15

221 41 2
                                    

Kedatangan Sehun disambut sebuah kertas putih yang tertata rapih diatas meja.
Kertas itu berhasil menyita perhatian Sehun sehingga dia mengambil lalu mulai membaca isinya.

Please Join Us To Celebrate Our Wedding

Kang Seulgi & Do Kyung Soo


Tulisan tersebut membuat Sehun berpikir keras tentang apa saja yang sudah terjadi selama ia tak ada disini.
Bagaimana bisa sebuah undangan pernikahan tercetak atas nama kedua sahabatnya.
Sejuta tanda tanya pun mengerubungi Sehun yang masih tetap membacanya.

Hati Sehun terasa seperti disayat-sayat, karena membaca sepucuk kertas itu dia tiba-tiba menitihkan air mata.
Sehun bukan tipe orang yang melankolis, tapi untuk kali ini-- dia sendiri tidak menyadari jika matanya ternyata sudah menjatuhkan bulir bening dan tak ada niatan bagi Sehun untuk menghapusnya.

"Eomma dari mana kau mendapatkan ini?" Sehun menunjukan benda putih itu pada ibunya.

Nyonya Oh menghampiri Sehun dan beliau ikut terhanyut dalam kesedihan anaknya yang baru saja tiba itu, meskipun Nyonya Oh belum tahu pasti apa penyebab Sehun menangis.
Lantas Nyonya Oh menjawab jika ibu Seulgi sendiri yang memberikan langsung padanya.

Sungguh jawaban itu sangat mengiris hati Sehun, perasaannya hancur seketika saat mengetahui jika pernikahan kedua sahabatnya benar nyata adanya. Seketika ingatan Sehun berputar, mengingatkannya pada malam dimana ia bertengkar dengan Kyung Soo. Ternyata pria itu sungguh-sungguh dengan perkataannya jika akan menjadikan Seulgi sebagai pendampingnya.

Detik itu juga Sehun menutup rapat-rapat wajahnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Sehun terisak, mengingat betapa memalukan dirinya sampai saat ini. Kegigihan perjuangan cinta Sehun terhadap Seulgi yang bertahan begitu lama, ternyata berakhir sia-sia dan tak lagi ada kesempatan untuk Sehun memilikinya.

Dari gelapnya langit malam sampai kini langit bercahaya, kedua mata Sehun tetap setia tertuju pada sebuah figura yang berisikan foto Sehun dan kedua sahabatnya dari masa ke masa.

Dari gelapnya langit malam sampai kini langit bercahaya, kedua mata Sehun tetap setia tertuju pada sebuah figura yang berisikan foto Sehun dan kedua sahabatnya dari masa ke masa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak hal yang telah dilalui bersama-sama, mereka selalu ada dan setia menemani.
Tapi mengapa hubungan persahabatan menjadi tak berharga jika dikaitkan dengan cinta?
Jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan?

Semalaman Sehun tidak tidur, yang ia lalukan hanya berdiam diri diatas kursi sembari melihat foto dihadapannya.
Kekosongan melanda otak maupun benak Sehun, dia tidak bisa memikirkan apapun sangking terluka hatinya.
Sehun tidak pernah menyangka jika semua akan berakhir seperti ini, hilang sudah semua harapannya.

Jadi apa yang harus aku lakukan?
Haruskah aku menenggelamkan diri disungai han?

Sehun malah tersenyum remeh akan pertanyaan yang keluar dari dalam hatinya.
Rasanya dia sudah tidak normal lagi, seharusnya Sehun menangis sejadi-jadinya karena mendapatkan luka yang mendalam , tapi apa? Dia malah tersenyum brengsek karena pertanyaannya sendiri.

For over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang