa... aku tidak siap jika itu semua terjadi.
"Pa, tapi Papa nggak akan marahin dia, kan? Emangnya urusan penting apa, sih? Karina nggak boleh tahu, ya?" Aku berusaha menyembunyikan kekhawatiranku di dalam sana, tidak mau ketahuan kalau sebenarnya aku sedang spot jantung.
"Ya intinya ada urusan penting," jawab Papa santai. Justru, aku melihat Papa malah menyeringai.
"Urusan apa, sih?"
"Memangnya kenapa kalau kamu tahu? Kamu ingin memberitahu dia supaya jangan ketemu Papa? Kamu khawatir Papa marah-marah sama dia? Sepeduli itu kamu dengannya? Memangnya dia lebih tampan dari Papa? Atau... kamu sedang jatuh cinta padanya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVAR
Genç KurguKarina Latisha adalah seorang gadis tuna daksa yang ingin merasakan indahnya dunia remaja. Memberanikan diri untuk bersekolah di sebuah sekolah swasta, ia bertemu dengan sosok Gazlan Samudera yang memiliki pesona bak Dewa Yunani. Keduanya punya rasa...