Prolog.
Kenyataannya sebuah persahabatan antara dua pria dengan satu wanita, hanyalah sebongkah batu bara yang mudah terbakar.
Persahabatan yang sudah berlangsung hampir dua puluh tahun lamanya, bisa saja hancur lebur hanya karena soal perasaan.
Ber...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semenjak Sehun mengucapkan kata-kata itu, Seulgi mulai menjaga jarak antara dirinya dengan pria tampan tersebut. Sebetulnya penyebabnya bukan hanya karena ucapan Sehun saja, tetapi juga bagaimana cara dia menatap kedua mata Seulgi yang sangat berbeda dari biasanya. Seakan tersirat sebuah arti didalam sana yang masih belum Seulgi ketahui pasti.
Seulgi sendiri adalah seorang gadis dengan indera perasa yang sangat peka. Dengan sekejap dia bisa mengetahui siapa saja orang yang suka atau tidak suka dengannya. Dan kali ini, Seulgi merasa ada yang berbeda dengan Sehun.
Ngomong-ngomong Seulgi menyingkirkan dulu sejenak prasangka anehnya terhadap Sehun, karena dia beserta seluruh siswa sekolah tingkat akhir sedang disibukan persiapan pesta kelulusan yang mana akan berlangsung hari esok.
Ditengah keramaian orang-orang yang sedang berdebat tentang dekorasi. Terdapat tiga sekawan yang malah asik bersantai. Siapa lagi kalau bukan Sehun, Seulgi, dan Kyung Soo, mereka bertiga sama-sama malas ikut berpartisipasi dalam membantu dekorasi untuk pesta nanti. Bahkan Sehun sampai tertidur pulas dipojok ruangan berkat angin semiriwing dari sela-sela pentilasi yang seakan sedang membelai lembut wajahnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul delapan malam, dekorasi sudah sepenuhnya tertata rapih dan satu persatu orang-orang mulai meninggalkan ruang aula tersebut.
"Gi, tolong aku.. sepertinya kakiku kesemutan" Kyung Soo meminta bantuan Seulgi. Sehun yang kala itu baru terbangun dari tidurnya dengan sergap bak seorang tentara, mengambil alih peranan Seulgi untuk menolong Kyung Soo. "Biar aku, biar aku saja!" Dengan semangat membara Sehun menarik lengan Kyung Soo sampai temannya itu dapat berdiri dengan sempurna.
Setelah itu, mereka bertiga pun pulang. Bersama-sama berjalan menelusuri rumah masing-masing yang tak begitu jauh jaraknya dari sekolah.
"Jadi besok malam kalian akan pergi kepesta dengan siapa?" Tanya Seulgi ditengah-tengah nikmatnya menjilat ice cream cokelat.
"Memang harusnya mengajak siapa?" Kyung Soo bertanya balik.
"Loh, memang kau tidak tahu? Pesta kelulusan kan harus mengajak pasangan untuk berdansa"
Mendengar jawaban itu, Kyung Soo sampai tersedak akan lelehan ice cream yang menyekat dikerongkongan-nya. Kyung Soo menggeleng-geleng kala mengingat dirinya tidak suka dengan hal semacam itu.
apa tadi kata Seulgi barusan? Dansa? Pasangan?
Oh sungguh Kyung Soo sangat bergidik mendengarnya. "Aku tidak akan datang" kata pria bermata tajam itu sudah pasti.
"Aku juga. Pasangan apanya? Aku tidak punya pasangan" Sehunpun sepertinya akan mengikuti jejak Kyung Soo yang tidak akan pergi ke pesta itu. Sebenarnya banyak sekali surat-surat kecil yang masuk kedalam loker Sehun beberapa hari terakhir ini dari para wanita disekolah yang ingin menjadi pasangannya dimalam pesta kelulusan. Tapi bocah itu tidak tertarik sama sekali untuk membaca isi pesan tersebut. Bahkan memegangnya saja tidak, dia membiarkan begitu saja kertas-kertas berwarna menghiasi lokernya.